Logo
>

Jelang Natalan, IPOT Rekomendasikan 4 Saham ini: IHSG Lesu

Tekanan terhadap IHSG dalam sepekan terakhir turut diiringi oleh aksi jual investor asing

Ditulis oleh Desty Luthfiani
Jelang Natalan, IPOT Rekomendasikan 4 Saham ini: IHSG Lesu
Hall Bursa Efek Indonesia. Foto: Dok KabarBursa.com

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Perdagangan pasar saham domestik pada pekan ini berlangsung singkat dengan hanya menyisakan tiga hari bursa, yakni 22 hingga 24 Desember 2025, seiring libur dan cuti bersama Hari Raya Natal pada 25–26 Desember 2025. Di tengah keterbatasan waktu transaksi tersebut, Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG masih berada dalam tekanan setelah ditutup di level 8.609 pada akhir perdagangan Jumat, 19 Desember 2025, melemah sekitar 0,59 persen dibandingkan posisi pekan sebelumnya.

    Tekanan terhadap IHSG dalam sepekan terakhir turut diiringi oleh aksi jual investor asing. Di pasar reguler, tercatat arus dana keluar atau outflow asing sebesar Rp365 miliar, mencerminkan sikap wait and see pelaku pasar global terhadap sejumlah sentimen eksternal yang berkembang.

    Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas, David Kurniawan, menilai pelemahan IHSG pekan lalu tidak terlepas dari tekanan sentimen global. Menurutnya, data ketenagakerjaan Amerika Serikat menjadi salah satu faktor utama yang mempengaruhi pergerakan pasar.

     “Lapangan kerja AS tumbuh di November, namun tingkat pengangguran naik ke 4,6 persen yang mencerminkan pasar tenaga kerja yang mulai melemah di tengah ketidakpastian kebijakan perdagangan AS,” ujar David dalam keterangan resmi yang diterima KabarBursa.com, Senin, 22 Desember 2025.

    Selain dari Amerika Serikat, pasar juga merespons kebijakan moneter Jepang. Bank of Japan memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin menjadi 0,75 persen, yang tercatat sebagai level tertinggi sejak 1995. Dari dalam negeri, keputusan Bank Indonesia yang menahan suku bunga acuan di level 4,75 persen demi menjaga stabilitas nilai tukar rupiah juga turut membentuk sentimen pasar. “Sentimen-sentimen tersebut membuat pergerakan IHSG sedikit lesu,” ucap David.

    Memasuki pekan yang singkat ini, David mengingatkan pelaku pasar untuk mencermati sentimen kunci yang berpotensi memengaruhi pergerakan IHSG, yakni perkembangan Framework Agreement antara Amerika Serikat dan Indonesia. Ia menyoroti adanya laporan dari media internasional yang menyebutkan kesepakatan tersebut terancam batal karena Indonesia dinilai melakukan backtracking terhadap komitmen yang telah disepakati pada Juli lalu.

    Meski demikian, David masih melihat peluang IHSG untuk bergerak lebih tinggi hingga akhir tahun. Ia menyebut target IHSG menyentuh level 9.000 masih terbuka, meskipun jumlah hari bursa hingga tutup tahun hanya tersisa lima hari. 

    Menurutnya, peluang tersebut dapat terwujud apabila didukung oleh belanja pemerintah dan kebijakan fiskal yang signifikan, pelonggaran moneter yang berlanjut, pemulihan kondisi global, stabilitas makroekonomi, re-rating valuasi saham, perbaikan kinerja korporasi, serta peningkatan minat investor terhadap pasar saham domestik.

    Menyikapi kondisi pasar yang ada, IPOT merekomendasikan sejumlah saham yang dinilai memiliki peluang teknikal menarik untuk ditradingkan dalam waktu dekat. 

    Salah satunya adalah saham PT Archi Indonesia Tbk dengan kode emiten ARCI yang bergerak di sektor pertambangan emas. Saham ARCI direkomendasikan dengan strategi buy on pullback di area 1.500 hingga 1.550, dari harga saat ini di kisaran 1.585. Target harga jangka pendek diproyeksikan mencapai 1.700 atau berpotensi naik sekitar 13,33 persen, dengan batas risiko di level 1.440. Rekomendasi ini didukung oleh harga komoditas emas yang kembali mencetak rekor tertinggi serta pergerakan ARCI yang masih bertahan di atas rata-rata pergerakan jangka pendek dengan indikasi konsolidasi volume rendah.

    Rekomendasi berikutnya adalah saham PT Adi Sarana Armada Tbk dengan kode emiten ASSA dari sektor jasa logistik dan transportasi. ASSA dinilai menarik untuk ditradingkan karena secara teknikal masih berada dalam tren naik jangka pendek. Dari harga saat ini di sekitar 1.180, saham ASSA diproyeksikan berpeluang menguat menuju target 1.280 atau sekitar 8,47 persen, dengan batas risiko di level 1.130. Pergerakan ASSA sebelumnya tercatat mengalami rejection dari area MA20, yang dinilai membuka peluang lanjutan tren positif.

    IPOT juga merekomendasikan saham PT Unilever Indonesia Tbk dengan kode emiten UNVR yang bergerak di sektor barang konsumsi non-siklikal. UNVR dinilai memiliki potensi breakout setelah harga sahamnya menolak turun di bawah MA20. Dari harga saat ini di kisaran 2.770, saham UNVR direkomendasikan buy on breakout di level 2.800 dengan target jangka pendek 3.000 atau potensi kenaikan sekitar 7,14 persen, serta batas risiko di area 2.700.

    Selain saham, IPOT turut merekomendasikan instrumen reksa dana saham berbasis ETF, yakni Premier ETF IDX High Dividend 20 dengan kode XIHD. Instrumen ini dinilai berpotensi diuntungkan oleh komitmen Bank Indonesia dalam mendorong pertumbuhan ekonomi melalui ekspansi likuiditas. Bank Indonesia menargetkan pertumbuhan M0 Adjusted dua digit mulai Desember 2025 hingga 2026, didukung oleh penurunan posisi SRBI yang menambah likuiditas lebih dari Rp200 triliun serta pembelian Surat Berharga Negara di pasar sekunder senilai Rp327,45 triliun. Kondisi likuiditas yang lebih longgar tersebut dinilai dapat menopang penurunan suku bunga, percepatan kredit perbankan, serta pertumbuhan ekonomi dan pasar keuangan domestik, sehingga berpotensi menjadi katalis positif bagi ETF berbasis saham dividen tinggi seperti XIHD.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Desty Luthfiani

    Desty Luthfiani seorang jurnalis muda yang bergabung dengan KabarBursa.com sejak Desember 2024 lalu. Perempuan yang akrab dengan sapaan Desty ini sudah berkecimpung di dunia jurnalistik cukup lama. Dimulai sejak mengenyam pendidikan di salah satu Universitas negeri di Surakarta dengan fokus komunikasi jurnalistik. Perempuan asal Jawa Tengah dulu juga aktif dalam kegiatan organisasi teater kampus, radio kampus dan pers mahasiswa jurusan. Selain itu dia juga sempat mendirikan komunitas peduli budaya dengan konten-konten kebudayaan bernama "Mata Budaya". 

    Karir jurnalisnya dimulai saat Desty menjalani magang pendidikan di Times Indonesia biro Yogyakarta pada 2019-2020. Kemudian dilanjutkan magang pendidikan lagi di media lokal Solopos pada 2020. Dilanjutkan bekerja di beberapa media maenstream yang terverifikasi dewan pers.

    Ia pernah ditempatkan di desk hukum kriminal, ekonomi dan nasional politik. Sekarang fokus penulisan di KabarBursa.com mengulas informasi seputar ekonomi dan pasar modal.

    Motivasi yang diilhami Desty yakni "do anything what i want artinya melakukan segala sesuatu yang disuka. Melakukan segala sesuatu semaksimal mungkin, berpegang teguh pada kebenaran dan menjadi bermanfaat untuk Republik".