KABARBURSA.COM - Harga batu bara mayoritas menguat pada Selasa, 16 Juli 2024 yang dipicu oleh perkiraan Badan Informasi Energi AS (EIA) terkait peningkatan penggunaan batu bara di Amerika Serikat (AS).
Harga batu bara Newcastle untuk Juli 2024 turun 0,55 persen menjadi USD134,4 per ton. Sedangkan Agustus 2024 menguat USD0,5 menjadi USD138,25 per ton. Sementara itu, September 2024 meningkat USD0,45 menjadi USD139,5 per ton.
Sementara itu, harga batu bara Rotterdam untuk Juli 2024 naik 0,35 persen menjadi USD106,5. Sedangkan, Agustus 2024 menguat USD1,8 menjadi USD110,95. Sementara itu, September 2024 terkerek USD1,3 menjadi USD111.
Power Engineering menyebut, EIA memperkirakan penurunan konsumsi batu bara Amerika Serikat (AS) akan berbalik arah tahun ini. Setelah pada 2023 mengalami penurunan sebesar 8 persen.
Dalam pembaharuannya yang baru-baru ini diterbitkan pada bulan Juli untuk Prospek Energi Jangka Pendek, EIA memperkirakan peningkatan penggunaan batu bara untuk menghasilkan listrik di AS tahun ini, dengan penggunaan turun kembali menjadi sekitar jumlah 2023 pada 2025.
Rencana China
Sementara itu, China berencana untuk meningkatkan dukungan finansial bagi proyek-proyek untuk mengurangi emisi di pembangkit listrik tenaga batu bara melalui berbagai metode termasuk pembakaran biomassa dan amonia hijau.
Tahap pertama proyek yang mulai dibangun tahun depan akan menargetkan pengurangan emisi sebesar 20 persen per unit listrik yang dihasilkan, menurut rilis bersama oleh Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional dan Administrasi Energi Nasional.
Pada 2027, peningkatan tersebut diharapkan dapat mengurangi intensitas emisi hingga 50 persen, yang berpotensi menempatkan pembangkit tersebut setara dengan gas alam yang pembakarannya lebih bersih.
Sayangnya, Rilis tersebut tidak menunjukkan berapa banyak dana yang akan tersedia untuk transformasi tersebut atau berapa banyak pembangkit listrik tenaga batu bara yang akan ditargetkan.
Perdagangan Sebelumnya
Harga batu bara rebound pada Jumat, 12 Juli 2024. Hal ini berkat turunnya produksi batu bara China pada semester I 2024. Harga batu bara Newcastle untuk Juli 2024 naik 1,1 persen menjadi USD134,95 per ton. Sedangkan Agustus 2024 menguat USD2,4 menjadi USD137,75 per ton. Sementara itu, September 2024 meningkat USD2,3 menjadi USD139,05 per ton.
Sementara itu, harga batu bara Rotterdam untuk Juli 2024 naik 1,85 persen menjadi USD106,15. Sedangkan, Agustus 2024 menguat USD4,25 menjadi USD109,15. Sementara itu, September 2024 terkerek USD3,9 menjadi USD109,7.
Dikutip dari BigMint, total produksi batu bara China pada semester I 2024 tercatat sebesar 2,27 juta ton, turun 1,7 persen year on year (yoy), karena peningkatan inspeksi keselamatan.
Meski demikian, produksi batu bara China tercatat sebesar 405,38 juta ton pada Juni, meningkat sekitar 4 persen yoy, menurut data terbaru yang dirilis oleh Biro Statistik Nasional (NBS).
Data tersebut menyebutkan, produksi batu bara mentah harian berada pada sekitar 13,51 juta ton pada bulan Juni, naik sekitar 9 persen dari 12,38 juta ton pada Mei.
Produksi batu bara China pada Juni merupakan yang tertinggi dalam enam bulan terakhir. Hal itu karena tambang meningkatkan produksi untuk memenuhi permintaan musiman dan inspeksi keselamatan yang membatasi produksi di awal tahun dilonggarkan.
Emiten Batu Bara
Dua emiten batu bara mengalami kebangkitan saham dalam satu bulan terakhir. PT Black Diamond Resources Tbk (COAL) dan PT MNC Energy Investments Tbk (IATA), keduanya tercatat di papan pemantauan khusus full call auction (FCA).
Pada perdagangan 16 Juli 2024, saham COAL naik 9,52 persen menjadi Rp46. Selama sebulan terakhir, saham ini melonjak 119,05 persen.
Saham MNC Energy, milik Hary Tanoesoedibjo, naik 4,76 persen menjadi Rp44 pada perdagangan 16 Juli. Dalam sebulan terakhir, saham ini melesat 83,33 persen.
Saham kedua emiten tersebut masuk dalam papan pemantauan khusus FCA per 31 Mei 2024 karena lama berada di level Rp50 atau gocap.
Awalnya, saham keduanya sempat jatuh. COAL turun hingga Rp20 pada 14 Juni 2024, dan IATA menyentuh Rp24 pada 19 Juni 2024. Namun kini, saham kedua emiten tersebut bangkit dan mulai mendekati level Rp50 lagi.
Head of Investor Relations MNC Energy (IATA), Natassha Yunita, menyatakan bahwa perusahaan menyadari penurunan harga saham yang diakibatkan oleh implementasi full call auction.
"Kami memahami bahwa fluktuasi ini dapat menimbulkan kekhawatiran bagi para investor. Oleh karena itu, kami ingin memberikan klarifikasi dan menegaskan kembali komitmen kami terhadap peningkatan nilai jangka panjang perusahaan," ujarnya dalam pernyataan resmi pada awal Juni 2024.
Ia menjelaskan bahwa pada 25 Maret 2024, Bursa Efek Indonesia (BEI) menerapkan sistem full call auction untuk saham-saham di papan pemantauan khusus. Salah satu kriteria yang menyebabkan masuknya saham ke papan ini adalah rata-rata harga saham kurang dari Rp 51,00 dalam enam bulan terakhir di pasar reguler.
"Namun, masuknya perusahaan ke papan pemantauan khusus ini tidak mencerminkan fundamental kami," jelasnya.
Pada 2023, COAL mencatatkan laba bersih sebesar Rp 38,29 miliar, turun dari Rp 89,85 miliar pada tahun 2022. (*)