Logo
>

JPFA Jadi Incaran Pasar, Konsensus Analis Ramai-ramai Naikkan Target Harga

Analis kompak beri rekomendasi beli untuk saham JPFA dengan target harga hingga Rp2.500. Momentum teknikal dan prospek dividen menjadikannya incaran pasar.

Ditulis oleh Yunila Wati
JPFA Jadi Incaran Pasar, Konsensus Analis Ramai-ramai Naikkan Target Harga
PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA). (Foto: Dok Perusahaan)

Poin Penting :

KABARBURSA.COM - Saham PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) belakangan kembali mencuri perhatian pelaku pasar. Di tengah dinamika sektor agribisnis dan pangan nasional, mayoritas analis justru kompak menilai bahwa emiten ini sedang mengarah ke tren pemulihan yang layak dipertimbangkan investor.

Data Bloomberg per Selasa, 9 Juli 2025, menunjukkan sinyal yang sangat positif. Seluruh analis yang masuk dalam konsensus, sebanyak 25 institusi, memberikan rekomendasi “buy”. Tak satu pun yang memilih opsi “hold” atau “sell”. 

Ini bukan angka sembarangan. Artinya, tidak ada keraguan berarti dari kalangan analis terhadap arah bisnis JPFA dalam 12 bulan ke depan.

Target harga rata-rata yang dipasang analis berada di angka Rp2.316 per saham. Jika dibandingkan dengan harga pasar saat ini di level Rp1.590, maka terdapat potensi kenaikan hingga 45,7 persen. 

Untuk investor yang sedang mencari saham undervalued dengan prospek cerah, potensi ini tentu menggoda.

Rekomendasi terbaru datang dari Phillip Securities, yang pada 8 Juli lalu merilis riset dengan nada positif. Analis Marvin Lievincent memberi label “buy” dan menaikkan target harga ke Rp2.500. Ini menjadi salah satu target paling tinggi di antara konsensus. 

Keyakinan ini tidak lepas dari pemulihan margin yang mulai terasa setelah tekanan biaya pakan ternak perlahan mereda.

Tak hanya Phillip, sederet nama besar seperti Indo Premier, Trimegah, BRI Danareksa, BCA Sekuritas, hingga RHB Research juga menyampaikan rekomendasi serupa. Beberapa bahkan menyoroti strategi diversifikasi dan efisiensi biaya JPFA sebagai kunci pemulihan kinerja dalam jangka menengah.

Secara teknikal, saham ini memang sempat berkonsolidasi cukup lama dalam rentang satu tahun terakhir. Namun, sinyal pembalikan arah mulai terlihat sejak kuartal kedua 2025. 

Grafik menunjukkan adanya pola akumulasi yang menguat, dengan spread antara harga wajar analis dan harga pasar yang makin lebar. Ini menjadi indikasi awal bahwa saham ini belum kehabisan tenaga untuk reli berikutnya.

Namun tentu saja, seperti saham sektor konsumsi berbasis komoditas lainnya, JPFA tetap harus menghadapi sejumlah tantangan. Fluktuasi harga bahan baku, nilai tukar, hingga dinamika regulasi pangan bisa saja menjadi ganjalan sewaktu-waktu. 

Meski begitu, posisi JPFA sebagai pemain utama di industri pakan ternak memberi buffer yang cukup kuat untuk meredam guncangan.

Dengan konsensus analis yang bulat, potensi upside mendekati 50 persen, serta momentum teknikal yang mulai membaik, saham JPFA tampaknya tidak hanya sedang bangkit, tapi juga sedang dikawal penuh keyakinan dari pelaku pasar. Investor hanya perlu memastikan satu hal, masuk di saat yang tepat.

Saham Bergerak Dinamis

Saham PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) bergerak cukup dinamis sepanjang sesi perdagangan hari ini. Ditutup menguat 3,53 persen ke level Rp1.615 per saham, saham emiten pakan ternak ini seolah memberi napas segar bagi pelaku pasar yang selama ini menanti pergerakan rebound setelah tekanan berkepanjangan.

Sejak awal pembukaan di harga Rp1.570, JPFA konsisten menguat dan bahkan sempat menyentuh level tertingginya di Rp1.635. Sementara posisi terendah harian tercatat di Rp1.545, menandakan adanya akumulasi beli yang cukup aktif di rentang perdagangan intraday.

Secara valuasi, JPFA memang masih tergolong murah. Dengan rasio price to earnings (P/E) berada di level 6,19 kali, saham ini diperdagangkan jauh di bawah rerata sektoral. 

Imbal hasil dividennya juga tergolong atraktif, mencapai 8,67 persen per tahun, menyusul pembagian dividen kuartalan senilai Rp35,01 per saham. 

Angka-angka tersebut menempatkan JPFA sebagai kandidat menarik bagi investor yang mengincar saham dividen tinggi dengan fundamental stabil.

Jika menengok ke belakang, saham JPFA sempat bertengger di level Rp2.230 dalam 52 minggu terakhir sebelum merosot ke titik terendah Rp1.415. 

Perdagangan hari ini menunjukkan bahwa harga mulai menjauh dari zona jenuh jual, memunculkan harapan akan fase pemulihan harga yang lebih terstruktur.

Kapitalisasi pasar JPFA kini berada di kisaran Rp18,94 triliun. Dengan profil keuangan yang konservatif, prospek pemulihan konsumsi domestik, dan potensi ekspansi volume penjualan di semester kedua tahun ini, emiten ini perlahan kembali mendapatkan perhatian pelaku pasar.

Di tengah sentimen pasar yang kian selektif, saham-saham dengan valuasi rendah dan pembagian dividen yang rutin seperti JPFA tetap menjadi pertimbangan utama, terlebih bagi investor yang mengutamakan stabilitas dan potensi yield jangka menengah. 

Meski belum sepenuhnya keluar dari tekanan, sinyal teknikal dan minat beli hari ini bisa menjadi indikasi bahwa JPFA mulai kembali naik ke permukaan.(*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Yunila Wati

Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79