Logo
>

Jumlah Pengangguran di Indonesia 7,2 Juta Orang

Ditulis oleh KabarBursa.com
Jumlah Pengangguran di Indonesia 7,2 Juta Orang

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Jumlah pengangguran di Indonesia tercatat terus mengalami penurunan hingga awal tahun 2024. Meski begitu, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI), Teguh Dartanto, berpendapat bahwa tingkat pengangguran nasional masih tergolong tinggi.

    Dikutip dari data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 7,2 juta orang dengan tingkat pengangguran terbuka (TPT) sebesar 4,82 persen hingga Februari 2024.

    Memang, jumlah tersebut telah berkurang sekitar 790.000 orang dari periode yang sama tahun lalu, yakni 7,99 juta orang dengan TPT sebesar 5,45 persen.

    "Menurut saya, angka ini masih terbilang tinggi, apalagi kalau dilihat angka setengah menganggur jumlahnya sebanyak 12,11 juta orang," kata Teguh, dalam keterangannya, Kamis, 4 Juli 2024.

    Teguh pun mengungkapkan, salah satu permasalahan dari masih tingginya angka pengangguran di Indonesia adalah kurang cocoknya kebutuhan industri dengan kemampuan sumber daya manusia (SDM) yang didapat dari dunia pendidikan. Oleh karena itu, diperlukan penguatan link and match antara dunia pendidikan dengan industri.

    "Perlu dipikirkan bagaimana mendorong penciptaan lapangan kerja baru serta link and match antara kebutuhan industri dengan dunia pendidikan benar-benar bisa berjalan dengan baik," ujar Teguh.

    Dia pun menekankan, penguatan link and match menjadi penting. Dia menyebutkan, ketika sedang berinteraksi dengan dunia bisnis, tak jarang yang menjadi topik pembahasan adalah kesulitan mencari talent yang berkualitas. Namun di sisi tenaga kerja, sering kali mengatakan bahwa lapangan kerja tidak mencukupi.

    Berdasarkan itu, Teguh menilai, strategi transformasi ekonomi yang ditempuh pemerintah dengan dunia pendidikan tidak sinergsi.

    Dia mencontohkan kebijakan hilirisasi nikel yang membutuhkan banyak ahli metalurgi. Namun di sisi lain, lulusan metalurgi berkualitas di Tanah Air masih kurang.

    "Artinya memang harus ada keselarasan antara transformasi ekonomi, perencanaan ekonomi jangka panjang, dengan bagaimana dunia pendidikan," tuturnya.

    Selain itu, lanjut Teguh, pemerintah juga harus fokus dengan peningkatan kualitas perguruan tinggi. Sebab, masih banyak perguruan tinggi mencetak banyak lulusan yang tidak dibarengi dengan kompetensi di pasar kerja.

    Oleh karena itu, solusi utama mengatasi permasalahan pengangguran tidak bisa berfokus pada strategi jangka pendek. Namun jangka menengah dan jangka panjang.

    Adapun solusi jangka pendek, lanjut Teguh lagi, bisa diatasi seperti melalui program Kartu Prakerja dari pemerintah. Program tersebut pun perlu penyempurnaan dan dilanjutkan oleh pemerintah mendatang.

    "Tetapi yang kita dorong juga bukan hanya ada situs dan pelatihan daring dan luring, tetapi setelah pelatihan ini nanti dia kerjanya seperti apa. Harus komprehensif tidak hanya berlatih atau dilatih saja. Tetapi setelah dilatih juga ada penyerapan dan penyerapannya seperti apa," pungkas Teguh.

    Jumlah Pengangguran akan Bertambah begitu AI Menguasai Dunia

    Miliarder Elon Musk, sosok visioner di balik SpaceX dan Tesla, meyakini bahwa kecerdasan buatan (AI) akan menghapuskan seluruh pekerjaan. Benarkah manusia di masa depan akan menganggur?

    "Mungkin tidak ada satupun dari kita yang akan memiliki pekerjaan," ungkap Musk, dikutip dari The Independent, Selasa, 28 Mei 2024.

    Dalam gelaran VivaTech, Musk menjelaskan bahwa jika seluruh pekerjaan diambil alih oleh AI, itu bukanlah hal buruk.

    Menurutnya, pekerjaan akan menjadi "pilihan". Musk percaya, jika seseorang ingin bekerja, mereka bisa melakukannya sebagai hobi. Jika tidak, AI dan robot akan menyediakan semua barang dan jasa yang diinginkan.

    Meskipun kemampuan AI berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir, regulator, perusahaan, dan pengguna masih berupaya mencari cara untuk memanfaatkan teknologi ini secara bertanggung jawab.

    "Saya rasa mungkin masih ada peran manusia dalam hal ini, kita dapat memberikan makna pada AI," lanjut Musk.

    Lebih jauh, dia menyarankan para orang tua untuk mengontrol dan membatasi akses media sosial bagi anak-anak mereka, dengan mengatakan bahwa platform media sosial sedang diprogram oleh AI untuk memaksimalkan dopamin.

    Teknologi-teknologi yang diciptakan manusia memang sangat membantu mempermudah pekerjaan. Namun, kemudahan ini membuat generasi muda lebih mengandalkan otak mesin komputer ketimbang otak mereka sendiri.

    Pekerjaan di Era AI

    Menlansir dari berbagai sumber, berikut beberapa jenis pekerjaan yang bakal populer di era AI:

    1. Data Scientist

    Kebutuhan akan profesi ini terus meningkat dan diminati di masa mendatang. Data Scientist sangat dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan besar. Mereka mendapatkan gaji pokok yang 36 persen lebih tinggi daripada pekerjaan kebanyakan di industri ini.

    2. Machine Learning Engineer

    Seorang Machine Learning Engineer bertugas merancang, mengembangkan, dan mengimplementasikan sistem pembelajaran mesin. Tugasnya termasuk mengembangkan algoritma pembelajaran mesin, membangun model prediktif, dan mengoptimalkan sistem. Untuk menjadi Engineer Machine Learning, seseorang harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang statistik, matematika, dan teknik pemrograman.

    3. Data Engineer

    Para Data Engineer bertugas menemukan tren dalam pengumpulan data dan mengembangkan algoritme agar data mentah menjadi lebih berguna bagi perusahaan. Untuk menjadi Data Engineer, diperlukan keterampilan teknis yang signifikan, termasuk pengetahuan mendalam tentang desain database SQL dan berbagai bahasa pemrograman.

    4. AI Scientist

    Seorang AI Scientist bekerja dengan teknik pembelajaran mesin tradisional seperti pemrosesan bahasa alami dan jaringan saraf mesin untuk membangun model yang mendukung aplikasi berbasis AI. Profesi ini sangat dicari oleh perusahaan di bidang AI.

    5. Algorithm Engineer

    Pekerjaan seorang Algorithm Engineer fokus pada desain, analisis, implementasi, optimasi, dan evaluasi algoritma komputer. Mereka juga bertanggung jawab menjembatani teori algoritma dengan aplikasi praktis algoritma dalam rekayasa perangkat lunak. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi