Logo
>

Keuangan GOLD: Laba Bertahan, Arus Kas Menghela Nafas

Ditulis oleh Moh. Alpin Pulungan
Keuangan GOLD: Laba Bertahan, Arus Kas Menghela Nafas

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Laporan keuangan terbaru PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk menunjukkan adanya konsistensi dalam perolehan laba bersih perusahaan yang menandai tahun 2024 dengan tren positif.

    Namun, di balik angka-angka yang stabil tersebut, arus kas bebas perusahaan dengan kode emiten GOLD ini menunjukkan tanda-tanda tekanan yang layak untuk dicermati lebih dalam. Bagaimana GOLD menghadapi tantangan ini sambil terus mempertahankan pendapatan yang solid? Artikel ini mengupas lebih lanjut detail keuangan perusahaan.

    PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk atau GOLD merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa penyediaan infrastruktur telekomunikasi. Perusahaan ini juga melakukan investasi atau penyertaan pada perusahaan lain yang berfokus pada kegiatan penunjang telekomunikasi. Dengan bisnis utamanya yang berorientasi pada penyediaan jasa, khususnya jasa penunjang telekomunikasi, GOLD memainkan peran penting dalam mendukung infrastruktur telekomunikasi di Indonesia.

    Dalam struktur kepemilikan sahamnya, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk memegang kepemilikan mayoritas dengan 51,09 persen dari total saham yang beredar, setara dengan 652,58 juta lembar saham. Kepemilikan saham lainnya didistribusikan kepada PT Amanda Cipta Persada yang memiliki 21,93 persen atau 280,10 juta saham. Selain itu, terdapat juga kepemilikan dari masyarakat non-warkat yang mencapai 10,42 persen atau 132,98 juta saham. PT Mulia Sukses Mandiri memegang 8,47 persen atau 108,18 juta saham, dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk memiliki 8,09 persen atau 103,41 juta saham.

    Perusahaan ini juga memiliki jajaran direksi dan komisaris, dengan Alexandra Yota Dinarwanti tercatat sebagai salah satu direksi yang memiliki saham sebesar 34,70 ribu lembar, namun jumlah ini sangat kecil dengan persentase kurang dari 0,0001 persen dari total saham.

    Dari segi jumlah pemegang saham, pada 31 Juli 2024 tercatat ada 794 pemegang saham, meningkat 30 pemegang dari bulan sebelumnya. Jumlah pemegang saham sempat mengalami fluktuasi, dengan penurunan dan kenaikan yang tercatat pada bulan-bulan sebelumnya. Pada 28 Juni 2024, jumlah pemegang saham turun 30 menjadi 764, sementara pada 31 Mei 2024 jumlahnya kembali meningkat menjadi 794. Fluktuasi ini bisa menjadi indikator dari dinamika pasar dan minat investor terhadap saham GOLD.

    Laba Bersih

    Pada kuartal kedua 2024, GOLD mencatatkan laba bersih sebesar Rp5 miliar. Angka ini sama dengan laba bersih yang diperoleh pada kuartal pertama tahun yang sama dan juga pada periode yang sama tahun sebelumnya. Dengan pencapaian laba bersih yang konsisten, total laba bersih tahunan GOLD diproyeksikan mencapai Rp19 miliar untuk 2024, lebih tinggi dibandingkan dengan laba tahunan sebesar Rp16 miliar pada 2023 dan 2022. Hal ini menunjukkan peningkatan kinerja keuangan yang stabil dan potensi keuntungan yang semakin menguat di tahun berjalan.

    Valuasi

    Valuasi perusahaan menunjukkan Price to Earnings Ratio (PER) saat ini untuk tahun 2024 berada di angka 19,10 untuk yang di-annualisasi dan 22,68 untuk yang menggunakan Trailing Twelve Months (TTM). Price to Sales (P/S) berada di angka 7,52, yang mengindikasikan seberapa tinggi harga pasar terhadap penjualan perusahaan dalam setahun terakhir.

    Rasio Price to Book Value (P/BV) GOLD adalah 0,96, yang menandakan harga sahamnya saat ini hampir setara dengan nilai bukunya. Dengan Price to Cashflow (P/CF) berada di angka 13,95, menunjukkan seberapa besar investor bersedia membayar untuk setiap rupiah cashflow perusahaan. Namun, penting untuk dicatat bahwa Price to Free Cashflow (P/FCF) saat ini mencatatkan angka negatif -27,47, yang bisa diartikan perusahaan sedang mengalami tantangan dalam menghasilkan arus kas bebas.

    Per Lembar Saham

    Laba per saham (EPS) GOLD berdasarkan TTM adalah Rp12,70, dengan proyeksi tahunan sebesar Rp15,08. Pendapatan per saham dalam TTM tercatat sebesar Rp38,31, sementara kas per saham untuk kuartal terakhir adalah Rp32,60. Nilai buku per saham mencapai Rp 300,89, namun arus kas bebas per saham menunjukkan angka negatif -10,48, mengindikasikan adanya tekanan dalam likuiditas perusahaan yang dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan arus kas bebas.

    Solvabilitas

    Dalam hal solvabilitas, rasio lancar (current ratio) dan rasio cepat (quick ratio) masing-masing tercatat di angka 1,76. Angka ini menunjukkan bahwa GOLD memiliki aset lancar yang cukup untuk menutupi kewajiban jangka pendeknya. Namun, rasio hutang terhadap ekuitas (debt to equity ratio) tidak tersedia dalam laporan ini, yang membuat penilaian struktur modal perusahaan menjadi kurang lengkap.

    Profitabilitas

    Dari sisi profitabilitas, GOLD mencatatkan return on assets (ROA) sebesar 3,84 persen dan return on equity (ROE) sebesar 4,22 persen dalam TTM. Margin laba kotor (gross profit margin) pada kuartal terakhir tercatat di angka 60,85 persen, yang menunjukkan efisiensi produksi yang cukup baik. Margin laba operasional (operating profit margin) dan margin laba bersih (net profit margin) masing-masing berada di angka 40,27 persen dan 36,69 persen. Margin-magin ini memberikan gambaran bahwa perusahaan memiliki kemampuan untuk mengendalikan biaya operasional serta menghasilkan laba bersih yang sehat dari pendapatan yang diperoleh.

    Laporan Laba Rugi

    Laba kotor (gross profit) yang dihasilkan dari pendapatan GOLD mencapai Rp29 miliar, yang menunjukkan efisiensi dalam pengelolaan biaya produksi. Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization atau EBITDA tercatat sebesar Rp33 miliar, yang memberikan indikasi kuat terhadap laba operasional perusahaan sebelum pengaruh beban non-operasional. Adapun Laba bersih (net income) tercatat sebesar Rp16 miliar dalam TTM

    Neraca Keuangan

    Pada laporan neraca, kas perusahaan untuk kuartal terakhir mencapai Rp42 miliar, yang menunjukkan likuiditas yang kuat untuk memenuhi kewajiban jangka pendek. Total aset GOLD sebesar Rp422 miliar, dengan total kewajiban (liabilities) sebesar Rp38 miliar. Rasio utang perusahaan tampak cukup terkendali karena tidak ada utang jangka pendek maupun panjang yang tercatat pada kuartal ini, yang mengarah pada total ekuitas sebesar Rp384 miliar. Dengan demikian, GOLD memiliki posisi kas bersih (net debt) sebesar negatif Rp42 miliar, yang berarti perusahaan memiliki kas lebih besar daripada utangnya.

    Laporan Arus Kas

    Arus kas dari operasional (cash from operations) GOLD selama TTM tercatat sebesar Rp26 miliar. Ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan arus kas dari aktivitas operasional inti. Namun, arus kas dari investasi (cash from investing) mencatatkan negatif Rp 50 miliar karena adanya pengeluaran yang cukup besar untuk investasi di aset atau bisnis baru.

    Arus kas dari pembiayaan (cash from financing) juga negatif sebesar Rp 4 miliar, mengindikasikan pembayaran utang atau distribusi dividen. Kapitalisasi belanja (capital expenditure) tercatat sebesar Rp40 miliar, yang menunjukkan investasi signifikan dalam aset tetap. Dengan demikian, arus kas bebas (free cash flow) tercatat negatif Rp13 miliar.

    Pertumbuhan

    Dari sisi pertumbuhan, pendapatan GOLD mengalami pertumbuhan year-on-year (YoY) sebesar 8,34 persen pada kuartal terakhir. Secara year-to-date (YTD), pertumbuhan pendapatan mencapai 5,02 persen, sedangkan secara tahunan tumbuh sebesar 0,64 persen. Pertumbuhan laba bersih tercatat relatif stagnan dengan kenaikan hanya 0,14 persen pada kuartal terakhir dan 0,21 persen secara YTD. EPS (Earnings Per Share) tahunan mencatatkan pertumbuhan sebesar 1,20 persen, menunjukkan adanya sedikit peningkatan nilai yang dihasilkan per saham.

    Kinerja Harga

    Harga saham GOLD mengalami penurunan selama berbagai periode waktu. Penurunan harga mingguan sebesar 5,88 persen, bulanan sebesar 9,43 persen, dan penurunan selama tiga bulan terakhir mencapai 11,11 persen. Dalam jangka waktu enam bulan, penurunan harga mencapai 24,21 persen. Namun, dalam jangka panjang, selama lima dan sepuluh tahun, harga saham masing-masing mencatatkan kenaikan sebesar 20 persen dan 53,19 persen. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada penurunan jangka pendek, secara keseluruhan, performa saham GOLD menunjukkan hasil yang positif dalam jangka panjang.

    Secara keseluruhan, PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk menunjukkan kinerja keuangan yang stabil dengan laba bersih yang konsisten, meskipun ada tantangan pada arus kas bebas dan penurunan harga saham dalam jangka pendek. Ke depannya, GOLD perlu fokus pada pengelolaan arus kas dan strategi investasi yang lebih efisien untuk mengoptimalkan nilai bagi pemegang saham.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Moh. Alpin Pulungan

    Asisten Redaktur KabarBursa.com. Jurnalis yang telah berkecimpung di dunia media sejak 2020. Pengalamannya mencakup peliputan isu-isu politik di DPR RI, dinamika hukum dan kriminal di Polda Metro Jaya, hingga kebijakan ekonomi di berbagai instansi pemerintah. Pernah bekerja di sejumlah media nasional dan turut terlibat dalam liputan khusus Ada TNI di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto di Desk Ekonomi Majalah Tempo.

    Lulusan Sarjana Hukum Universitas Pamulang. Memiliki minat mendalam pada isu Energi Baru Terbarukan dan aktif dalam diskusi komunitas saham Mikirduit. Selain itu, ia juga merupakan alumni Jurnalisme Sastrawi Yayasan Pantau (2022).