KABARBURSA,COM - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menutup Juli 2025 dengan catatan keuangan yang cukup kontras, di satu sisi laba bersih bank only turun 9,01 persen secara tahunan menjadi Rp28,58 triliun, sementara di sisi lain terdapat tanda-tanda perbaikan operasional yang kuat dari segi kredit, margin, hingga pengelolaan biaya.
Narasi inilah yang belakangan memberi alasan bagi investor untuk lebih optimistis, apalagi jika dipadukan dengan hasil teknikal yang menunjukkan sinyal kuat “sangat beli”.
Dari sisi fundamental, meskipun laba bulanan Juli tercatat Rp3,79 triliun atau anjlok 38,31 persen dibanding Juni, hal itu lebih mencerminkan fluktuasi jangka pendek ketimbang pelemahan struktural.
Mengutip laporan keuangan BRI, Senin, 25 Agustus 2025, kredit tumbuh 5,26 persen yoy ke Rp1.267,12 triliun, menjadi titik tertinggi sejak awal tahun. Pendapatan bunga Rp95,58 triliun naik 1,03 persen yoy, sementara beban bunga justru menurun 0,09 persen yoy ke Rp30,21 triliun.
Kombinasi ini menghasilkan net interest income Rp65,36 triliun, tumbuh 1,55 persen yoy, yang menjaga net interest margin tetap kokoh di 6,26 persen.
Penurunan biaya kredit dari 5,57 persen pada Januari menjadi 3,42 persen pada Juli memperlihatkan disiplin manajemen risiko yang semakin baik. Artinya, meski laba tahunan menurun, BRI sedang membangun landasan pemulihan yang berkelanjutan.
Saham BBRI di Fase Bullish Solid
Dari perspektif teknikal, saham BBRI tengah berada dalam fase bullish yang cukup solid. Indikator momentum seperti RSI di level 65,96 dan Stochastic di kisaran 74 masih mengindikasikan ruang kenaikan, meski sudah mendekati area jenuh beli.
MACD positif di 96,88, ADX di 36,2 menandakan tren penguatan cukup kuat, sementara Williams %R di -10,5 dan Stochastic RSI di 98,2 memberi peringatan potensi overbought. Namun, keseluruhan sinyal tetap dominan “beli” dengan 9 indikator teknikal mengarah ke arah positif dan tanpa ada sinyal jual.
Moving average bahkan lebih jelas lagi: semua garis MA dari jangka pendek hingga panjang berada di posisi beli, dengan MA5 di 4.130 dan MA200 di 4.066, sebuah konfirmasi bahwa tren kenaikan masih terjaga baik.
Level pivot menunjukkan area support dan resistance penting. Titik pivot klasik berada di 4.123 dengan support kuat di sekitar 4.076 dan resistance awal di 4.146. Jika BBRI mampu menembus dan bertahan di atas level tersebut, ruang menuju 4.193 hingga 4.216 terbuka lebar.
Sebaliknya, jika terjadi koreksi, level 4.053 menjadi penopang utama yang relatif kuat. Dalam konteks teknikal, volatilitas yang cukup tinggi tercermin dari ATR di 99, artinya pergerakan harga bisa lebih dinamis dalam beberapa sesi ke depan.
Kombinasi Menarik dengan Rekomendasinya Buy on Dips
Bagi investor, kombinasi fundamental dan teknikal ini memberi sinyal menarik. Secara jangka pendek, saham BBRI memang rentan koreksi minor akibat tekanan teknikal di area jenuh beli, tetapi tren utama masih mengarah naik.
Dengan NIM yang terjaga, biaya kredit yang terus turun, dan prospek kredit yang masih terbuka lebar berkat penurunan BI Rate ke 5 persen, BBRI berpeluang mempertahankan momentumnya di semester II 2025.
Rekomendasi yang bisa ditarik adalah buy on dips, atau akumulasi ketika saham bergerak turun ke area support, dengan target jangka pendek di kisaran 4.193–4.216.
Untuk investor jangka menengah hingga panjang, saham ini masih layak dipegang sebagai salah satu bank dengan fundamental terkuat di tanah air, terutama jika BRI berhasil menjaga pertumbuhan kredit lebih dekat dengan target 7–9 persen hingga akhir tahun.
Singkatnya, meski laba tahun berjalan terlihat menurun, arah teknikal dan perbaikan operasional BBRI menunjukkan saham ini masih menjadi kandidat utama bagi investor yang mencari stabilitas sekaligus potensi pertumbuhan.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.