KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 64 poin atau meningkat 0,92 persen ke level 7,048 pada perdagangan Senin, 23 Desember 2024.
Merujuk data perdagangan RTI Business, sebanyak 206 saham menguat, 55 saham melemah, dan 231 saham mengalami stagnan.
Mengutip dari data Stockbit, AYLS menjadi saham yang menduduki puncak top gainer dengan 20,51 persen. Diikuti ACRO dengan 19,75 persen, dan KPIG dengan 17,97 persen.
Sedangkan saham-saham yang mengalami koreksi paling dalam yakni LIVE sebesar -34,50 persen, PNSE dengan -12,50 persen, dan ISAP dengan -10,00 persen.
Sementara itu Research Team PT Reliance Sekuritas Tbk memproyeksikan pergerakan IHSG akan bervariasi dengan kecenderungan menguat dengan support pada level 6,915 dan resistance pada level 7,050.
“Secara teknikal, meskipun candle terakhir IHSG berbentuk black spinning top namun indikator stochastic mengindikasikan akan golden cross pada area deep oversold. Ini mengartikan IHSG berpeluang besar mengalami kenaikan (reversal)," tulis Reliance dalam risetnya.
Adapun Reliance menyampaikan sejumlah berpotensi mengalami kenaikan pada beberapa hari mendatang yaitu JPFA, PNLF, MAPA, dan PANI.
IHSG Selama Sepekan
IHSG sepekan kemarin atau periode 16-20 Desember 2024 mengalami penurunan sebesar 4,65 persen menjadi berada pada level 6.983,865 dari 7.324,789.
Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) Aulia Noviana Utami Putri mengatakan selama satu pekan ini rata-rata nilai transaksi harian Bursa mengalami perubahan sebesar 39,36 persen menjadi Rp12,25 triliun dari Rp20,19 triliun pada pekan sebelumnya.
“Rata-rata volume transaksi harian Bursa sepekan mengalami perubahan sebesar 17,71 persen menjadi 19,19 miliar lembar saham dari 23,32 miliar lembar saham pada pekan sebelumnya,” kata Aulia dalam keterangan resmi di Jakarta, Sabtu, 21 Desember 2023.
Kata Aulia lagi, pada Jumat, 20 Desember 2024 kemarin, investor asing mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp417,99 miliar dan investor asing mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp15,84 triliun sepanjang tahun 2024.
Di sisi lain, pada pekan ini terdapat pencatatan perdana obligasi dan saham di BEI yakni Obligasi Berkelanjutan I Petrosea Tahap I Tahun 2024 dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Petrosea Tahap I Tahun 2024 yang diterbitkan oleh PT Petrosea Tbk pada Senin, 16 Desember 2024.
“Total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sepanjang tahun 2024 adalah 140 emisi dari senilai Rp139,16 triliun,” jelas Aulia.
Dengan pencatatan tersebut, lanjut dia, maka total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 600 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp483,16 triliun dan USD86,0163 juta, yang diterbitkan oleh 133 emiten.
Adapun Surat Berharga Negara (SBN) yang tercatat di BEI berjumlah 190 seri dengan nilai nominal Rp6.114,41 triliun dan USD502,10 juta. Selain itu, di BEI telah tercatat sebanyak 8 emisi EBA dengan nilai Rp2,70 triliun.
Kenaikan PPN Ganggu Transaksi di BEI?
BEI berharap transaksi di pasar modal Tanah Air tidak terdampak signifikan setelah pemerintah menetapkan kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 12 persen pada tahun 2025.
Kepala Divisi Riset BEI Verdi Ikhwan mengakui jika pihaknya masih akan melakukan penghitungan terkait dampak dari kenaikan PPN 12 persen terhadap aktivitas transaksi di bursa.
“Untuk tahun ini harus kita lihat dulu. Tapi kalau kita berkaca dari yang pernah ada, so far sih oke aja investor,” ujar Verdi dalam agenda Edukasi ‘Wartawan terkait Market Outlook’, di Jakarta, Kamis, 19 Desember 2024.
Verdi kemudian memaparkan terkait dampak kenaikan PPN dari 10 persen menjadi 11 persen pada 2022 lalu. Saat itu, dia menyatakan transaksi di pasar saham tidak menunjukkan penurunan.
Berkaca dari kondisi tersebut, dirinya pun optimistis jika transaksi di pasar modal Indonesia akan tetap baik di tahun depan. Ia berharap kenaikan PPN menjadi 12 persen tidak terlalu berdampak signifikan terhadap transaksi di bursa.
“Tentu kita berharap ini tidak akan berdampak signifikan sehingga menurunkan aktivitas transaksi dan minat investor,” jelas dia.
Di sisi lain, Verdi menegaskan BEI akan terus melakukan kegiatan sosialisasi dan edukasi kepada investor di seluruh Indonesia. Langkah ini juga sebagai bentuk usaha BEI dalam menjaga aktivitas transaksi di tahun depan.
“Dengan begitu kita berharap transaksi pemahaman investor terutama retail itu meningkat dan ujung-ujungnya juga meningkatkan transaksi,” pungkasnya. (*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabar Bursa tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.