Logo
>

Investor Memperhatikan Pemilu, Apa Yang Dilihat?

Ditulis oleh KabarBursa.com
Investor Memperhatikan Pemilu, Apa Yang Dilihat?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Proses demokrasi yang sedang berlangsung pada tahun 2024 ini menarik perhatian serius dari kalangan investor. Esther Sri Astuti, ekonom dan direktur program Institute for Development of Economics and Finance (Indef), menyampaikan pandangan bahwa pelaku ekonomi dan investor sangat memperhatikan bagaimana jalannya proses demokrasi secara terbuka.

    "Saat berbisnis, kepastian hukum sangat diperlukan agar tidak terjadi perubahan hukum dari A menjadi B dalam semalam," ujar Esther seperti dilansir pada Rabu (31/1/2024). Meskipun demikian, dia mengakui bahwa penyelenggaraan pemilu atau pilpres dengan dua putaran tentu akan menambah beban ekonomi dan keuangan bagi negara karena prosesnya dianggap kurang efisien.

    "Namun, potensi untuk adanya dua putaran tetap ada, meskipun penambahan satu putaran lagi pada tanggal 17 Februari tidak menjadi masalah. Itu merupakan biaya yang harus dibayar Indonesia sebagai bagian dari demokrasi," tambah Esther.

    Sementara itu, Wahyu Widodo, ekonom dari Universitas Diponegoro (Undip), menjelaskan bahwa pelaku pasar atau investor membutuhkan kepastian dalam menjalankan bisnis dan merencanakan investasinya. Menurutnya, opsi dengan satu putaran tentu lebih diinginkan, tanpa memandang pemenangnya.

    "Jika saya boleh mengutarakan pendapat, satu putaran lebih baik, karena biayanya terlalu tinggi untuk dua putaran. Tingkat ketidakpastian lebih tinggi, dan berbagai gimmick politik dapat menimbulkan ketidakpastian yang semakin meningkat," tegas Wahyu. Ia mencontohkan bahwa isu mundurnya beberapa menteri dari Kabinet Indonesia Maju saja telah menciptakan reaksi di pasar keuangan. Salah satunya adalah pelemahan nilai tukar rupiah pekan lalu yang mencapai level 15.600 dan terendah Rp 15.845 per dolar AS.

    Imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN) acuan tenor 10 tahun juga meningkat sebanyak 5,1 basis poin menjadi 6,674 persen, dibandingkan dengan dua pekan sebelumnya yang berada di level 6,623 persen. Peningkatan imbal hasil menandai penurunan harga SBN karena investor melakukan penjualan.

    Tak terkecuali, aliran modal asing terus keluar dari pasar keuangan domestik dalam satu pekan terakhir. Data transaksi Bank Indonesia (BI) pada tanggal 22-25 Januari 2024 mencatat bahwa investor asing di pasar keuangan domestik mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp3,2 triliun.

    "Jika ada ketidakpastian, responsnya pasti akan muncul capital flight dalam jangka pendek. Jadi, jika terjadi capital flight, itu berarti orang melepaskan rupiah, sehingga fluktuasi rupiah setidaknya terlihat melemah," tegasnya.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi