KABARBURSA.COM-Kabar menggembirakan bagi para pencari petualangan digital! Jika Anda merindukan pengalaman tinggal dan bekerja di Jepang, kini saatnya untuk menandai kalender Anda. Pemerintah Jepang telah mengumumkan rencana mereka untuk memperkenalkan visa nomaden digital dengan masa berlaku enam bulan, mulai akhir Maret 2024.
Namun, seperti biasa, ada syarat-syarat yang harus dipenuhi. Untuk memenuhi kriteria ini, digital nomad harus membuktikan bahwa mereka memiliki pendapatan tahunan setidaknya 10 juta yen, setara dengan sekitar Rp 1 miliar. Jumlah yang tidak main-main, tentu saja, namun bagi mereka yang siap untuk mengejar impian mereka, ini adalah langkah yang layak.
Visa ini tidak hanya terbuka bagi pengunjung dari berbagai belahan dunia, termasuk Amerika Serikat, Australia, Singapura, bahkan Indonesia, tetapi juga membuka peluang bagi pasangan dan anak-anak untuk turut menikmati pengalaman tinggal di Jepang.
Namun, perlu diingat bahwa pemegang visa digital nomad tidak akan diberikan kartu tempat tinggal, dan proses perpanjangan visa juga tidak bisa dilakukan dengan mudah. Mereka harus meninggalkan Jepang dan menunggu enam bulan sebelum dapat mengajukan permohonan kembali.
Sementara itu, bagi pelancong Amerika, pilihan tanpa visa masih tetap terbuka dengan tinggal bebas visa hingga 90 hari. Namun, untuk mengambil keuntungan dari opsi ini, pastikan Anda memiliki paspor yang masih berlaku serta tiket pesawat keluar negeri yang sudah terbayarkan pada akhir masa tinggal 90 hari.
Keputusan Jepang untuk meluncurkan visa nomaden digital ini merupakan bagian dari upaya mereka untuk menghidupkan kembali sektor pariwisata setelah pandemi Covid-19. Sebagai negara tujuan wisata, Jepang telah menyambut 25 juta wisatawan tahun lalu, sebuah lonjakan yang signifikan sejak 2019.
Tidak mengherankan, Tokyo, ibu kota yang serba sibuk, telah menjadi salah satu pusat pertumbuhan bagi pekerja jarak jauh. Menurut laporan dari Nomad List tahun 2023, kota ini bahkan mencatat peningkatan sebesar 67 persen dalam jumlah nomaden digital dari tahun 2018 hingga 2022. Sebuah bukti nyata bahwa Jepang semakin menjadi destinasi yang menarik bagi para pencari petualangan digital.