KABARBURSA.COM - PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk atau ULTJ mencatat kinerja keuangan yang beragam sepanjang tahun 2024.
Meskipun penjualan perusahaan mengalami pertumbuhan sebesar 6,87 persen secara tahunan (year-on-year/y-o-y) menjadi Rp8,87 triliun, laba bersih justru mengalami penurunan sebesar 2,56 persen, turun menjadi Rp1,14 triliun dari Rp1,17 triliun pada tahun sebelumnya.
Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2024, ULTJ mampu mengendalikan beban pokok penjualan yang hanya meningkat 4,28 persen y-o-y menjadi Rp5,85 triliun.
Hal ini berdampak positif pada peningkatan laba bruto yang melonjak 12,27 persen menjadi Rp3,02 triliun dibandingkan dengan tahun 2023. Namun, peningkatan beban usaha yang signifikan menjadi faktor utama yang menekan laba usaha.
Beban usaha perusahaan melonjak hingga 28,69 persen y-o-y, mencapai Rp1,57 triliun, sehingga laba usaha mengalami penurunan 1,36 persen menjadi Rp1,45 triliun.
Selain itu, laba sebelum pajak penghasilan di 2024 relatif stagnan di angka Rp1,51 triliun, atau turun tipis sebesar 0,07 persen dibandingkan dengan Rp1,507 triliun pada tahun sebelumnya.
Dengan adanya beban pajak penghasilan sebesar Rp353,05 miliar, laba tahun berjalan turun menjadi Rp1,15 triliun, mengalami koreksi sebesar 3,36 persen y-o-y.
Di sisi neraca keuangan, total ekuitas ULTJ per 31 Desember 2024 mengalami pertumbuhan yang cukup baik, naik 11,06 persen y-o-y menjadi Rp7,43 triliun. Namun, jumlah liabilitas perusahaan membengkak hingga 23,6 persen y-o-y menjadi Rp1,03 triliun.
Liabilitas ini didominasi oleh kewajiban jangka pendek yang mencapai Rp902,81 miliar, mencerminkan peningkatan tanggungan keuangan jangka pendek yang perlu dikelola dengan baik untuk menjaga kesehatan keuangan perusahaan.
Secara keseluruhan, kinerja PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk sepanjang tahun 2024 menunjukkan pertumbuhan positif dalam penjualan dan ekuitas, namun tantangan utama datang dari kenaikan beban usaha yang cukup tinggi.
Ke depan, pengelolaan efisiensi operasional dan strategi dalam mengendalikan biaya akan menjadi faktor kunci dalam mempertahankan profitabilitas perusahaan di tahun-tahun mendatang.
Fundamental Kuat ULTJ
PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (ULTJ) merupakan salah satu emiten di sektor consumer goods yang memiliki fundamental cukup kuat. Menganalisis kinerja ULTJ dengan metode Warren Buffett, maka ada beberapa aspek utama yang menjadi perhatian adalah pertumbuhan laba, profitabilitas, valuasi, manajemen keuangan, serta daya saing jangka panjang.
Secara historis, ULTJ telah menunjukkan pertumbuhan pendapatan yang stabil, dengan revenue dalam 12 bulan terakhir (TTM) mencapai Rp8,87 triliun, naik 6,87 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Laba bersih yang diperoleh selama tahun 2024 sebesar Rp1,14 triliun, meskipun mengalami sedikit penurunan 2,56 persen secara tahunan. Gross profit margin yang tercatat di angka 34,80 persen dan net profit margin di 11,15 persen menunjukkan efisiensi operasional yang cukup baik.
Dari sisi valuasi, Price to Earnings Ratio (P/E) ULTJ berada di angka 12,99x, yang lebih tinggi dari median IHSG sebesar 7,42x. Ini mengindikasikan bahwa saham ULTJ dihargai lebih mahal dibandingkan rata-rata pasar, namun hal ini bisa dimaklumi mengingat daya saing bisnisnya.
Price to Book Value (PBV) sebesar 2,01x menunjukkan valuasi yang masih masuk akal bagi perusahaan dengan rekam jejak stabil dan profitabilitas yang baik. Earning Yield yang mencapai 7,70 persen juga memberikan indikasi bahwa saham ini masih menawarkan keuntungan yang menarik bagi investor jangka panjang.
Dari segi solvabilitas, ULTJ memiliki kondisi keuangan yang sangat kuat. Current ratio sebesar 5,39 dan quick ratio 3,85 menunjukkan bahwa perusahaan memiliki lebih dari cukup aset lancar untuk menutupi kewajiban jangka pendeknya.
Total debt to equity ratio hanya sebesar 0,01, yang berarti perusahaan memiliki tingkat utang yang sangat rendah, sehingga minim risiko finansial. Dengan Altman Z-Score 14,25, ULTJ berada dalam kondisi keuangan yang sangat sehat dan jauh dari risiko kebangkrutan.
Manajemen perusahaan juga menunjukkan efektivitas yang cukup baik dengan Return on Equity (ROE) sebesar 15,49 persen, Return on Assets (ROA) 13,43 persen, dan Return on Invested Capital (ROIC) 14,64 persen. Ini menandakan bahwa ULTJ mampu mengelola modalnya dengan baik untuk menghasilkan keuntungan.
Namun, ada beberapa catatan penting terkait dengan pergerakan harga saham ULTJ. Dalam satu tahun terakhir, harga sahamnya telah turun 14,20 persen, dengan kinerja year-to-date (YTD) yang merosot 21,33 persen.
Meskipun secara fundamental perusahaan tetap solid, penurunan harga saham ini mengindikasikan adanya tekanan pasar yang mungkin disebabkan oleh faktor eksternal atau kurangnya sentimen positif terhadap sektor consumer goods.
Dari sisi dividen, ULTJ cukup konsisten dalam memberikan dividen dengan payout ratio sebesar 36,59 persen dan dividend yield sebesar 2,82 persen. Ini bukan angka yang tinggi, tetapi cukup stabil dan menunjukkan bahwa perusahaan tetap memberikan keuntungan bagi pemegang sahamnya.
Berdasarkan analisis ini, saham ULTJ masih layak untuk dipertahankan bagi investor jangka panjang yang mencari stabilitas dan fundamental kuat. Namun, bagi investor yang mencari capital gain dalam jangka pendek, saham ini kurang menarik mengingat tren harga yang masih dalam tekanan.
Jika harga saham turun lebih jauh mendekati valuasi yang lebih murah, maka saham ini bisa menjadi peluang menarik untuk dikoleksi. Sebaliknya, bagi yang sudah memiliki posisi besar dan ingin melakukan profit-taking, bisa mempertimbangkan untuk menjual sebagian kepemilikan jika ada perbaikan harga dalam beberapa bulan ke depan.
Oleh karena itu, keputusan terbaik saat ini adalah mempertahankan saham ini sambil menunggu momentum yang lebih baik untuk akumulasi lebih lanjut.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.