Logo
>

Jelang Rebalancing MSCI, Saham MDKA, BBRI, NCKL Menarik Dipantau

Saham-saham unggulan dari sektor tambang dan perbankan seperti MDKA, BBRI, dan NCKL direkomendasikan IPOT seiring potensi aliran dana asing di akhir Mei 2025.

Ditulis oleh Desty Luthfiani
Jelang Rebalancing MSCI, Saham MDKA, BBRI, NCKL Menarik Dipantau
Layar utama Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu, 21 Mei 2025. (Foto: KabarBursa/Abbas Sandji)

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Menjelang akhir Mei 2025, PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) secara aktif merekomendasikan sejumlah instrumen investasi unggulan, mulai dari saham sektor pertambangan dan perbankan hingga obligasi pemerintah jangka panjang. 

    Rekomendasi ini berkaitan erat dengan momentum rebalancing indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI) yang diperkirakan akan menarik arus dana asing dalam jumlah besar ke pasar modal Indonesia. 

    Fokus utama IPOT tertuju pada saham MDKA (PT Merdeka Copper Gold Tbk), saham BBRI (PT Bank Rakyat Indonesia Tbk), saham NCKL (PT Trimegah Bangun Persada Tbk), serta Obligasi Negara seri Fixed Rate 0097 (FR0097) yang dinilai menawarkan imbal hasil kompetitif bagi investor.

    Analis ekuitas IPOT, David Kurniawan, menjelaskan bahwa lonjakan pembelian bersih investor asing yang mencapai Rp2 triliun di pasar reguler selama sepekan terakhir menjadi sinyal positif bagi arah pasar. 

    Menurut David, lonjakan net buy tersebut berhasil mendorong Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat dan ditutup di level 7.214 pada Jumat, 23 Mei 2025. Kenaikan sebesar 1,4 persen dalam sepekan ini sekaligus menandai kinerja terbaik IHSG dalam lima minggu terakhir, memperkuat optimisme pasar terhadap tren jangka menengah bursa saham Indonesia.

    "Secara teknikal, posisi IHSG yang kini bertahan di atas 7.000 mencerminkan meningkatnya kepercayaan investor. Meski begitu, resistance kuat di level 7.400 masih menjadi tantangan yang perlu diperhatikan," ungkap David melalui keterangan resmi yang diterima Kabarbursa.com, Senin, 26 Mei 2025.

    IPOT merekomendasikan saham MDKA sebagai salah satu saham tambang logam yang layak dikoleksi. Saham MDKA disarankan dibeli pada harga Rp2.040 dengan target harga Rp2.220, memberikan potensi kenaikan sebesar 8,82 persen. Stop loss ditetapkan di Rp1.950 untuk menjaga batas risiko pada level 4,41 persen. 

    Dari sisi teknikal, saham MDKA masih bergerak di atas rata-rata pergerakan lima hari (MA5), yang menandakan kekuatan tren positif jangka pendek. Meskipun mengalami konsolidasi dalam beberapa sesi terakhir, kondisi ini justru membuka ruang akumulasi strategis, terutama dengan prospek kenaikan harga komoditas global yang menjadi katalis tambahan.

    Saham BBRI dari sektor perbankan juga mendapat rekomendasi beli dari IPOT. Saham BBRI diproyeksikan naik menuju target Rp4.700 dari harga beli ideal Rp4.350, mencerminkan potensi keuntungan sebesar 8,05 persen. Stop loss disarankan pada level Rp4.200. 

    David mencatat bahwa saham BBRI baru saja menembus level resistance Rp4.300 melalui pola mini breakout, yang memberikan sinyal lanjutan atas tren kenaikan harga. Aksi akumulasi oleh investor asing semakin memperkuat sinyal tersebut, apalagi dengan adanya kebijakan moneter yang mendukung, yaitu penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) pada 21 Mei 2025.

    Adapun saham NCKL, yang bergerak di sektor pertambangan nikel, menjadi pilihan menarik lainnya. Saham NCKL direkomendasikan beli pada harga Rp740 dengan target Rp805 atau potensi kenaikan sebesar 8,78 persen. Stop loss disarankan di Rp705 atau risiko turun 4,73 persen. 

    Secara teknikal, saham NCKL telah menunjukkan breakout dari fase konsolidasi, dengan indikator moving average convergence divergence (MACD) yang mengarah positif dan histogram yang mulai menguat. Kombinasi ini menandakan momentum bullish dan peluang pembalikan arah yang signifikan.

    Di pasar obligasi, IPOT merekomendasikan Obligasi Negara seri FR0097 sebagai instrumen investasi pendapatan tetap yang menarik di tengah potensi penurunan suku bunga. Obligasi FR0097 menawarkan kupon tetap sebesar 7,125 persen per tahun dan memiliki tanggal jatuh tempo pada 15 Juni 2043. 

    Saat ini, yield to maturity (ytm) obligasi ini berada di kisaran 6,9 persen, sedikit lebih tinggi dibandingkan rata-rata Surat Utang Negara (SUN) bertenor 10 tahun yang berada di sekitar 6,8 persen. 

    Dengan kombinasi kupon yang stabil dan prospek pelonggaran suku bunga lebih lanjut, FR0097 menjadi pilihan strategis bagi investor jangka panjang yang mengincar imbal hasil kompetitif dan volatilitas rendah.

    Menurut David, penguatan IHSG juga ditopang oleh berbagai faktor eksternal dan domestik yang saling mendukung. Dari sisi global, kebijakan tarif impor yang diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump terhadap produk-produk dari Uni Eropa, sebesar 50 persen mulai 1 Juni 2025, memberikan tekanan tersendiri terhadap pasar global, tetapi mendorong minat terhadap negara berkembang seperti Indonesia. 

    “Inggris dikecualikan dari kebijakan tarif tersebut karena telah menandatangani perjanjian perdagangan pasca-Brexit dengan AS,” ujar David.

    Selain itu, meningkatnya ketidakpastian ekonomi global telah mendorong permintaan emas sebagai aset lindung nilai. Data terbaru menunjukkan bahwa pengeluaran global untuk pembelian emas mencapai 0,5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) dunia, angka tertinggi dalam 50 tahun terakhir, membuka peluang kenaikan harga emas kembali ke rekor tertinggi.

    Dari sisi domestik, langkah Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 5,50 persen pada 21 Mei 2025 menjadi katalis penting. Kebijakan ini dilakukan untuk merespons perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tercatat sebesar 4,87 persen pada kuartal I 2025, sekaligus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah tekanan eksternal. 

    “Kebijakan moneter yang lebih akomodatif ini mendukung saham-saham sektor perbankan dan instrumen pendapatan tetap seperti obligasi FR0097,” pungkasnya.

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Desty Luthfiani

    Desty Luthfiani seorang jurnalis muda yang bergabung dengan KabarBursa.com sejak Desember 2024 lalu. Perempuan yang akrab dengan sapaan Desty ini sudah berkecimpung di dunia jurnalistik cukup lama. Dimulai sejak mengenyam pendidikan di salah satu Universitas negeri di Surakarta dengan fokus komunikasi jurnalistik. Perempuan asal Jawa Tengah dulu juga aktif dalam kegiatan organisasi teater kampus, radio kampus dan pers mahasiswa jurusan. Selain itu dia juga sempat mendirikan komunitas peduli budaya dengan konten-konten kebudayaan bernama "Mata Budaya". 

    Karir jurnalisnya dimulai saat Desty menjalani magang pendidikan di Times Indonesia biro Yogyakarta pada 2019-2020. Kemudian dilanjutkan magang pendidikan lagi di media lokal Solopos pada 2020. Dilanjutkan bekerja di beberapa media maenstream yang terverifikasi dewan pers.

    Ia pernah ditempatkan di desk hukum kriminal, ekonomi dan nasional politik. Sekarang fokus penulisan di KabarBursa.com mengulas informasi seputar ekonomi dan pasar modal.

    Motivasi yang diilhami Desty yakni "do anything what i want artinya melakukan segala sesuatu yang disuka. Melakukan segala sesuatu semaksimal mungkin, berpegang teguh pada kebenaran dan menjadi bermanfaat untuk Republik".