Logo
>

Investor Waspada, Bos BEI Ungkap Biang Kerok IHSG Anjlok

Pascadibekukan, IHSG mengalami penurunan hingga 5 persen atau 325 poin ke level 6.146

Ditulis oleh Hutama Prayoga
Investor Waspada, Bos BEI Ungkap Biang Kerok IHSG Anjlok
Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad bersama Ketua Komisi XI DPR Misbakhun dan sejumlah anggota Komisi XI mendatangi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa, 18 Maret 2025, usai IHSG terjun bebas lebih dari 6 persen. (Foto: Kabarbursa/Abbas Sandji)

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman angkat suara mengenai penurunan tajam Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG pada Selasa, 18 Maret 2025.

    Seperti diketahui, perdagangan di pasar saham hari ini resmi dibekukan sementara imbas IHSG mengalami penurunan siginifikan. Diketahui IHSG sempat anjlok hingga level 6.018,38 sebelum akhirnya mulai bangkit menjelang akhir sesi. Hingga berita ini ditulis, IHSG masih berada di zona merah atau turun 241,23 poin atau 3,73 persen ke level 6.230,72.

    Pascadibekukan, IHSG mengalami penurunan hingga 5 persen atau 325 poin ke level 6.146. Sebanyak 552 saham terpantau melemah, 97 saham menguat, dan 197 saham stagnan. 

    Iman mengatakan penurunan indeks sudah terjadi sejak pekan lalu. Menurutnya, hal ini tidak lepas dari sentimen global, terutama kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump. 

    "Jadi kalau kita lihat penurunannya hari ini sebagian besar asing melihat update dari Donald Trump. Ini menjadikan satu dampak bagi penurunan indeks," ujar dia dalam konferensi pers di Gedung BEI Jakarta Pusat, pada Selasa, 18 Maret 2025.

    Iman melanjutkan, penurunan ini juga disebabkan oleh akumulasi berbagai hal, salah satunya adalah kepercayaan investor terhadap pasar modal Indonesia. 

    Meski IHSG mengalami penurunan siginifikan, bos BEI berusia 52 tahun itu menjelaskan perusahaan-perusahaan di Indonesia saat ini memiliki fundamental dalam performa yang gemilang.

    "Kalau kita lihat dalam rentang 2024 sebagian  besar (perusahaan) lebih baik dibandingkan 2023," pungkasnya. 

    Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad mengatakan, kunjungan tersebut bertujuan untuk memberikan dukungan kepada pasar modal agar IHSG kembali menguat. 

    "Kami pada hari ini melakukan kunjungan untuk memberikan support dan meyakinkan kepada pasar untuk tetap tenang," ujarnya dalam konferensi pers itu.

    Sebelumnya, situasi IHSG yang mengkhawatirkan para investor ini memicu trading halt atau penghentian sementara perdagangan di BEI, tepat pada pukul 11:19:31 WIB.

    Sekretaris Perusahaan BEI, Kautsar Primadi Nurahmad, menjelaskan keputusan ini dilakukan sesuai dengan aturan yang berlaku. “Hal ini dilakukan sesuai dengan Surat Keputusan Direksi BEI Nomor: Kep-00024/BEI/03-2020 tanggal 10 Maret 2020 perihal Perubahan Panduan Penanganan Kelangsungan Perdagangan di Bursa Efek Indonesia dalam Kondisi Darurat,” jelasnya dalam keterangan resmi yang diterima KabarBursa.com.

    Perdagangan kembali berlanjut pada pukul 11:49:31 WIB tanpa ada perubahan skenario. Saat trading halt terjadi, IHSG sudah turun 325 poin ke level 6.146 dengan 552 saham melemah, 97 saham menguat, dan 197 saham stagnan.

    Padahal, IHSG sebenarnya hanya turun tipis saat pembukaan perdagangan pagi, yakni 0,17 persen atau 11 poin ke level 6.460. Berdasarkan data RTI Business, sesi awal ini mencatatkan 337,48 juta saham yang ditransaksikan dengan nilai mencapai Rp318,17 miliar dalam 20.918 transaksi. Saat itu, masih ada 174 saham yang menguat, sementara 71 saham tertekan dan 217 saham stagnan.

    Faktor Penyebab IHSG Tertekan

    Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin, mengidentifikasi beberapa faktor yang memperparah pelemahan IHSG. 

    Pertama, kondisi APBN Februari yang buruk dan prospek fiskal 2025 yang menantang meningkatkan kehati-hatian investor. Kedua, kebijakan pemerintah yang dinilai kurang realistis dan minim dukungan teknokratis menambah ketidakpastian. Ketiga, isu mega korupsi yang mencuat belakangan ini semakin menggerus kepercayaan pasar.

    Ia juga menyoroti dua faktor lain yang memperburuk sentimen. Pertama, wacana Dwi Fungsi ABRI yang dikhawatirkan dapat memicu ketegangan sosial. 

    Kedua, potensi penurunan peringkat kredit Indonesia oleh lembaga pemeringkat global, seperti Fitch, Moody’s, dan S&P, yang dapat berdampak lebih dalam terhadap pasar keuangan.

    Potensi Koreksi Lebih Dalam

    Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, melihat secara teknikal bahwa IHSG masih berpotensi turun ke level 5.000. Saat ini, koreksi minimal diperkirakan akan menguji level 5.879 hingga 5.975, dengan kemungkinan lebih lanjut menuju 5.633.

    Ia menegaskan bahwa tren pelemahan IHSG masih cukup kuat, dengan indikasi downtrend yang belum menunjukkan tanda pembalikan. Investor disarankan untuk mencermati perkembangan pasar sebelum mengambil keputusan investasi.

    Selain faktor domestik, kondisi global juga berkontribusi terhadap ketidakpastian pasar, termasuk meningkatnya ketegangan perdagangan antara AS, Kanada, dan China.

    Kebijakan moneter The Fed yang masih cenderung hawkish juga memperketat likuiditas global, yang berpotensi menekan pasar keuangan negara berkembang, termasuk Indonesia.

    Jika melihat ke belakang, pelemahan IHSG pernah terjadi dalam periode krisis sebelumnya, seperti krisis keuangan 2008 dan pandemi COVID-19 pada 2020. 

    Oleh karena itu, risiko koreksi lebih dalam masih terbuka, tergantung pada dinamika ekonomi domestik dan global dalam waktu dekat. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.