KABARBURSA.COM - Mendekati tutup tahun 2024, sektor kesehatan menghijau. Beberapa emiten tampak menguat, dengan saham PT Kalbe Farma TBK (KLBF) memimpin kenaikan.
Pada penutupan perdagangan saham Selasa, 24 Desember 2024, saham KLBF dibuka pada level Rp1.330 per saham. KLBF sempat mencatatkan level tertinggi harian di Rp1.405, namun juga mengalami tekanan hingga mencapai level terendah di Rp1.305. Dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp65,63 triliun, KLBF menjadi salah satu emiten terbesar di sektor farmasi dan kesehatan di Indonesia.
Kinerja KLBF dinilai cukup stabil, tercermin dari rasio harga terhadap laba (P/E ratio) sebesar 20,97, yang menunjukkan bahwa saham ini masih berada pada level yang layak untuk diperhatikan oleh para investor. Selain itu, yield dividen sebesar 2,21 persen memberikan daya tarik tambahan bagi pemegang saham yang mencari imbal hasil berupa pembagian dividen secara rutin.
Pergerakan saham KLBF sepanjang tahun ini juga mencatatkan fluktuasi yang signifikan. Tertinggi dalam 52 minggu terakhir berada di Rp1.795, sementara level terendahnya tercatat di Rp1.245. Hal ini menandakan adanya potensi penguatan yang besar, meski tetap harus diwaspadai risiko tekanan yang mungkin muncul dari faktor eksternal atau pergerakan pasar secara umum.
Secara teknikal, pergerakan harga KLBF menunjukkan adanya level support kuat di sekitar Rp1.300, sementara resistance jangka pendek berada di kisaran Rp1.400–Rp1.450.
Investor disarankan untuk memanfaatkan setiap peluang koreksi harga untuk masuk ke saham ini, sambil tetap memantau perkembangan fundamental perusahaan. Dengan strategi bisnis yang adaptif dan fokus pada inovasi, saham KLBF memiliki prospek yang menarik untuk jangka panjang.
Stimulus Skrining Gratis
Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto memang memiliki banyak program yang berkaitan erat dengan masyarakat. Di bidang kesehatan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan meluncurkan program inovatif berupa layanan skrining kesehatan gratis yang dapat dinikmati oleh seluruh warga Indonesia pada hari ulang tahun mereka.
Program ini dirancang sebagai bentuk apresiasi negara kepada masyarakat sekaligus upaya untuk meningkatkan kualitas kesehatan nasional. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, menggambarkan program ini sebagai "hadiah ulang tahun dari negara," yang bertujuan memastikan kesehatan masyarakat terpantau sejak dini.
Berbeda dengan skrining kesehatan yang sudah tersedia melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), yang fokus pada 14 jenis penyakit tertentu, skrining ulang tahun ini dirancang untuk mendeteksi lebih banyak penyakit dengan pendekatan yang disesuaikan berdasarkan kelompok usia. Pendekatan ini diharapkan dapat meningkatkan efektivitas deteksi dini, sehingga risiko kematian dan kecacatan akibat penyakit dapat diminimalkan secara signifikan.
Pelaksanaan program ini akan berlangsung di Puskesmas dan sekolah-sekolah, memberikan akses yang lebih luas bagi masyarakat di seluruh penjuru negeri. Untuk memastikan keakuratan data penerima manfaat, Kemenkes telah menjalin kerja sama erat dengan Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil). Proses verifikasi data akan dilakukan menggunakan basis data kependudukan yang telah tersedia.
Masyarakat yang berulang tahun hanya perlu mendatangi Puskesmas terdekat sambil membawa kartu identitas sebagai bukti kelayakan mereka untuk mendapatkan layanan ini. Petugas akan memverifikasi data mereka sebelum memulai skrining kesehatan. Dengan prosedur yang sederhana namun efektif, program ini tidak hanya memberikan manfaat kesehatan tetapi juga pengalaman positif yang mempererat hubungan antara warga dan layanan kesehatan negara.
Melalui pendekatan yang inovatif ini, pemerintah menunjukkan komitmen nyata untuk memastikan seluruh masyarakat, mulai dari anak-anak hingga lansia, mendapatkan hak mereka untuk hidup sehat. Selain menjadi langkah awal yang potensial dalam menciptakan masyarakat yang lebih sehat, program ini juga menjadi bukti konkret bahwa upaya preventif dalam kesehatan adalah investasi yang tak ternilai untuk masa depan bangsa.
Strategi KLBF di 2025
Menghadapi nilai tukar rupiah yang saat ini sudah menyentuh lebih dari Rp16.000 per dolar AS, KLBF mengaku memiliki strategi bisnis yang baik.
Menurut Direktur Kalbe Farma Kartika Setiabudy, kondisi saat ini memberikan tekanan berat pada bisnis obat-obatan yang sangat bergantung pada bahan baku impor. Sebesar 90 hingga 95 persen bahan baku yang digunakan Kalbe Farma berasal dari luar negeri, termasuk Cina, India, Eropa, dan Selandia Baru. Dengan begitu, fluktuasi nilai tukar sebagai faktor krusial harus diantisipasi oleh perusahaan.
Kartika menjelaskan, pelemahan rupiah menjadi tantangan besar dalam menjaga profitabilitas perusahaan. Untuk itu, Kalbe Farma telah mengambil sejumlah langkah strategis guna meminimalkan dampak dari tekanan nilai tukar tersebut. Salah satu langkah utama yang diambil adalah menyusun anggaran dengan memperhitungkan kurs tertentu yang diantisipasi. Dengan cara ini, perusahaan berharap dapat lebih siap menghadapi perubahan mendadak di pasar valuta asing.
Selain itu, Kalbe Farma juga memanfaatkan dana cadangan dalam bentuk mata uang asing untuk mengurangi risiko fluktuasi nilai tukar. Strategi ini dirancang agar perusahaan tetap mampu mempertahankan stabilitas margin meskipun biaya bahan baku berpotensi meningkat akibat depresiasi rupiah. Langkah-langkah ini sekaligus mencerminkan kemampuan adaptasi Kalbe Farma terhadap dinamika pasar global dan volatilitas mata uang.
Kartika juga menyoroti pentingnya stabilitas harga bahan baku dan peningkatan efisiensi rantai pasokan global. Ia optimistis bahwa jika kedua faktor ini dapat terjaga, Kalbe Farma mampu melewati tantangan ekonomi makro dengan tetap memberikan kontribusi optimal pada industri farmasi nasional. Mengingat peran sentral Kalbe Farma dalam memenuhi kebutuhan obat-obatan dan produk kesehatan di Indonesia, pendekatan strategis yang diambil perusahaan ini menunjukkan komitmen terhadap keberlanjutan bisnis di tengah tantangan eksternal yang signifikan.
Dengan visi jangka panjang untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor, Kalbe Farma diharapkan akan terus mendorong inovasi dalam pengembangan bahan baku lokal. Langkah ini tidak hanya memperkuat daya saing perusahaan tetapi juga mendukung keberlanjutan industri farmasi domestik. Adanya upaya proaktif dalam menghadapi tekanan nilai tukar menunjukkan bahwa Kalbe Farma memiliki landasan yang kuat untuk bertahan dan berkembang di tengah tantangan global.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.