KABARBURSA.COM - Investor pasar modal patut mencermati jadwal penting yang akan berlangsung besok, 10 Juni 2025.
Sebanyak sepuluh emiten tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan memasuki tanggal cum date, yakni batas akhir bagi para pemegang saham untuk mendapatkan hak dividen tunai.
Momentum ini sering dimanfaatkan investor untuk mengincar pendapatan pasif jangka pendek, sekaligus membaca sinyal kesehatan keuangan perusahaan lewat pembagian laba.
Dari raksasa telekomunikasi hingga emiten consumer goods, siapa saja yang masuk daftar? Simak daftarnya berikut ini agar tak ketinggalan peluang.
Salah satu nama besar yang masuk daftar adalah PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM). Emiten telekomunikasi milik negara ini akan membagikan dividen tunai sebesar Rp212,46 per saham, dengan imbal hasil (dividend yield) sekitar 7,5 persen.
Dividen ini bukan hanya menjadi cerminan kinerja Telkom yang tetap stabil di tengah tekanan industri, tapi juga bentuk komitmen terhadap para investornya.
Tak kalah menarik, PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) akan membagikan dividen Rp56,2 per saham dengan yield mencapai 8,6 persen. Di tengah iklim bisnis yang menantang untuk industri rokok, angka ini menunjukkan kekuatan arus kas HMSP dan konsistensi perusahaan dalam menjaga kepentingan pemegang sahamnya.
Sementara itu, sorotan tertuju pada PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) yang menawarkan dividen jumbo, Rp120 per saham.
Yield-nya tembus 11 persen, menjadikannya salah satu yang tertinggi tahun ini. MPMX, yang bergerak di bidang otomotif dan distribusi kendaraan, tampaknya sedang dalam kondisi keuangan yang sangat sehat.
Bahkan, emiten ini tercatat dua kali dalam daftar karena pengumuman pembagian dividen yang berurutan.

Tak ketinggalan, PT Clipan Finance Indonesia Tbk. (CFIN) juga menjanjikan dividen tinggi, yakni Rp50 per saham dengan yield sebesar 12,9 persen. Ini menempatkan CFIN sebagai emiten dengan dividen tertinggi dalam daftar kali ini. Sebuah angka yang menarik bagi investor yang mengincar return dari sektor pembiayaan.
Berbeda dengan keempat emiten di atas, PT Bisi International Tbk. (BISI), yang bergerak di bidang agrikultur, menawarkan dividen lebih kecil, yakni Rp28 per saham. Namun, bagi investor yang mengincar sektor pertanian sebagai portofolio jangka panjang, pembagian dividen ini tetap jadi sinyal positif.
Menariknya, ada empat emiten dalam daftar yang belum mengumumkan detail lengkap pembagian dividennya: PT Malacca Trust Wuwungan Insurance Tbk. (MTWI), PT Mitrabara Adiperdana Tbk. (MBAP), PT Saraswanti Indoland Development Tbk. (SWID), dan PT Semen Baturaja Tbk. (SMBR). Meski demikian, penetapan cum date mereka menunjukkan bahwa pengumuman resmi kemungkinan segera menyusul.
Jangan Hanya Berpaku Pada Imbal Hasil
Investor yang ingin mendapatkan dividen dari saham-saham tersebut harus sudah membeli sebelum atau tepat pada 10 Juni 2025. Lewat dari tanggal itu, hak dividen akan gugur. Informasi ini menjadi krusial bagi siapa saja yang mengatur strategi portofolio berbasis dividen.
Dengan tingkat dividend yield yang bervariasi, dari di bawah 3 persen hingga hampir 13 persen, investor disarankan tidak hanya terpaku pada angka imbal hasil semata. Penting untuk menimbang pula konsistensi kinerja perusahaan, kondisi pasar, dan tren pembagian dividen dalam beberapa tahun terakhir.
Dividen memang menarik, tapi tak pernah lepas dari konteks yang lebih besar: keberlanjutan bisnis. Dan dalam daftar emiten kali ini, kita bisa melihat perpaduan antara stabilitas, peluang pertumbuhan, dan loyalitas perusahaan terhadap para investornya. Maka, bagi yang jeli membaca sinyal pasar, besok bisa jadi momentum emas.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.