Logo
>

Investor Dapat Saham SRAJ Harga Diskon usai Private Placement?

Ditulis oleh Syahrianto
Investor Dapat Saham SRAJ Harga Diskon usai Private Placement?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ), perusahaan yang mengelola Mayapada Hospital, akan menyelesaikan aksi korporasi Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) atau private placement.

    Dengan harga pelaksanaan Rp2.200 per saham, investor mempertanyakan apakah ini menjadi peluang mendapatkan saham SRAJ dengan harga diskon atau justru berisiko.

    Dalam aksi korporasi ini, SRAJ menerbitkan 238.254.545 saham baru, yang meningkatkan total saham beredar dari 12.000.705.445 saham menjadi 12.238.959.990 saham. Ini menyebabkan efek dilusi kepemilikan bagi pemegang saham lama yang tidak mendapatkan tambahan saham.

    Menariknya, seluruh saham baru ini diambil oleh BCSS Maverick A (I), LP, yang bukan merupakan pihak terafiliasi. Artinya, kepemilikan pemegang saham pengendali, PT Surya Cipta Inti Cemerlang (SCIC), bisa terdilusi. Hal ini bisa berpengaruh terhadap struktur kepemilikan perusahaan dalam jangka panjang.

    Dampak terhadap Valuasi Saham

    Harga pelaksanaan saham baru ditetapkan di Rp2.200, yang merupakan 90 persen dari rata-rata harga penutupan 25 hari bursa sebelumnya. Jika harga pasar SRAJ berada di atas level ini, saham baru bisa dianggap sebagai diskon, yang berpotensi menarik minat investor. Sebaliknya, jika harga pasar turun di bawah Rp2.200, maka saham baru bisa dianggap overvalued, yang bisa menimbulkan tekanan jual.

    Sebagai catatan, setelah aksi korporasi ini, harga saham SRAJ bertahan di level Rp2.350, tidak berubah dari harga sebelumnya, dengan volume perdagangan mencapai 272.400 saham dan rata-rata volume perdagangan 184.934 saham.

    Dengan meningkatnya jumlah saham yang beredar, likuiditas saham SRAJ di pasar juga berpotensi meningkat. Masuknya investor institusi seperti BCSS Maverick A (I), LP juga bisa membawa stabilitas harga dalam jangka panjang. Namun, dalam jangka pendek, volatilitas saham bisa meningkat, terutama saat saham baru mulai diperdagangkan pada 27 Februari 2025.

    SRAJ menggunakan dana hasil private placement sebesar Rp524,16 miliar sepenuhnya untuk melunasi utang kepada pemegang saham pengendali (SCIC). Langkah ini memperlihatkan fokus manajemen dalam menyehatkan struktur keuangan perusahaan.

    Keuangan SRAJ menjadi Sehat?

    Data keuangan terakhir menunjukkan bahwa SRAJ memiliki utang jangka pendek Rp2,11 triliun, utang jangka panjang Rp1,67 triliun, dengan total utang Rp3,79 triliun. Dengan rasio Debt to Equity (D/E) sebesar 2,03x, perusahaan masih memiliki beban utang yang cukup besar. Namun, dengan pelunasan sebagian utang, beban bunga yang saat ini mencapai Rp129,9 miliar per tahun dapat berkurang, yang pada akhirnya bisa meningkatkan profitabilitas perusahaan.

    Laporan keuangan terbaru menunjukkan bahwa SRAJ berhasil membukukan laba bersih Rp8,2 miliar pada kuartal III 2024, dibandingkan dengan rugi bersih Rp39,6 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya atau year on year (120,7 persen yoy). Pendapatan perusahaan juga meningkat 27,8 persen yoy menjadi Rp2,3 triliun, didukung oleh peningkatan jumlah pasien dan layanan kesehatan yang lebih luas.

    Namun, valuasi saham SRAJ masih tergolong mahal dengan Price to Earnings Ratio (PER) mencapai 4.159,42x, Price to Book Value (PBV) sebesar 18,50x, dan EV/EBITDA di angka 99,56. Angka-angka ini menunjukkan bahwa meskipun ada perbaikan kinerja, investor masih perlu mempertimbangkan apakah valuasi saat ini sudah mencerminkan fundamental yang lebih stabil.

    Peluang atau Risiko?

    Aksi korporasi PMTHMETD SRAJ membawa dampak positif dalam jangka panjang dengan memperbaiki struktur keuangan dan mengurangi beban utang. Namun, dilusi kepemilikan dan valuasi saham yang tinggi tetap menjadi faktor risiko yang harus diperhatikan.

    Bagi investor yang mencari fundamental perusahaan yang lebih sehat, aksi ini bisa menjadi sinyal positif. Namun, bagi yang fokus pada pertumbuhan, perlu dicermati bagaimana manajemen akan menggunakan modal tambahan ini untuk ekspansi bisnis ke depan.

    Bagi investor, keputusan membeli saham SRAJ di harga pasca-private placement bergantung pada keyakinan terhadap strategi perusahaan setelah kondisi keuangan membaik. Jika manajemen mampu mengoptimalkan dana untuk pertumbuhan bisnis, saham ini bisa menjadi investasi menarik.

    Namun, jika fokus hanya pada pelunasan utang tanpa ekspansi berarti, investor harus mempertimbangkan ulang apakah harga saat ini masih layak dibeli. Apakah SRAJ benar-benar diskon, atau justru investor harus waspada? (*)

     

    Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.