Logo
>

Kartu Prakerja: Solusi bagi Generasi Muda dalam Menata Karier

Ditulis oleh Pramirvan Datu
Kartu Prakerja: Solusi bagi Generasi Muda dalam Menata Karier

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan bahwa program Kartu Prakerja sangat diperlukan untuk mendukung generasi muda dalam merancang karier mereka di masa depan. Hal ini disebabkan oleh dinamika pasar kerja yang terus berubah, di mana pekerjaan yang selaras dengan permintaan pasar menjadi semakin penting.

    "Generasi muda perlu memiliki fleksibilitas dalam merancang karier baru, beralih profesi, atau membuka lapangan kerja. Dengan demikian, pekerjaan yang bersifat on-demand menjadi sangat vital. Program yang dapat memenuhi kebutuhan ini adalah Kartu Prakerja," ungkap Airlangga saat acara Temu Alumni Prakerja di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, pada hari Kamis 3 Oktober 2024.

    Dia menekankan bahwa banyak individu yang tidak pernah mengikuti pelatihan setelah menyelesaikan pendidikan mereka. Padahal, proses belajar seharusnya berlangsung seumur hidup dan sangat penting untuk menghadapi perubahan zaman.

    Apalagi, perkembangan teknologi yang pesat turut menghadirkan tantangan baru. Saat ini, banyak disrupsi teknologi, termasuk kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan mesin pembelajaran (machine learning). Menurut Airlangga, dampak kehadiran AI tidak hanya dirasakan oleh pekerja di sektor lapangan, tetapi juga dapat memengaruhi pekerja kantoran.

    "Oleh karena itu, Kartu Prakerja menjadi prasarana yang diperlukan untuk mengurangi kesenjangan antara mereka yang baru lulus pendidikan dengan permintaan di sektor pekerjaan," ujar Airlangga.

    Tujuan Mengurangi Pengganguran

    Program Kartu Prakerja yang digagas pemerintah Indonesia dengan tujuan mengurangi pengangguran dan meningkatkan keterampilan tenaga kerja telah berlangsung 4 tahun, tepatnya sejak 2020-2024.

    Namun, efektivitasnya dalam mengatasi masalah pengangguran masih dipertanyakan. Mengingat, berdasarkan data Badan Pusa Statistik (BPS) Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Agustus 2023 sebesar 5,32 persen, atau turun secara tahunan (YoY) sebesar 0,54 persen poin dibanding Agustus 2022.

    Direktur Eksekutif Institute For Development of Economics and Finance (INDEF) Esther Sri Astuti, mengatakan Kartu Prakerja seharusnya lebih dari sekadar program pelatihan. Tapi juga bisa menjadi mediator antara pencari kerja dan perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja.

    Esther menyoroti bahwa selama ini, lulusan Kartu Prakerja harus mencari pekerjaan sendiri setelah menyelesaikan pelatihan, tanpa ada jaminan mereka akan mendapatkan pekerjaan.

    Dia menekankan pentingnya peran Kartu Prakerja sebagai perantara antara pencari kerja dan perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja. Dengan demikian, pencari kerja akan memiliki kepastian lebih besar untuk memperoleh pekerjaan setelah menyelesaikan pelatihan.

    “Kartu Prakerja seharusnya menjadi mediator di antara kedua pihak itu. Jadi pelatihan yang diselenggarakan oleh Kartu Prakerja, dengan melakukan seleksi dari calon tenaga kerja, kemudian diberikan pelatihan, langsung bisa diserap oleh perusahaan-perusahaan itu,” jelas Esther kepada  Kabar Bursa, Jumat 17 Mei 2024.

    Selain itu, Esther juga membahas tren pengangguran yang tidak menunjukkan penurunan signifikan. Dia mengaitkan hal ini dengan kurang optimalnya fungsi Kartu Prakerja. Menurutnya, jika program ini dioptimalkan, kontribusinya terhadap pengurangan pengangguran bisa lebih besar.

    “Kita harus mengatasi masalah link and match antara ketersediaan tenaga kerja dan kebutuhan pasar tenaga kerja. Selain itu, investasi yang masuk ke Indonesia harus berorientasi pada padat karya, sehingga bisa menyerap lebih banyak tenaga kerja,” tambah Esther.

    Meningkatkan Skill Mencari Pekerjaan

    Ekonom Senior INDEF, Tauhid Ahmad menyoroti bahwa sebagian besar peserta program sebenarnya sudah bekerja dan hanya ingin meningkatkan keterampilan atau mencari pekerjaan yang lebih layak, bukan benar-benar menganggur. Sehingga, wajar apabila angka pengangguran tidak begitu terpengaruh  dengan adanya program kartu prakerja tersebut.

    “Jika kita lihat data 2020, separuh lebih dari peserta Kartu Prakerja bukan orang yang menganggur. Mereka sudah bekerja, hanya ingin meningkatkan skill atau mencari pekerjaan yang lebih layak,” kata Tauhid kepada Kabar Bursa, Jumat 17 Mei 2024.

    Tauhid juga mempertanyakan apakah peserta Kartu Prakerja yang berhasil memperoleh pekerjaan benar-benar karena sertifikat dari program tersebut atau karena faktor lain seperti pengalaman kerja sebelumnya atau tingkat pendidikan. Menurutnya, ini adalah area yang perlu diteliti lebih lanjut. “apakah memang (alumni prakerja) sekarang bekerja karena sertifikat dari kartu prakerja?atau ada faktor lainnya?,” tanya dia.

    “Karena bisanya mereka bekerja karena punya pengalaman yang sebelumnya atau punya latar belakang pendidikan yang sesuai,” tambah dia.

    Dia pun juga menyoroti kelemahan sistem Kartu Prakerja dalam menjamin pengakuan lembaga-lembaga pelatihan oleh perusahaan-perusahaan pencari tenaga kerja. Tauhid menyarankan agar perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja menjadi penyelenggara pelatihan, dengan biaya yang dibebankan pada Kartu Prakerja.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Pramirvan Datu

    Pram panggilan akrabnya, jurnalis sudah terverifikasi dewan pers. Mengawali karirnya sejak tahun 2012 silam. Berkecimpung pewarta keuangan, perbankan, ekonomi makro dan mikro serta pasar modal.