KABARBURSA.COM - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Juni 2025 diprediksi positif jika berkaca dari sejarah di bulan keenam ini.
Direktur PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk Reza Priyambada mengatakan pergerakan IHSG sepanjang Juni selama 5 tahun terakhir cenderung lebih positif seiring meredanya aksi jual dari bulan Mei.
"Di bulan Mei, pelaku pasar cenderung melakukan aksi jual karena kepanikan yang mereka buat sendiri dengan adanya persepsi sell in may and go away," kata Reza kepada KabarBursa.com dikutip, Rabu, 4 Juni 2025.
Reza menjelaskan, selama 5 tahun terakhir pada bulan Juni, IHSG hanya satu kali mencatatkan kinerja negatif yaitu pada tahun 2022. Ia memprediksi jika indeks kemungkinan bisa menyentuh level 7.300an pada Juni 2025.
"Kalau kita rata-ratakan, pertumbuhan IHSG di bulan Juni tersebut menghasilkan angka 2,27 persen. Sehingga, jika angka ini dikondisikan dengan nilai IHSG di akhir Mei 2025, maka di bulan Juni 2025 diperkirakan IHSG dapat mencapai nilai 7338,71," jelas dia.
Lebih lanjut ia menyampaikan, terdapat sejumlah sentimen yang dapat mempengaruhi pergerakan IHSG di bulan Juni ini, di antaranya:
- Rencana pembagian dividen dengan masih adanya sejumlah RUPST emiten
- Pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap USD
- Efek dari stimulus pemerintah
- Efek dari penurunan suku bunga BI
- Perkembangan dari pemberlakuan tarif Trump
- Kondisi geopolitik yang dapat mempengaruhi harga sejumlah komoditas
- Rapat The Fed di pertengahan Juni
"Lainnya, berupa data-data makroekonomi baik dari dalam negeri maupun luar negeri seperti inflasi, indeks manufaktur PMI," ucapnya.
Dari segi sektoral, Reza memandang beberapa sektor berpotensi mencatat kinerja positif di bulan Juni, imbas dari penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI).
Adapun sektor yang dimaksud Reza ialah perbankan, ritel, dan properti. Menurutnya, sektor-sektor ini bisa menjadi pilihan bagi para investor.
"Di sisi lain, kita juga bisa pantau sektor infrastruktur maupun konsumsi dengan harapan stimulus pemerintah dapat menggerakan ekonomi masyarakat," pungkasnya.
Kiwoom Sekuritas: Sektor-sektor ini Paling Responsif di Juni 2025
Sementara itu Kiwoom Sekuritas Indonesia memperkirakan bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak sideways dengan kecenderungan menguat sepanjang Juni 2025, didorong oleh kombinasi katalis positif dari dalam dan luar negeri.
Menurut Liza Camelia Suryanata, Kepala Riset Kiwoom Sekuritas Indonesia, indeks diperkirakan akan berada dalam kisaran 7.000 hingga 7.300, dengan kemungkinan menembus resistansi psikologis 7.300 jika momentum tetap terjaga. Dalam skenario optimistis, indeks bahkan bisa menuju level 7.475.
“Secara historis, sejak 2020 IHSG cenderung menghijau pada bulan Juni. Tahun ini, kami melihat peluang tersebut kembali terbuka berkat stimulus fiskal, stabilitas makroekonomi, serta antisipasi laporan keuangan kuartal kedua,” ujar Liza dalam laporan bulanan, Rabu, 28 Mei 2025.
Pemerintah Indonesia mulai 5 Juni 2025 resmi menggulirkan enam kebijakan stimulus ekonomi yang mencakup diskon tarif listrik sebesar 50 persen bagi 79 juta rumah tangga, bantuan pangan untuk 18,3 juta keluarga penerima manfaat, serta Bantuan Subsidi Upah (BSU) bagi pekerja dengan penghasilan di bawah Rp3,5 juta.
Tambahan insentif berupa diskon tarif jalan tol sebesar 20 persen selama masa libur sekolah juga diberikan untuk mendongkrak mobilitas dan konsumsi rumah tangga. Kiwoom menilai langkah ini akan menjadi pemicu utama sektor konsumsi dan ritel di pasar saham.
“Stimulus ini memiliki efek langsung terhadap daya beli. Emiten konsumer seperti Indofood CBP (ICBP), Mayora (MYOR), Alfamart (AMRT), hingga Unilever Indonesia (UNVR) akan menjadi yang paling diuntungkan,” jelas Liza.
Salah satu katalis tambahan datang dari sisi moneter. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) resmi menurunkan tingkat bunga penjaminan simpanan untuk bank umum dari 4,25 persen menjadi 4,00 persen per 1 Juni 2025.(*)