KABARBURSA.COM - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyebut emitien di sektor perfilman memilki prospek yang bagus.
Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf Nia Niscaya mengatakan bagusnya prospek emiten sektor perfilman dikarenakan industri film masih memiliki potensi untuk tumbuh.
"Seperti diketahui Industri film masih memiliki banyak ruang untuk tumbuh," kata Nia dalam acara 'The Weekly Brief With Sandi Uno' di Jakarta, Senin, 15 Juli 2024.
Nia kemudian menyampaikan sejumlah indikator yang membuat tumbuhnya industri film Indonesia. Di antaranya adalah perbaikan perekonomian, tumbuhnya kelas menengah, hingga jumlah penonton di bioskop juga meningkat.
Kata dia, pada semester satu 2024 ada sekitar 40 juta penonton di bioskop. Bahkan diprediksikan jumlah penonton di bioskop pada 2024 ini akan melebihi jumlah penonton tahun lalu.
"Dan diprediksikan di tahun ini akan melebihi pencapaian jumlah penonton di tahun lalu yg berjumlah sekitar 54,5 juta. Kalau film sudah ditayangkan secara reguler di bioskop, maka ini juga akan tayang di platform streaming karena kemajuan digital," ujarnya.
Sementara itu, Senior Economist Samuel Sekuritas, Fithra Faisal Hastiadi mengatakan industri perfilman mampu membantu pertumbuhan ekonomi dalam negeri.
"Ketika kita lihat di awal taun ini, ketika lagi riuh-riuhnyanya politik, orang cari hiburannya ke bioskop. Itu salah satu hal yang bisa jadi penawar. Ketika melakukan aktivitas itu, demand meningkat, maka aktivitas ekonomi tumbuh," jelasnya.
Di sisi lain, emiten pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) memiliki prospek yang cerah dengan sejumlah sentimen penopangnya. Fithra Faisal mengatakan siklus sektor parekraf itu masuk dalam kategori emiten bersifat cyclical.
"(Cyclical) adalah dia yang mampu untuk berselancar dengan potensi pertumbuhan ekonomi,” ujar Fithra.
Fithra menjelaskan, emiten parekraf juga memiliki kemampuan yang spesifik dan sektor ini bisa menjadi leading indikator pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Kita melihat ketika ada geliat dari kinerja emiten di parekraf, maka itu adalah leading indikator untuk pertumbuhan ekonomi,” ungkapnya.
Bursa Efek Indonesia (BEI) baru saja meluncurkan indeks terbaru yang bernama IDX Cyclical Economy 30.
IDX Cyclical Economy 30 merupakan indeks yang bakal mengukur kinerja 30 saham cyclical berdasarkan sub sektor IDX Industrial Classification.
Fithra mengatakan salah satu emiten parekraf yang masuk ke dalam IDX Cyclical Economy 30 adalah dari sektor perfilman.
“Memang sektor ini adalah mampu membantu pertumbuhan ekonomi ke depan. Tidak hanya menjadi leading indikator, tetapi dia juga menjadi sumber pertumbuhan bahkan menjadi semacam sektor yang bisa meng-offside ketika ekonomi sedang turun,” katanya.
Sebelumnya, Kemenparekraf telah bekerjasama dengan BEI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong dan mengakselerasi pelaku usaha di sektor parekraf.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan pihaknya memiliki sebuah program berjenjang untuk mendorong usaha parekraf menuju Initial Public Offering (IPO) yang bernama KreatIPO.
Dia menyebut, rangkaian program ini merupakan peluang strategis untuk dapat meningkatkan dan mengembangkan usaha para pelaku parekraf.
“Sehingga tujuan utama Kemenparekraf untuk memajukan dan mengembangkan industri parekraf dapat tercapai dan berkontribusi meningkatkan lapangan kerja,” kata Sandiaga Uno, Kamis, 11 Juli 2024.
Sementara itu Direktur Akses Pembiayaan Kemenparekraf, Anggara Hayun Anujuprana, menyebut bahwa kegiatan ini bertujuan memperkenalkan dan meningkatkan literasi pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif terkait akses pembiayaan nonperbankan melalui pasar modal.
“Pasar modal ini khususnya skema Initial Public Offering (IPO) dan GO Public, seperti syarat, ketentuan dan manfaatnya,” ujar Anggara.
Pada kesempatan yang sama, Kepala OJK Solo, Eko Hariyanto mengucapkan apresiasi atas program Kemenparekraf untuk bersama-sama memberikan edukasi pasar modal khususnya kepada pelaku usaha parekraf di Solo Raya.
“Semoga acara ini dapat membantu menyelesaikan salah satu masalah utama yang dialami pelaku usaha parekraf di Solo, khususnya terkait pembiayaan dan pemasaran,” tutur Eko.
Para pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif diharapkan untuk dapat melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Untuk mengimplementasikan itu, Kemenparekraf bekerjasama dengan PT. Samuel Sekuritas Indonesia untuk memperkuat indeks saham di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia.
“Maka melalui kerja sama dengan Samuel Sekuritas ini bisa kita arahkan sehingga ada masukan, nasihat atau semacamnya agar mereka bisa mengakses pasar modal. Kami juga ada Direktorat Akses Pembiayaan yang akan menindaklanjuti kerja sama ini,” jelas Sandiaga Uno.
Ruang lingkup kesepahaman bersama meliputi pembentukan daftar emiten pariwisata dan ekonomi kreatif, pembahasan emiten pariwisata dan ekonomi kreatif, peluang emiten pariwisata dan ekonomi kreatif di pasar modal, dan kerja sama atau kegiatan lain sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing pihak.
Sandiaga Uno berharap, kerja sama yang terjalin ini bisa meningkatkan investasi di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif guna mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Kerja sama ini juga diharapkan bisa mengakselerasi para pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif untuk dapat melantai di BEI dengan skema penawaran umum perdana atau yang lebih dikenal dengan nama IPO.
Sandiaga Uno menegaskan bahwa Indonesia membutuhkan lebih banyak investasi di sektor pariwisata untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan. (yog/*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.