Logo
>

Investor Disarankan tidak Ambil Positioning Terlalu Besar

Ditulis oleh Hutama Prayoga
Investor Disarankan tidak Ambil Positioning Terlalu Besar

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Para investor kembali disarankan untuk tidak mengambil positioning yang terlalu besar, khususnya pada pekan ini. Hal ini disampaikan dalam research NH Koriondo Sekuritas Indonesia (NHKSI) Research kepada Kabarbursa.com, Kamis. 26 September 2024.

    Disampaikan NHKSI Research, karena pemerintah China baru saja merilis paket stimulus lantaran dugaan capital outflow ke China,  namun ternyata asing melakukan jual bersih cukup massive senilai hampir Rp2 triliun (RG market).

    "Kebanyakan di saham bank-bank besar seperti BBRI, BMRI, tak terkecuali BREN yang tengah dilanda issue dengan FTSE RUSSELL," tulis NHKSI Research dalam risetnya.

    Menimbang posisi yang rentan itu, NHKSI Research melihat konsolidasi ini perlu dan normal terjadi ketika valuasi saham-saham index mover Indonesia (plus global) sudah berada di ketinggian.

    Dengan demikian, NHKSI Research menyarankan para investor ataupun trader untuk tidak ambil positioning terlalu besar pada pekan ini.

    "Kecuali pada sektor yang diuntungkan sentimen stimulus China seperti komoditas dan energi, di mana mungkin kita masih bisa menemukan trading opportunities di situ," tulis NHKSI Research.

    IHSG Dibuka Melemah

    Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah di level 7.726.489 atau turun 0,19 persen pada perdagangan Kamis, 26 September 2024.

    Dilansir dari RTI Business pukul 09:00 WIB, pada pembukaan tersebut terdapat 90 saham menguat, 58 saham melemah, dan 127 saham mengalami stagnan.

    Dalam pembukaan itu pula, sejumlah saham bertengger di posisi top gainers seperti NZIA (10 persen), MFIN (6,49 persen), PTIS (5,81 persen), MPOW (5,68 persen), dan FMII (3,79 persen).

    IHSG Diproyeksikan pada Akhir 2024 Berada di Level 7.915

    Pemangkasan suku bunga yang diperkirakan akan dilakukan The Federal Reserve (The Fed) dan Bank Indonesia bisa berdampak terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

    Mirae Asset Sekuritas memperkirakan dengan adanya pemotongan suku bunga acuan itu, memproyeksikan IHSG berada di level 7.915 hingga akhir 2024.

    Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Martha Christina mengatakan target IHSG yang diusung pada September 2024 itu mengalami kenaikan jika dibandingkan target sebelumnya yakni 7585.

    “Faktor yg bisa membuat IHSG ke level 7915 terakait dengan pemangkasan suku bunga, baik dari The Fed maupun BI,” ujar dia kepada media beberapa waktu lalu.

    Selain pemangkasan suku bunga, Martha melihat kenaikan IHSG tersebut juga ditopang dengan adanya event besar di akhir tahun ini yaitu Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).

    “Kemudian optimisme kepada pemerintahan baru, lalu di semester II pertumbuhan ekonomi lebih bagus karena ada event besar, Pilkada, dan didukung oleh nilai tukar yang stabil,” tuturnya.

    BI Rate Dipangkas, Dorong Pertumbuhan Ekonomi

    Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, mengatakan keputusan penurunan suku bunga (BI Rate) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6 persen tersebut konsisten dengan rendahnya prakiraan inflasi pada tahun 2024 dan 2025 dalam sasaran 2,5±1 persen.

    “Penurunan BI Rate telah sesuai dengan stabilitas nilai tukar rupiah, perlunya upaya untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi,” kata Perry dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, Rabu, 18 September 2024.

    BI juga menurunkan suku bunga deposit facility sebesar 25 bps menjadi 5,25 persen dan suku bunga lending facility sebesar 25 bps menjadi 6,75 persen.

    Selain itu, Perry menyebutkan, bahwa BI juga terus memantau peluang untuk menurunkan suku bunga kebijakan dengan mempertimbangkan proyeksi inflasi yang tetap rendah, nilai tukar rupiah yang stabil dan cenderung menguat, serta kebutuhan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.

    Kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran juga difokuskan pada dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

    Pelonggaran kebijakan makroprudensial tetap dijalankan guna mendorong perbankan untuk menyalurkan kredit atau pembiayaan kepada sektor-sektor prioritas yang mendukung pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja, termasuk sektor UMKM dan ekonomi hijau, dengan tetap mengutamakan prinsip kehati-hatian.

    Kebijakan sistem pembayaran pun diarahkan untuk berkontribusi dalam meningkatkan pertumbuhan, khususnya di sektor perdagangan dan UMKM, dengan memperkuat infrastruktur, struktur industri sistem pembayaran, serta memperluas penerimaan digitalisasi sistem pembayaran.

    Sementara itu Bank Indonesia juga telah menyusun sejumlah langkah menentukan arah bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

    Salah satu strategi yang akan ditempuh adalah penguatan operasi moneter pro-market untuk menjaga aliran masuk modal asing untuk stabilitas nilai tukar rupiah dan efektivitas transmisi kebijakan moneter dengan menjaga struktur suku bunga di pasar uang rupiah untuk daya tarik imbal hasil bagi aliran masuk portofolio asing ke aset keuangan domestik.

    “BI juga akan mengoptimalkan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI), dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI),” kata Perry.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.