Logo
>

Ketika Emisi Global Bond Dinanti Demi Tarik Dana Asing

Ditulis oleh KabarBursa.com
Ketika Emisi Global Bond Dinanti Demi Tarik Dana Asing

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Pelaku pasar dengan antusias menantikan jadwal penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) dalam denominasi valuta asing, yang lebih dikenal dengan sebutan global bond. Langkah ini diharapkan mampu mendongkrak kembali cadangan devisa RI yang sempat terkikis pada bulan April lalu hingga mencapai USD4,2 miliar.

    Tahun ini, pemerintah telah sekali menerbitkan surat utang dalam denominasi dolar AS yang sangat diminati, mencapai US$8 miliar pada bulan Januari. Permintaan yang tinggi ini memungkinkan pemerintah menawarkan tingkat imbal hasil yang lebih rendah, dengan total emisi mencapai US$2,05 miliar.

    Emisi global bond tersebut merupakan obligasi negara (sovereign bond) pertama di Asia pada tahun 2024, dan merupakan transaksi pemerintah yang ke-14 dalam denominasi US Dollar yang didaftarkan di SEC.

    Penerbitan global bond memiliki potensi untuk menarik dana asing ke dalam neraca domestik, serta membantu meningkatkan cadangan devisa. Namun, keputusan pemerintah terkait waktu emisi tersebut tidak diumumkan secara pasti karena pertimbangan strategis.

    Berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya, pada kuartal kedua seringkali terjadi penerbitan SBN dalam denominasi yen Jepang. Contohnya adalah penerbitan Samurai Bond senilai JPY104,8 miliar pada bulan Mei tahun lalu.

    Biasanya, pemerintah tidak mengungkapkan secara rinci jadwal penerbitan di pasar global karena hal itu merupakan bagian dari strategi penerbitan yang sangat bergantung pada kondisi pasar. Namun, mengacu pada pola tahun-tahun sebelumnya, emisi samurai bond kemungkinan akan dilakukan pada kuartal II, sedangkan emisi global bond kemungkinan akan dilakukan pada kuartal III atau IV.

    Meskipun demikian, gejolak pasar global yang masih signifikan dapat sedikit menghambat pemerintah dalam menerbitkan surat utang valas untuk menarik dana asing. Saat ini, tingkat yield surat utang AS masih bertahan di sekitar 4,490 persen untuk tenor 10 tahun, sedangkan tingkat imbal hasil SBN valas di pasar domestik masih berada di sekitar 5,23 persen.

    Beberapa pejabat Federal Reserve (The Fed) telah memberikan sinyal bahwa penurunan suku bunga AS tahun ini mungkin tidak akan terjadi, terutama mengingat adanya tanda-tanda disinflasi yang mengecil. Data inflasi konsumen dan produsen AS yang akan dirilis minggu ini diharapkan memberikan petunjuk lebih lanjut tentang kemungkinan penurunan suku bunga The Fed tahun ini.

    Sementara itu, Bank of Japan juga memberikan sinyal hawkish dengan memangkas jumlah obligasi pemerintah yang ditawarkan di pasar, menandakan sikap yang lebih konservatif dari bank sentral Jepang dalam menjaga kebijakan moneter.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi