KABARBURSA.COM - Saham PT Ketrosden Triasmitra Tbk (KETR) kembali menyentuh Auto Rejection Atas atau ARA di level 1.205 pada perdagangan Selasa, 9 Desember 2025. Ini merupakan ARA kedua beruturut-turut KETR, setelah pada perdagangan kemarin saham ini juga ditutup ARA di level 965.
Meski mencatatkan ARA, saham KETR mulai memperlihatkan tekanan jual yang berada sedikit di atas transaksi beli, namun masih diimbangi oleh permintaan yang konsisten.
Mengutip perdagangan Stockbit, hingga pukul 11.22 WIB, akumulasi transaksi sell tercatat berada tipis di atas buy. Meski demikian, kedua sisi transaksi bergerak naik secara paralel sejak sesi pembukaan pukul 09.00 WIB, menandakan likuiditas dan minat pasar yang tetap terjaga.
Grafik trade book memperlihatkan tidak adanya pelebaran jarak yang signifikan antara transaksi jual dan beli. Sepanjang sesi, kenaikan transaksi jual disertai oleh respons beli yang terus mengikuti, sehingga tidak memunculkan tekanan jual berlebihan di pasar.
Adapun pada perdagangan Senin, 8 Desember 2025, saham KETR terpantau laris diakumulasi investor asing melalui beberapa broker besar.
Berdasarkan data broker summary Stockbit, Maybank Sekuritas Indonesia menjadi (ZP) menjadi broker yang melakukan pembelian jumbo sebesar Rp2,1 miliar di rentang harga Rp914.
Aktivitas beli juga dilakukan UOB Kay Hian Sekuritas (AI) yang menyerok saham KETR sebesar Rp960 juta atau 10 ribu lot di harga rata-rata Rp960.
Selanjutnya, ada juga broker OCBC Sekuritas Indonesia (TP) yang mengakumulasi saham KETR senilai Rp789,8 juta di rentang harga Rp953. Ada juga JP Morgan Sekuritas Indonesia (BK) yang membeli sebesar Rp710,4 juta di kisaran harga Rp911.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.