KABARBURSA.COM - Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong peningkatan produksi susu nasional. Salah satunya dengan mengembangkan usaha peternakan kambing perah milik masyarakat.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menuturkan, kambing perah merupakan ternak perah alternatif yang cocok dikembangkan dan diterima secara luas di masyarakat. Dia menilai, kambing perah sebagai salah satu hewan penghasil susu yang memiliki kandungan gizi lengkap dan berperan meningkatkan kesehatan serta kecerdasan masyarakat.
“Usaha ternak kambing perah disukai peternak karena relatif mudah dan cepat menghasilkan," kata Amran dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 29 Juni 2024.
Salah satu peternakan kambing perah terbesar di Indonesia, Bhumi Nararya Farm (BNF), tercatat memiliki populasi sebanyak 706 ekor, terdiri dari 628 ekor kambing betina dan 78 ekor jantan.
“Duplikasi ini di wilayah lainnya. Ini upaya kita menekan impor susu agar kita bisa swasembada. Kami apresiasi kinerja pak Didik dan anggota yang telah mengembangkan peternakan kambing perah," jelasnya.
Menurut data BPS, populasi kambing di Indonesia saat ini sebanyak 18,5 juta ekor dengan komposisi kambing pedaging sebanyak 15,2 juta ekor dan kambing perah sebanyak 3,3 juta ekor. Jawa Tengah dan Jawa Timur menjadi provinsi dengan populasi kambing terbesar. Keduanya menyumbang sekitar 20 persen dari total populasi kambing di Indonesia.
Saat ini, pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa permintaan susu kambing cukup tinggi, khususnya dari masyarakat yang tinggal di perkotaan. Hal ini karena susu kambing memiliki banyak manfaat bagi kesehatan dan baik untuk pencegahan dan pengobatan diabetes.
Kambing dan domba juga memiliki peran penting dalam kuliner Indonesia, seperti sate kambing dan soto kambing, yang merupakan bagian dari budidaya dan tradisi kuliner.
“Kami sangat menghargai dedikasi dan kerja keras yang telah diberikan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas produk peternakan. Kerja keras ini tidak hanya membangun keberlanjutan ekonomi, tetapi juga turut berkontribusi dalam pemenuhan kebutuhan pangan nasional," tutupnya.
Surplus Daging Sapi maupun Kambing
Di sisi lain, Kementan memperkirakan hewan ternak pedaging Indonesia akan mengalami surplus meski telah melewati hari Raya Idul Adha. Amran memastikan jumlah ketersediaan hewan kurban baik Sapi, Kerbau, Kambing maupun Domba untuk memenuhi kebutuhan nasional sangat mencukupi bahkan surplus.
Mengacu data Direktortar Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH), secara nasional, kebutuhan hewan kurban berada pada angka 1,97 juta ekor, dengan ketersediaannya yang mencapai 2,06 juta ekor, maka ketersediaan hewan kurban tahun ini berpotensi surplus hingga 88 ribu ekor.
Adapun pada masa Idul Adha, PT Lembu Setia Abadi Jaya di Kabupaten Majalengka menjadi salah satu tempat yang mampu menampung 3000 ekor domba maupun kambing dengan rencana perluasan mencapai 30.000 ekor. Sementara total populasi yang ada saat ini mencapai 650 ekor, terdiri dari domba 417 ekor dan kambing 233 ekor.
Amran meminta para pengusaha di sektor peternakan ikut mewujudkan swasembada daging guna memenuhi kebutuhan dalam negeri. Karena itu, dia ingin semua kebijakan yang dikeluarkan pemerintah harus dipermudah untuk memperbesar skala usaha bagi petani dan peternak seluruh Indonesia.
"Maka dari itu, kita harus memulai dari sekarang dan nanti saya akan mengundang khusus (para pengusaha ternak domba) ke kantor untuk mengetahui apa saja kebijakan yang diperlukan untuk mengembangkan usaha seperti ini agar lebih besar lagi. Ingat kita harus memulai menuju swasembada daging," kata Amran, Kamis, 6 Juni 2024.
Amran mengatakan, peternakan domba maupun kambing harus diperluas mengingat kebutuhan dunia semakin besar. Namun dia berharap pengembangan yang dilakukan tetap harus memperhatikan sistem kandang terintegrasi baik hulu maupun hilir.
Dia berharap, peternakan semacam ini (LSAJ) mampu menghasilkan 90 persen plasma agar Indonesia betul-betul menjadi negara mandiri yang berdaulat secara pangan.
"Saya kira apa yang kita mulai Ini sudah sangat luar biasa, di mana 90 persennya sudah plasma. ni potensinya sangat luas dan kalau ini kita kembangkan di seluruh indonesia, sekali lagi saya sangat yakin kita bisa swasembada daging," katanya.
Secara keseluruhan, dorongan Kementerian Pertanian untuk mengembangkan peternakan kambing perah sebagai alternatif pengurangan impor susu menunjukkan langkah strategis dalam memperkuat ketahanan pangan nasional. Program ini tidak hanya bertujuan untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor susu, tetapi juga untuk meningkatkan kesejahteraan peternak lokal dan memperluas peluang ekonomi di sektor peternakan. Dengan pendekatan ini, diharapkan Indonesia dapat mengoptimalkan sumber daya alamnya dengan lebih baik serta menciptakan sistem pertanian yang lebih berkelanjutan dan mandiri dalam jangka panjang.(ndi/*)