KABARBURSA.COM - Kementerian Pertanian (Kementan) baru saja melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Uruguay untuk menyukseskan program makan bergizi gratis di pemerintahan Prabowo-Gibran. Kerja sama khususnya terkait pengembangan produksi daging dan susu. Penandatanganan MoU dilakukan antara Kementerian Pertanian RI dengan Kementerian Pertanian dan Perikanan Republik Oriental Uruguay.
Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi, menjelaskan bahwa Kementerian Pertanian RI bergerak sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo dan presiden terpilih Prabowo Subianto untuk meningkatkan kinerja sektor pangan, terutama dalam produksi daging, produk hortikultura, dan tanaman pangan. Kementan saat ini juga sedang berupaya untuk meningkatkan produksi pangan nasional, terutama di sektor peternakan, guna memenuhi kebutuhan daging dan susu sapi di dalam negeri.
Pada tahun lalu, total nilai perdagangan produk pertanian antara Indonesia dan Uruguay mencapai sekitar US$8,87 juta. Beberapa komoditas unggulan yang diekspor oleh Indonesia ke Uruguay antara lain kelapa sawit, kelapa, kakao, pala, kayu manis, dan cengkeh. Harvick berharap bahwa kerja sama ini dapat meningkatkan nilai perdagangan komoditas pertanian dan peternakan yang berkelanjutan antara kedua negara.
Uruguay merupakan produsen daging dunia yang menempati peringkat ketujuh dengan volume ekspor daging mencapai 450.000 ton ke pasar internasional. Negara ini dikenal memiliki sistem pengelolaan peternakan yang modern dan berkelanjutan, dengan kebijakan larangan penggunaan hormon dan antibiotik untuk mendorong pertumbuhan ternak sejak. Kebijakan ini sudah diberlakukan sejak 1962. Harvick menyatakan bahwa kerja sama ini tidak hanya terbatas pada perdagangan antar kedua negara, tetapi juga termasuk pertukaran informasi dan pengembangan teknologi pertanian.
Menteri Pertanian Uruguay Fernando Mattos, melihat bahwa kerja sama dengan Indonesia memiliki potensi besar untuk meningkatkan perdagangan komoditas pertanian serta memperkuat hubungan bilateral antara kedua negara. Dia juga menyatakan bahwa kerja sama ini merupakan langkah menuju swasembada pangan di kedua negara. Fernando mendukung program makan gratis yang digagas oleh pemerintahan Prabowo-Gibran 2024-2029, karena ia percaya bahwa peningkatan kualitas daging dan susu ternak adalah salah satu cara terbaik untuk membangun generasi masa depan yang sehat dan berkualitas.
Dengan kerja sama ini, diharapkan produksi daging dan susu sapi di Indonesia dapat meningkat, sehingga program makan siang dan susu gratis Prabowo-Gibran dapat terlaksana dengan baik, memberikan manfaat bagi masyarakat Indonesia, terutama anak-anak sekolah. Kerja sama ini juga diharapkan dapat membuka peluang investasi dan pertukaran pengetahuan antara Indonesia dan Uruguay dalam bidang pertanian dan peternakan.
Dongkrak Ekonomi
Meskipun beberapa pihak tidak mendukung program makan bergizi gratis Prabowo-Gibran, namum Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku program tersebut bisa mendongkrak ekonomi negara. Sebab, program ini dapat menjadi investasi pada sumber daya manusia (SDM), karena dibutuhkan produktivitas tinggi untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Di saat itu, Indonesia menargetkan menjadi negara maju dengan pertumbuhan ekonomi sebesar enam hingga delapan persen.
Dalam Rapat Paripurna DPR RI ke-19 Masa Persidangan V Tahun Sidang 2023-2024, Selasa, 4 Juni 2024, Sri Mulyani menegaskan bahwa investasi SDM dianggap sebagai kunci penting dalam menciptakan nilai tambah tinggi bagi perekonomian negara. Sri Mulyani menyoroti pentingnya program perbaikan SDM melalui program makanan bergizi, perbaikan reformasi kesehatan, peningkatan kualitas pendidikan, dan penyempurnaan jaring pengaman sosial untuk meningkatkan produktivitas sumber daya manusia Indonesia.
"Dengan demikian, program perbaikan sumber daya manusia, termasuk melalui program makanan bergizi dan perbaikan reformasi kesehatan, perbaikan kualitas pendidikan, serta penyempurnaan jaring pengaman sosial, menjadi sangat penting dalam meningkatkan produktivitas sumber daya manusia Indonesia," ujar Sri Mulyani.
Dia juga memberikan contoh dari negara maju seperti Korea Selatan yang telah berhasil mengedepankan investasi pada sumber daya manusia. Melalui investasi ini, Korea Selatan berhasil mencapai produktivitas yang tinggi. Sri Mulyani menekankan pentingnya produktivitas yang konsisten dalam jangka waktu yang panjang untuk mencapai status negara maju, seperti yang telah berhasil diraih oleh Korea Selatan.
"Sektor manufaktur di Korea Selatan tumbuh di atas 10 persen setiap tahunnya. Begitu pula dengan Taiwan yang berhasil menjadi negara maju dengan pertumbuhan investasi hingga 20 persen dan sektor manufaktur yang tumbuh di atas delapan persen," ujar dia.
Sri Mulyani menyimpulkan bahwa peningkatan kualitas dan produktivitas sumber daya manusia, bersama dengan perbaikan iklim investasi untuk meningkatkan peran investasi dan pertumbuhan sektor manufaktur, menjadi kunci bagi Indonesia untuk mencapai status negara maju.
Terkait program makan bergizi, Sri Mulyani menyoroti bahwa program tersebut merupakan salah satu inisiatif dari Presiden terpilih Prabowo Subianto. Program ini sebelumnya dikenal dengan nama Makan Siang Gratis, namun kemudian diubah menjadi Makan Bergizi Gratis.(*)