KABARBURSA.COM - PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) menjual sembilan bidang tanah milik anak usahanya, PT Sanghiang Perkasa, kepada PT Livzon Pharma Indonesia. Nilai transaksi ini mencapai Rp197,01 miliar.
Berdasarkan laporan keterbukaan informasi, luas total tanah yang dilepas mencapai 69.575 meter persegi. Seluruh bidang tanah itu berlokasi di kawasan Greenland International Industrial Center (GIIC), Cikarang Pusat, Bekasi, Jawa Barat.
Corporate Secretary Kalbe, Maria Teresa Fabiola, mengatakan, Livzon dan Sanghiang adalah entitas afiliasi Kalbe. Keduanya berada dalam kendali Kalbe dan entitas anaknya, termasuk PT Global Chemindo Megatrading dan PT Bifarma Adiluhung.
“Tanah tersebut dilepas berdasarkan akta jual beli tertanggal 27 Mei 2025. Harga transaksi disepakati sebesar Rp197,01 miliar, belum termasuk biaya profesional pendukung lainnya,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin, 2 Juni 2025.
Penilaian atas harga tanah dilakukan oleh Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Benedictus Darmapuspita dan Rekan. Nilai pasar tanah berdasarkan laporan penilai per 31 Desember 2024 ditaksir sebesar Rp190,92 miliar.
Artinya, harga transaksi berada sedikit di atas estimasi nilai pasar. Penilai menyatakan transaksi ini wajar dan sesuai dengan prinsip kewajaran yang berlaku.
Kalbe juga menyatakan bahwa transaksi tidak tergolong material. Tidak ada dampak signifikan terhadap kelangsungan usaha perseroan.
Menurut manajemen Kalbe, pelepasan tanah ini dilakukan untuk mendukung pengembangan bisnis ke depan. Prosedur internal sudah dijalankan agar transaksi sesuai praktik bisnis yang sehat.
“Transaksi ini bukan transaksi benturan kepentingan,” tulis manajemen dalam pernyataan resmi. Transaksi juga diklaim bebas dari konflik dan telah memenuhi ketentuan POJK 42/2020.
Apa Motif Penjualan Aset Kalbe?
Manajemen menyebut pelepasan aset untuk mendukung ekspansi. Namun tidak dijelaskan ekspansi seperti apa. Tidak ada penambahan aset tetap besar dalam neraca.
Di sisi lain, posisi kas Kalbe mulai tergerus. Per akhir Maret 2025, kas turun ke Rp4,54 triliun. Sebelumnya Rp4,72 triliun di Desember 2024.
Sementara itu, utang usaha naik signifikan. Dari Rp1,81 triliun menjadi Rp2,06 triliun. Utang pajak juga melonjak dua kali lipat lebih.
Kalbe juga tidak menambah pinjaman bank. Posisi utang jangka panjang justru turun. Ini menunjukkan Kalbe ingin menghindari beban bunga.
Artinya, transaksi ini lebih dari sekadar ekspansi. Ada kepentingan memperkuat likuiditas. Uangnya tetap di dalam grup. Tapi masuk ke dompet Sanghiang, anak usaha Kalbe.
Investor perlu mencermati arah strateginya. Apakah untuk perluasan pabrik atau siasat keuangan jangka pendek.
Kalbe menyebut semua prosedur transaksi sudah sesuai aturan. Tidak ada konflik. Tidak menyesatkan. Tidak melanggar POJK.
Namun, bagi investor, ini sinyal yang menarik. Di tengah neraca sehat, Kalbe tetap pilih jual aset. Itu artinya manajemen sedang menyusun langkah baru.
Sinyal dari Lantai Bursa
Saham KLBF menguat tajam pada perdagangan Senin pagi, 2 Juni 2025. Hingga pukul 10.35 WIB, harga saham naik 2,31 persen ke level Rp1.550. Kenaikan ini terjadi di tengah munculnya indikator aksi korporasi di sistem perdagangan bursa.
Volume transaksi tembus 18,52 juta saham. Lebih tinggi dari rata-rata volume harian 53 juta. Nilai transaksi mencapai Rp28,4 miliar. Ini mengindikasikan respons awal pasar terhadap aksi korporasi yang sedang dijalankan.
Harga saham dibuka pada level Rp1.480 dan sempat menyentuh level tertinggi Rp1.565. Level Auto Rejection Atas (ARA) tercatat Rp1.890, memberi ruang bagi penguatan lebih lanjut.
Dengan valuasi yang masih wajar, dan kas perusahaan yang solid, Kalbe punya amunisi untuk menjalankan buyback tanpa harus membebani utang. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.