KABARBURSA.COM - Investasi saham memang menawarkan potensi keuntungan yang besar, tetapi investor perlu waspada terhadap saham gorengan, yang seringkali merupakan jebakan. Saham gorengan adalah saham dengan fundamental yang lemah, tetapi mengalami lonjakan harga yang tidak wajar akibat manipulasi pasar. Ketika investor membeli saham jenis ini, mereka berisiko mengalami penurunan harga yang tajam dalam waktu singkat.
Teddy Wishadi, SEVP Retail Markets & IT PT BNI Sekuritas, menjelaskan bahwa saham gorengan sering kali menjebak investor pemula. Untuk menghindari kerugian, penting bagi setiap investor untuk melakukan riset menyeluruh, memahami risiko, dan mempertimbangkan tujuan investasi secara keseluruhan. Teddy memberikan beberapa tips berharga untuk membantu investor menghindari saham gorengan:
- Lakukan Riset Fundamental Secara Mendalam
Sebelum berinvestasi, lakukan analisis mendalam mengenai kinerja keuangan, prospek bisnis, dan manajemen perusahaan. Informasi ini bisa diperoleh dari laporan tahunan, berita perusahaan, atau rekomendasi dari tim riset yang terpercaya. “Pemahaman yang baik tentang fundamental perusahaan akan membantu investor membuat keputusan yang berdasarkan analisis objektif,” jelas Teddy.
- Hindari Saham dengan Volatilitas Tidak Wajar
Saham yang mengalami fluktuasi harga yang ekstrem bisa menjadi indikasi adanya manipulasi pasar. Jika menemukan saham dengan volatilitas yang tidak rasional, sebaiknya lakukan analisis menyeluruh baik secara fundamental maupun teknikal sebelum membuat keputusan investasi.
- Waspadai Informasi yang Tidak Valid
Hindari mengikuti rekomendasi investasi yang berasal dari sumber yang tidak jelas atau tidak terverifikasi. Selalu periksa kebenaran informasi melalui sumber yang terpercaya dan jangan mudah terpengaruh oleh rumor atau tawaran investasi yang tampaknya terlalu bagus untuk menjadi kenyataan.
- Diversifikasi Portofolio Investasi
Salah satu cara untuk mengurangi risiko adalah dengan mendiversifikasi portofolio. Dengan memiliki saham dari berbagai sektor dan tingkat risiko, investor dapat meminimalkan dampak negatif yang mungkin timbul dari fluktuasi harga saham di satu sektor atau saham tertentu. “Diversifikasi portofolio juga membantu melindungi nilai investasi dari perubahan pasar yang tidak terduga,” tambah Teddy.
- Gunakan Aplikasi Investasi yang Terpercaya
Pilih aplikasi investasi yang diawasi oleh OJK dan memiliki reputasi baik untuk transaksi saham. “Dengan menggunakan aplikasi investasi yang terpercaya, investor dapat mengurangi risiko terjebak dalam transaksi yang tidak terkendali,” ungkap Teddy.
- Miliki dan Patuhi Rencana Investasi
Investor yang sukses biasanya memiliki rencana investasi yang jelas dan patuh terhadapnya. Hindari membuat keputusan berdasarkan emosi atau impulsif. “Meskipun investasi saham bisa sangat menguntungkan, kehati-hatian dan pertimbangan rasional tetap diperlukan dalam setiap keputusan investasi,” tutup Teddy.
Dengan mengikuti tips-tips ini, investor dapat meminimalkan risiko dan mengoptimalkan potensi keuntungan dari investasi saham, sambil terhindar dari jebakan saham gorengan yang berisiko tinggi.
Sering Menelan Korban
Investasi di pasar saham menawarkan peluang keuntungan yang menarik, namun juga disertai dengan risiko yang tinggi. Salah satu risiko terbesar adalah terjebak dalam saham gorengan—saham yang diperdagangkan dengan cara manipulatif, yang sering kali menjerat investor yang kurang berpengalaman.
Kasus-kasus seperti korupsi dana investasi PT Asabri (Persero) dan PT Asuransi Jiwasraya (Persero) menunjukkan betapa seriusnya dampak dari praktik manipulasi pasar. Dalam kasus ini, uang yang seharusnya dikelola dengan baik justru dialihkan ke saham gorengan—saham yang harganya dimanipulasi untuk terlihat menguntungkan, namun sebenarnya tidak mencerminkan nilai fundamental yang sehat. Dengan cara ini, pelaku manipulasi berusaha menciptakan ilusi kinerja portofolio yang baik.
Berikut adalah ciri-ciri saham gorengan yang perlu diperhatikan untuk menghindari risiko:
- Masuk Daftar UMA (Unusual Market Activity)
Saham yang mengalami kenaikan harga ekstrem dalam waktu singkat sering kali masuk dalam daftar UMA yang dikeluarkan oleh PT Bursa Efek Indonesia. Saham yang naik hingga batas terbesar harian (auto reject atas atau ARA) lebih dari 2 hari berturut-turut perlu diwaspadai. Misalnya, saham dengan harga di atas Rp 5.000 per lembar memiliki batas ARA 20 persen per hari, sementara saham dengan harga lebih rendah bisa mencapai 35 persen.
- Volume dan Nilai Transaksi Tidak Proporsional
Saham gorengan biasanya memiliki kapitalisasi pasar yang kecil, namun sering mengalami volume dan nilai transaksi yang sangat tinggi. Hal ini bisa terlihat seperti saham unggulan (blue chip) padahal secara fundamental tidak sebanding. Kapitalisasi pasar yang kecil memudahkan bandar untuk mengendalikan harga saham.
- Bid dan Offer Tidak Wajar
Dalam saham gorengan, antrian beli (bid) dan jual (offer) seringkali tidak merata, dengan jumlah lot yang tipis pada berbagai harga. Hal ini memudahkan bandar untuk menggerakkan harga saham tanpa banyak resistensi.
- Kinerja Keuangan Tidak Sesuai dengan Kenaikan Harga
Harga saham yang melonjak tajam sering kali tidak didukung oleh kinerja keuangan perusahaan yang mendasarinya. Misalnya, harga saham bisa naik drastis meskipun laporan keuangan menunjukkan penurunan atau kinerja yang buruk. Kenaikan harga yang tidak diiringi dengan berita positif atau perbaikan fundamental sering kali menjadi tanda adanya manipulasi.
- Valuasi Tidak Rasional
Saham gorengan sering kali memiliki rasio valuasi yang jauh di atas rata-rata industri. Jika rasio harga saham terhadap nilai buku (P/BV) atau laba per saham (EPS) sangat tinggi dibandingkan pesaing, kemungkinan besar saham tersebut tidak mencerminkan nilai sebenarnya.
- Kesulitan dalam Analisis
Saham gorengan sulit untuk dianalisis secara fundamental karena pergerakan harga yang ekstrem dan fluktuatif. Rasio keuangan yang tidak konsisten dan ketidakstabilan dalam indikator teknikal juga menambah kesulitan dalam mengevaluasi saham ini secara objektif.
Untuk melindungi diri dari saham gorengan, investor perlu berhati-hati dan melakukan riset menyeluruh. Memahami ciri-ciri ini dan menghindari saham yang menunjukkan tanda-tanda manipulasi pasar dapat membantu melindungi investasi Anda dari risiko yang tidak diinginkan.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.