Logo
>

Investor Cemas, The Fed Didesak Cepat Turunkan Suku Bunga

Ditulis oleh KabarBursa.com
Investor Cemas, The Fed Didesak Cepat Turunkan Suku Bunga

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Reli besar-besaran di pasar Obligasi AS senilai USD27 triliun mengurangi kecemasan bahwa ekonomi AS sedang menuju resesi, dan mendorong spekulasi bahwa Bank Sentral AS, The Fed, akan segera menurunkan suku bunga secara agresif.

    Pada Senin 5 Agustus 2024, utang pemerintah AS meningkat, dengan imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor dua tahun yang sangat sensitif terhadap kebijakan moneter berada di bawah imbal hasil obligasi tenor 10 tahun untuk pertama kalinya. Normalisasi singkat ini mengindikasikan bahwa kekhawatiran akan pertumbuhan ekonomi AS meningkatkan ekspektasi pemangkasan suku bunga besar-besaran pada September atau lebih cepat.

    The Fed kini mungkin menyadari kesalahan mereka minggu lalu dengan mempertahankan suku bunga di level tertinggi dalam dua dekade terakhir, ujar Campbell Harvey, ekonom yang mengembangkan teori hubungan antara kurva imbal hasil dan pertumbuhan ekonomi.

    Harga obligasi stabil pada hari perdagangan Senin 5 Agustus 2024. Obligasi jangka pendek ditutup dengan kenaikan imbal hasil, sehingga kurva kembali terbalik karena imbal hasil obligasi jangka panjang turun sedikit. Dalam seminggu terakhir, imbal hasil obligasi dua tahun turun lebih dari 70 basis poin ke titik terendah 3,65 persen pada Senin, dibandingkan titik tertinggi tahun ini sebesar 5,04 persen pada akhir April. Sementara itu, imbal hasil obligasi 10 tahun turun ke 3,67 persen.

    Para trader swap memperkirakan suku bunga akan dipangkas setidaknya 1,25 persen pada 2024, dengan probabilitas sebesar 16 persen bahwa The Fed akan melakukan pemangkasan suku bunga darurat dua hari sebelum pertemuan FOMC pada 18 September mendatang.

    Pergerakan Pasar Ekstrem

    Pergerakan pasar ekstrem pada Senin berkurang setelah data menunjukkan sektor jasa di AS pada Juli membantu meredakan kecemasan baru tentang perlambatan ekonomi. Namun, sentimen tetap tidak menentu setelah data yang dirilis Jumat 2 Agustus 2024 menunjukkan angka pengangguran naik, menyebabkan rata-rata pergerakan tiga bulanan melampaui titik terendah dalam 12 bulan sebesar setengah poin persentase. Berdasarkan aturan Hukum Sahm yang dibuat oleh ekonom The Fed Claudia Sahm ini berarti resesi sedang terjadi.

    Harga obligasi AS naik setelah laporan ketenagakerjaan, membuatnya menjadi salah satu reli pasar obligasi terbesar sejak Maret 2023 ketika kekhawatiran akan krisis perbankan muncul. Pelaku pasar beranggapan bahwa Jerome Powell dan rekan-rekannya di Bank Sentral bertindak lambat dalam menurunkan suku bunga.

    Bentuk kurva imbal hasil adalah salah satu indikator yang membantu mengukur penilaian pasar terhadap risiko resesi, kata Wei Li, kepala strategi investasi global BlackRock. Perubahan belakangan ini menggambarkan penilaian pasar bahwa The Fed ketinggalan dalam menyesuaikan kebijakan dan akan menurunkan suku bunga secara lebih agresif dalam beberapa tahun ke depan.

    Situasi ini memicu perdebatan terkait langkah The Fed berikutnya. Minggu lalu, Citigroup Inc. dan JPMorgan Chase & Co. memperkirakan bank sentral AS akan menurunkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin pada pertemuan September dan November.

    Namun, harga pasar menunjukkan peningkatan peluang penurunan suku bunga akan dilakukan sebelum pertemuan FOMC September.

    Tekanan meningkat saat kondisi finansial AS berada dalam situasi paling ketat sejak Oktober. Data menunjukkan bahwa imbal hasil dua tahun melebihi obligasi 10 tahun sebanyak 111 basis poin pada Maret 2023, inversi terbesar sejak awal 1980-an. Kurva ini mencapai positif 1,5 basis point di awal perdagangan Senin sebelum kembali terbalik.

    Tidak ada masalah jika ada penurunan suku bunga sebelum pertemuan resmi FOMC jika kondisi finansial sangat ketat sehingga likuiditas pasar terganggu, kata Chris Watling dari Longview Economics. Akan ada intervensi dari The Fed.

    Gubernur Bank Sentral Chicago, Austan Foolbee, menegaskan kembali bahwa tugas bank sentral bukan bereaksi terhadap data tenaga kerja yang lemah, dan menambahkan bahwa pasar jauh lebih tidak stabil dibanding langkah-langkah The Fed. Gejolak di pasar saham global dan penghapusan strategi populer di pasar keuangan dikenal sebagai carry trade juga membuat investor masuk ke obligasi negara yang relatif aman. Imbal hasil utang negara-negara di Asia dan Eropa juga jatuh saat pasar saham di kawasan tersebut tak terkendali.

    The Fed meremehkan kebijakan mereka yang terlalu ketat dan dampaknya pada konsumen, kata Jerry Cudzil dari TCW. Perubahan ke arah cerukan kurva normal berarti resesi. Di sini, The Fed melakukan kesalahan dengan kebijakan yang terlalu ketat. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi