KABARBURSA.COM - Saham PT GoTo Gojek Tokopedia atau dalam kode saham GOTO sempat menghijau di tengah isu merger dengan Grab Holdings Ltd atau GRAB.
Kenaikan terjadi pada penutupan IHSG kemarin, Selasa, 4 Januari 2024 yakni di level Rp 87 per lembar saham, padahal sebelumnya hanya di kisaran 84 saja. Hari ini pukul 11.50 WIB saham GOTO kembali anjlok ke evel 83 per lembar saham.
Pengamat pasar modal, Ibrahim Assuabi, menilai menghijaunya saham GOTO tipis itu tidak terlalu berpengaruh dengan mencuatnya isu merger, terlebih manajemen GOTO juga telah menampiknya. Namun, ia tidak memungkiri rumor merger yang beredar bisa jadi merupakan upaya untuk menggoreng saham agar harganya naik, mengingat ketidakpastian di pasar saham dan harapan para investor terhadap merger dengan Grab.
"Sebenarnya GOTO dengan Grab itu kan melakukan akusi seharusnya tahun-tahun sebelumnya. Tetapi karena tidak adanya satu persepakatan," kata Ibrahim kepada Kabarbursa.com di Jakarta pada Rabu, 5 Februari 2025.
Menurut dia masih ada kemungkinan merger itu benar-benar dilakukan jika ada kesepakatan, mengingat lokasi perusahaan ini menguasai pangsa pasar Asia Tenggara. "Grab posisinya di Singapura. Nah GOTO di Indonesia. Mereka beroperasi di Asia Tenggara, jika dikawinkan ini cukup tepat," ucap dia.
Ibrahim mengatakan kenaikan saham GOTO tipis itu lebih berkorelasi dengan kondisi politik Amerika yang kembali, setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mau melakukan negosiasi dengan negara-negara seperti Meksiko, Kanada dan China.
Menurut dia, meski Grab dan GOTO sebelumnya sempat gagal mencapai kesepakatan untuk akuisisi, kemungkinan merger di tahun 2025 masih bisa terjadi, mengingat kedua perusahaan memiliki operasi yang saling melengkapi di Asia Tenggara. "Ini sudah terdengar, dan kalau nanti terjadi, bisa jadi sangat menguntungkan bagi kedua pihak," ujar dia.
Meskipun ada harapan positif bagi saham GOTO, Ibrahim mengingatkan bahwa saat ini pasar saham Indonesia secara keseluruhan mengalami penurunan. "Jika indeks harga saham gabungan turun, maka semua saham, termasuk GOTO, akan terpengaruh," kata dia.
Isu merger Grab dan GOTO bukan pertama kali mencuat tapi sudah lama. Spekulasi mengenai percepatan pembicaraan merger antara Grab dan GOTO kembali mencuat di berbagai media. Spekulasi itu di antaranya memuat diskusi soal rencana merger yang dikabarkan makin intensif dengan target kesepakatan dilakukan tahun ini.
Manajemen GOTO menegaskan kabar tersebut tidak berdasar dan hanya sebatas spekulasi.
GOTO menyatakan hingga saat ini tidak ada kesepakatan dengan pihak mana pun perihal transaksi merger seperti yang ramai diberitakan di media. GOTO menegaskan fokusnya tetap pada strategi pertumbuhan yang telah direncanakan tanpa adanya rencana konsolidasi dengan Grab.
“Perseroan mencatat bahwa berita yang sama juga beredar dari waktu ke waktu di masa lampau dalam beberapa tahun terakhir,” ujar Sekretaris Perusahaan GOTO, Koesoemohadiani, dalam keterangannya di Jakarta, Rabu, 5 Februari 2025.
Koesoemohadiani memastikan isu merger tersebut tidak berpengaruh terhadap kegiatan operasional maupun kelangsungan usaha perusahaan.
Hanya Sebatas Spekulasi
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) membantah isu yang beredar soal rencana merger dengan Grab Holdings Ltd (Grab). Manajemen GOTO menegaskan kabar tersebut tidak berdasar dan hanya sebatas spekulasi.
GOTO menyatakan hingga saat ini tidak ada kesepakatan dengan pihak mana pun perihal transaksi merger seperti yang ramai diberitakan di media. GOTO menegaskan fokusnya tetap pada strategi pertumbuhan yang telah direncanakan tanpa adanya rencana konsolidasi dengan Grab.
“Perseroan mencatat bahwa berita yang sama juga beredar dari waktu ke waktu di masa lampau dalam beberapa tahun terakhir,” ujar Sekretaris Perusahaan GOTO, Koesoemohadiani, dalam keterangannya di Jakarta, Rabu, 5 Februari 2025.
Koesoemohadiani memastikan isu merger tersebut tidak berpengaruh terhadap kegiatan operasional maupun kelangsungan usaha perusahaan. Sebelumnya, spekulasi mengenai percepatan pembicaraan merger antara Grab dan GOTO kembali mencuat di berbagai media. Spekulasi itu di antaranya memuat diskusi soal rencana merger yang dikabarkan makin intensif dengan target kesepakatan dilakukan tahun ini.
Isu Merger Buat Sentimen Positif untuk GOTO
Di sisi lain, isu merger dengan Grab dinilai membuat saham GOTO menarik di mata para investor. Founder Stocknow.id Hendra Wardana mengatakan optimisme terhadap GOTO semakin kuat.
“Sejak awal tahun 2025, saham GOTO telah menguat +18 persen secara year-to-date (YTD), mencerminkan keyakinan pasar terhadap perbaikan kinerja perusahaan,” ujar dia dalam keterangannya kepada Kabarbursa.com di Jakarta, Selasa, 4 Februari 2025.
Menurutnya, hal tersebut didukung oleh laporan keuangan 9M24 yang menunjukkan peningkatan pendapatan +11 persen YoY menjadi Rp11,6 triliun, serta perbaikan laba usaha dan laba bersih yang masing-masing tumbuh +76,7 persen YoY dan +52,7 persen YoY.
Lebih penting lagi, lanjut Hendra, adjusted EBITDA GOTO hampir mencapai titik impas di -Rp13 miliar, mendekati target positif di FY24.
“Jika tren ini berlanjut, bukan tidak mungkin GOTO akan mencetak EBITDA positif pada 2025, membuka peluang bagi investor institusi untuk masuk lebih dalam,” ujarnya.
Dari sisi teknikal, Hendra melihat saham GOTO saat ini berada dalam tren positif dengan resistance kuat di level 91. Jika mampu breakout dari level ini, GOTO berpeluang besar menguji level psikologis 100.(*)