KABARBURSA.COM – Kapitalisasi pasar kripto global turun 0,43 persen menjadi USD3,14 triliun. Sentimen pasar sepertinya belum pulih total dan short-term rotation kembali mengarah pada Bitcoin sebagai aset kripto paling defensif.
Harga Bitcoin menunjukkan ketahanan luar biasa setelah sempat diguncang tekanan jual pada sesi sebelumnya. Data grafik harian menunjukkan pola pemantulan (intraday rebound) yang cukup jelas.
Bitcoin memulai hari di area sekitar Rp 1,541 triliun, merosot ke titik terendah harian di kisaran Rp 1,540 triliun, lalu perlahan memantul kembali menuju Rp 1,5406 triliun. Pola seperti ini menunjukkan bahwa penjual mulai kehabisan tenaga, sementara pembeli masuk perlahan pada level bawah untuk menahan penurunan lebih lanjut.
Kondisi ini konsisten dengan data pasar global. Bitcoin diperdagangkan di USD92.530 atau sekitar Rp 1,54 miliar pada Jumat pagi, 12 Desember 2025, naik tipis sekitar 0,26 persen. Pergerakan kecil namun stabil ini bertolak belakang dengan mayoritas altcoin yang justru terkoreksi.
Ethereum, Binance Coin, Solana, Dogecoin, dan XRP semuanya. Pola berbeda arah ini mengindikasikan bahwa Bitcoin sedang bertindak sebagai aset lindung risiko internal di dalam pasar kripto. Ketika volatilitas meningkat atau ketidakpastian makro memuncak, modal cenderung mengalir kembali ke BTC, bukan ke altcoin yang lebih sensitif terhadap sentimen jangka pendek.
Gemini yang paling menjadi sorotan. Harganya naik lebih dari 30 persen setelah mendapat izin regulasi untuk menawarkan prediction markets di AS. Lonjakan ini menunjukkan bahwa saham terkait industri kripto masih bergerak liar mengikuti sentimen spesifik masing-masing proyek.
Dari sisi makro, analis Jasper De Maere dari Wintermute menegaskan bahwa korelasi kripto–ekuitas makin longgar. Hanya 18 persen sesi perdagangan sepanjang tahun di mana Bitcoin mengungguli Nasdaq pada hari-hari pemicu makro.
Pergerakan hari ini pun mencerminkan pola tersebut. Ketika saham-saham menguat, Bitcoin justru bergerak lebih datar karena pasar menilai pemotongan suku bunga The Fed sudah sepenuhnya diantisipasi.
Pasar kini juga mengalihkan fokus ke risiko regulasi kripto AS sebagai penggerak arah berikutnya menuju paruh pertama 2026, sementara tanda awal kekhawatiran stagflasi perlahan muncul.
Swissblock menilai bahwa tekanan jual Bitcoin mulai menurun setelah dua gelombang penurunan yang menunjukkan volume lebih kecil pada gelombang kedua. Stabilitas harga pada grafik intradaymendukung pandangan tersebut.
Meski belum ada konfirmasi tren naik yang kuat, karakteristik ini sering menjadi sinyal awal pembentukan dasar baru (short-term bottoming).
Secara keseluruhan, performa Bitcoin hari ini menunjukkan karakter defensif sekaligus resilien. Pasar altcoin masih berada dalam tekanan, tetapi BTC memanfaatkan pelemahan dolar, pemantulan ekuitas AS, dan meredanya tekanan jual untuk menjaga posisi di atas USD92.000.
Selama stabilisasi ini bertahan beberapa sesi ke depan, peluang Bitcoin untuk kembali menguji area psikologis USD95.000 tetap terbuka, meskipun volatilitas makro dan regulasi kripto AS masih menjadi faktor penentu utama pergerakannya.(*)