Logo
>

Keok Lawan China, Amerika Ogah Bersaing Mobil Listrik

Ditulis oleh Citra Dara Vresti Trisna
Keok Lawan China, Amerika Ogah Bersaing Mobil Listrik

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Sebuah survei yang dilakukan McKinsey & Co mengungkapkan, 46 persen pembeli mobil listrik di Amerika kurang puas dan ingin kembali membeli mobil dengan mesin pembakaran internal (ICE) atau mobil konvensional berbahan bakar fosil.

    Survei yang melibatkan 30.000 responden dari 15 negara itu menyebutkan, 38 persen responden pengguna kendaraan non EV berpikir untuk membeli kendaraan plug-in hybrid electric vehicle (PHEV).

    Sebanyak 21 persen mengaku tak ingin beralih ke kendaraan listrik. Kemudian 29 persen responden mempertimbangkan kembali menggunakan mobil konvensional untuk pembelian berikutnya.

    Survei tersebut juga menjelaskan jika alasan terbesar kendaraan listrik ditinggalkan adalah karena kondisi infrastruktur pendukung kendaraan listrik seperti charging station EV.

    Biaya kepemilikan yang tinggi dan kebutuhan kendaraan listrik yang dapat menempuh perjalanan jauh juga jadi faktor yang mendasari mengapa mobil listrik tak lagi diminati.

    Survei ini menunjukkan jika ekspektasi pengguna mobil listrik telah berubah dari 435 km pada tahun 2022 menjadi 496 km pada tahun 2024. Artinya, pengguna kendaraan listrik ingin mobil listrik tidak hanya dapat menempuh jarak dekat.

    Survei yang sama juga menyebut, hanya 9 persen pengguna kendaraan listrik yang puas dengan fasilitas isi daya di wilayah mereka.

    Menanggapi survei McKinsey, Pengamat Otomotif Bebin Djuana menilai apa yang terjadi di Amerika tercermin dalam survei tersebut. Ia mengakui jika banyak pengguna mobil listrik di Amerika kecewa dengan kendaraan yang mereka beli.

    “Masyarakat di Amerika banyak yang kecewa ketika musim dingin mobil listriknya mati. Pada musim dingin banyak charger tidak berfungsi. Mereka punya masalah sendiri. Mereka mungkin membutuhkan yang lebih jauh jangkauannya, sementara masih terbatas yang tersedia,” kata Bebin kepada Kabar Bursa, Senin, 17 Juni 2024.

    Amerika Balik Arah

    Bebin menilai, isu terkait Amerika berusaha kabur dari persaingan mobil listrik dengan China kian santer. Amerika berusaha setengah mati menghadang banjir bandang mobil China di negaranya.

    “Karena urusan politis, Amerika tidak memperkenankan mobil listrik dari China masuk ke Amerika. Padahal jangkauannya lebih jauh, padahal baterainya berani digaransi seumur hidup. Ini kan kalah persaingan,” kata Bebin.

    Ia menilai, selama ini kebutuhan pengguna kendaraan listrik di Amerika tidak terpenuhi. Hal inilah yang mendorong kekecewaan mereka pada mobil listrik. Menurutnya, kekecewaan publik di Amerika pada mobil China semakin menguat ketika mendapati fakta bahwa mobil listrik produk China punya daya jangkau hingga 600-700 km sekali isi daya. Sementara produk mobil listrik di Amerika daya jangkaunya masih 400-450 km sekali isi daya. Ditambah lagi dengan kekecewaan teknis terkait isi daya kendaraan yang macet karena musim.

    Bebin juga mengungkapkan bahwa populasi mobil listrik di Kota New York hanya sedikit. Jumlahnya berkisar antara 3.000-5.000 unit. Menurutnya hal ini wajar terjadi karena penduduk kota ini rata-rata tinggal di apartemen yang belum tentu menyediakan tempat parkir.

    Jika mobil harus diparkir 2-3 blok dari apartemen, pemilik kendaraan listrik akan bingung harus bingung mencari tempat isi daya.

    “Karena urusan politis dan gengsi Amerika sudah mulai ada isu bahwa mobil listrik mau ditinggalkan oleh negara Barat atau Amerika karena kalah bersaing teknologi dengan China sehingga mereka (Amerika) malu,” ungkapnya.

    Menurutnya, tidak heran jika saat ini Amerika tidak lagi berpikir soal polusi, konsumsi minyak bumi dan emisi kendaraan. Bebin mengaku sangat menyayangkan hal ini karena pada awalnya Amerika adalah negara yang paling getol dalam urusan kendaraan ramah lingkungan.

    “Tadinya mereka paling ramai (urusan ganti kendaraan yang ramah lingkungan) sehingga Indonesia disuruh tanda tangan soal polusi di Prancis, sekarang mereka (Amerika) yang mau balik badan. Kalau sekarang sudah ada isu bergulir Amerika mau meninggalkan isu itu. Konyol sekali. Apa kita harus ikut-ikutan?” ujarnya.

    Indonesia Welcome dengan China

    Bebin menilai jika survei tersebut tidak dapat menjadi gambaran terkait pengguna kendaraan listrik di Tanah Air. Ia menyebut, Indonesia lebih welcome dengan China, termasuk kendaraan yang masuk ke Indonesia.

    Di sisi lain, ia menilai pemerintah punya komitmen dengan mobil listrik. Sementara respon masyarakat pada kendaraan listrik sangat positif.

    “Masyarakat tertarik karena mereka sudah mendengar biaya per kilometernya hanya 25-30 persen dibandingkan memakai bahan bakar minyak atau BBM,” jelasnya.

    Agar kendaran ramah lingkungan kian massif, ia juga menyarankan pemerintah agar memberi bantuan kepada mobil hybrid agar masyarakat yang belum siap dengan kendaraan listrik bisa menggunakan hybrid.

    “Supaya harga hybrid dengan kendaraan fosil atau BBM itu tidak terlalu jauh dan timpang seperti saat ini. Karena ujungnya sama; semangatnya sama; menekan konsumsi BBM dan menurunkan tingkat polusi,” pungkasnya. (cit/prm)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Citra Dara Vresti Trisna

    Vestibulum sagittis feugiat mauris, in fringilla diam eleifend nec. Vivamus luctus erat elit, at facilisis purus dictum nec. Nulla non nulla eget erat iaculis pretium. Curabitur nec rutrum felis, eget auctor erat. In pulvinar tortor finibus magna consequat, id ornare arcu tincidunt. Proin interdum augue vitae nibh ornare, molestie dignissim est sagittis. Donec ullamcorper ipsum et congue luctus. Etiam malesuada eleifend ullamcorper. Sed ac nulla magna. Sed leo nisl, fermentum id augue non, accumsan rhoncus arcu. Sed scelerisque odio ut lacus sodales varius sit amet sit amet nibh. Nunc iaculis mattis fringilla. Donec in efficitur mauris, a congue felis.