Logo
>

Kinerja, Valuasi, dan Prospek Investasi Astra Graphia 2025

ASGR menjadi distributor eksklusif produk dari FUJIFILM Business Innovation di Indonesia.

Ditulis oleh Yunila Wati
Kinerja, Valuasi, dan Prospek Investasi Astra Graphia 2025
Ilustrasi. (Gambar dibuat oleh AI untuk KabarBursa.com)

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Saham PT Astra Graphia Tbk (ASGR) kembali menarik perhatian para investor menjelang pertengahan 2025. Sebagai anak usaha Grup Astra yang bergerak di bidang solusi teknologi informasi dan layanan dokumen, ASGR menghadapi tantangan perubahan lanskap bisnis digital yang semakin dinamis.

    PT Astra Graphia Tbk (ASGR) adalah perusahaan publik yang bergerak dalam bidang solusi dokumen, solusi teknologi informasi, dan solusi perkantoran. Sebagai bagian dari Grup Astra, ASGR berfokus pada penyediaan layanan berbasis dokumen dan digital yang terintegrasi.

    Di bidang Solusi Dokumen, ASGR menjadi distributor eksklusif produk dari FUJIFILM Business Innovation di Indonesia. Layanan yang ditawarkan meliputi kebutuhan cetak untuk sektor personal, perkantoran, hingga industri graphic art, termasuk managed print services yang berbasis digital.

    Untuk Solusi Teknologi Informasi, ASGR melalui anak usahanya PT Astra Graphia Information Technology (AGIT), menawarkan layanan sistem teknologi informasi, termasuk perangkat keras, perangkat lunak, layanan cloud, keamanan siber, hingga transformasi digital berbasis data.

    Pada bidang Solusi Perkantoran, PT Astragraphia Xprins Indonesia (AXI) melayani kebutuhan e-commerce B2B lewat platform AXIQoe.com, serta layanan pencetakan online B2B melalui PrintQoe.com. AXI juga memperluas bisnisnya ke layanan 3D printing untuk mendukung sektor industri kreatif dan manufaktur.

    Dengan jaringan operasional yang luas, ASGR hadir di 33 kantor cabang dan mengelola 93 titik layanan yang mencakup 514 kota dan kabupaten di seluruh Indonesia, memastikan layanan pelanggan yang cepat dan terjangkau.

    Sejarah Perkembangan Bisnis

    Perjalanan bisnis ASGR bermula pada tahun 1971 sebagai Divisi Xerox dalam struktur PT Astra International. Fokus awalnya adalah menyediakan peralatan perkantoran modern di Indonesia.

    Kemudian, pada tanggal 31 Oktober 1975, PT Astra Graphia berdiri sebagai entitas mandiri dengan nama awal PT Astra Xerox, dan pada 22 April 1976, resmi ditunjuk sebagai distributor eksklusif Fuji Xerox Co. Ltd. di Indonesia.

    Tonggak penting terjadi pada 5 November 1989, ketika ASGR melantai di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham ASGR, membuka peluang investasi lebih luas kepada publik.

    Sejalan dengan perubahan kebijakan dan peraturan perusahaan, pada tahun 1997 nama perusahaan diubah menjadi PT Astra Graphia Tbk, untuk menyesuaikan dengan Undang-Undang Perseroan Terbatas yang baru.

    Menghadapi perkembangan teknologi, pada tahun 2004 ASGR melakukan spin-off divisi teknologi informasinya menjadi PT SCS Astragraphia Technologies. Perusahaan ini kemudian diakuisisi penuh dan berganti nama menjadi PT Astra Graphia Information Technology (AGIT) pada tahun 2008.

    Inovasi di bidang layanan perkantoran terus berlanjut. Pada tahun 2014, ASGR membentuk PT Astragraphia Xprins Indonesia (AXI) sebagai spin-off dari Divisi Xprins untuk mengembangkan solusi perkantoran berbasis digital.

    Memasuki era e-commerce, ASGR meluncurkan platform AXIQoe.com pada 2016, memperluas layanan ke pasar B2B secara online.

    Sebagai mitra strategis jangka panjang, ASGR tetap mempertahankan kemitraan eksklusif dengan FUJIFILM Business Innovation, meskipun pada tahun 2021, Fuji Xerox mengubah nama korporasinya menjadi FUJIFILM Business Innovation Corp.

    Kinerja Keuangan

    Kinerja keuangan PT Astra Graphia Tbk sepanjang tahun 2024 menunjukkan dinamika menarik di tengah tantangan ekonomi global. Meskipun mencatatkan penurunan pendapatan, perusahaan berhasil membukukan lonjakan laba bersih yang signifikan. Hal ini memperlihatkan efektivitas strategi efisiensi dan pengelolaan bisnis yang solid.

    Pada tahun 2024, ASGR membukukan pendapatan bersih sebesar Rp2,81 triliun, mengalami penurunan sekitar 5,4 persen dibandingkan tahun 2023 yang tercatat sebesar Rp2,96 triliun. Penurunan pendapatan ini sebagian besar disebabkan oleh pelemahan di sektor teknologi cetak dan layanan dokumen, yang masih terdampak dari pergeseran tren digitalisasi. Namun demikian, meskipun terjadi penurunan pada sisi top-line, perusahaan justru menunjukkan ketangguhan di level profitabilitas.

    Laba bersih ASGR sepanjang tahun 2024 melonjak tajam sebesar 45 persen, mencapai Rp204,6 miliar dari sebelumnya Rp141,07 miliar pada tahun 2023. Kenaikan ini menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam mengoptimalkan efisiensi operasional, memperbaiki struktur biaya, dan meningkatkan efektivitas di berbagai lini bisnisnya.

    Laba bruto ASGR juga mengalami peningkatan sebesar 1,24 persen menjadi Rp649 miliar, dibandingkan Rp641 miliar pada tahun sebelumnya. Perbaikan margin laba bersih menjadi sekitar 7,3 persen dari sebelumnya 4,8 persen memperlihatkan bahwa perusahaan berhasil menjaga kesehatan keuangan meskipun pendapatan sedikit terkoreksi. Dengan demikian, Astra Graphia mampu mempertahankan kinerja operasional yang sehat dan profitabilitas yang membaik di tengah tantangan pasar.

    Dari sisi arus kas, perusahaan mencatat pengelolaan yang baik, menjaga arus kas operasional tetap positif, sehingga mampu memperkuat ketahanan likuiditas dan mendukung pertumbuhan laba bersih yang solid.

    Dalam hal posisi keuangan, total aset Astra Graphia per akhir 2024 tercatat sebesar Rp2,9 triliun, meningkat 9,9 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp2,68 triliun. Pertumbuhan aset ini sejalan dengan upaya ekspansi dan penguatan struktur bisnis perusahaan.

    Sementara itu, total liabilitas ASGR meningkat menjadi Rp1 triliun dari Rp890,91 miliar pada akhir 2023. Kenaikan liabilitas ini masih dalam batas yang sehat, seiring dengan pertumbuhan aset dan tetap diimbangi oleh posisi kas yang kuat, menunjukkan likuiditas perusahaan yang terjaga baik.

    Secara keseluruhan, Astra Graphia berhasil menampilkan performa keuangan yang stabil dan adaptif sepanjang 2024. Meskipun menghadapi tekanan pendapatan, perusahaan mampu membuktikan ketangguhannya dengan peningkatan laba bersih yang signifikan, margin keuntungan yang membaik, serta likuiditas yang solid. Kondisi ini memberikan fondasi yang kuat bagi ASGR untuk melanjutkan pertumbuhan berkelanjutan di tahun 2025 dan seterusnya.

    Strategi Bisnis: Adaptif dan Agresif di Era Digital

    Menghadapi perubahan lanskap industri, PT Astra Graphia Tbk (ASGR) menyiapkan serangkaian strategi komprehensif untuk menjaga pertumbuhan dan meningkatkan daya saing bisnisnya sepanjang tahun 2025. Perusahaan ini tidak hanya berfokus pada memperkuat bisnis intinya, tetapi juga aktif melakukan diversifikasi untuk menyesuaikan diri dengan dinamika pasar yang semakin digital.

    Salah satu pilar utama strategi ASGR tahun ini adalah ekspansi agresif di sektor layanan digital dan managed services. Melalui anak usahanya, PT Astra Graphia Information Technology (AGIT), ASGR memperluas cakupan layanan end-to-end di bidang teknologi informasi. 

    Solusi yang ditawarkan meliputi penyediaan perangkat keras dan lunak, pembangunan infrastruktur TI, pengembangan platform digital berbasis cloud, IoT, keamanan siber, hingga layanan managed services seperti data center dan cloud services. 

    Selain itu, AGIT juga mengembangkan inovasi internal seperti aplikasi IoT Services (myveego), Data Integration & Analytics (myZ), dan Mobile & Business Application (mysights), yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan digitalisasi bisnis di berbagai sektor industri.

    Seiring menurunnya kebutuhan terhadap layanan printing tradisional, ASGR mulai melirik peluang diversifikasi bisnis ke solusi dokumen berbasis digital. Perusahaan tengah menyiapkan pengembangan lini usaha baru yang fokus pada pengelolaan dokumen secara digital, mulai dari pembuatan hingga distribusi dokumen. 

    Inisiatif ini bertujuan membangun ekosistem solusi dokumen digital di Indonesia, sekaligus memperluas sumber pendapatan perusahaan di masa depan. Dengan langkah ini, ASGR berupaya mempertahankan relevansi bisnisnya di tengah disrupsi teknologi dan perubahan perilaku konsumen.

    Di sisi lain, untuk menjaga kesehatan operasional, Astra Graphia juga menempatkan peningkatan efisiensi sebagai salah satu prioritas utama. Perusahaan menargetkan operational excellence di seluruh lini bisnis, mencari peluang baru untuk memperkuat pertumbuhan berkelanjutan. 

    Untuk mendukung rencana ekspansi dan modernisasi operasional, ASGR mengalokasikan belanja modal (capex) sebesar Rp320 miliar pada 2025. Sebagian besar dari dana ini akan digunakan untuk investasi pada peralatan sewa guna mendukung bisnis layanan mesin, termasuk pengadaan mesin-mesin cetak seperti Fujifilm. 

    Selain itu, alokasi capex juga diarahkan untuk pemeliharaan gedung, pembaruan peralatan kantor, serta peningkatan sistem informasi agar operasional perusahaan semakin efisien dan adaptif terhadap perkembangan teknologi.

    Melalui kombinasi strategi ekspansi digital, diversifikasi bisnis, serta penguatan efisiensi operasional, Astra Graphia menunjukkan kesiapannya menghadapi tantangan di tahun 2025. Dengan fondasi bisnis yang kuat dan visi adaptif, perusahaan ini optimistis mempertahankan posisinya sebagai salah satu pemain utama dalam ekosistem solusi teknologi informasi dan dokumen di Indonesia.

    Peluang dan Tantangan

    PT Astra Graphia Tbk (ASGR) tengah memasuki babak baru dalam menghadapi transformasi besar di industri jasa teknologi informasi dan solusi dokumen. Di tahun 2025, perusahaan ini melihat peluang besar sekaligus tantangan serius dalam upayanya beradaptasi di tengah pergeseran tren global menuju digitalisasi korporasi dan layanan berbasis cloud.

    Salah satu motor pertumbuhan utama bagi ASGR datang dari semakin masifnya gelombang digitalisasi di sektor korporasi Indonesia. Melalui anak usaha andalannya, PT Astra Graphia Information Technology (AGIT), ASGR kini menawarkan layanan digital lengkap yang mencakup pengembangan platform, layanan infrastruktur TI, solusi cloud, hingga layanan managed services.

    AGIT juga terus berinovasi dengan meluncurkan berbagai produk digital internal seperti myveego (aplikasi berbasis Internet of Things), myZ (solusi data analytics dan integrasi data), serta mysights (aplikasi mobile untuk monitoring bisnis). Semua inisiatif ini memperkuat posisi ASGR sebagai mitra strategis bagi perusahaan-perusahaan nasional yang tengah menjalani transformasi digital.

    Tidak hanya itu, ASGR juga memperluas ekspansinya ke solusi dokumen digital. Menghadapi tren paperless yang semakin kuat, perusahaan mulai menawarkan layanan pengelolaan dokumen secara digital, mulai dari penciptaan dokumen hingga distribusinya, untuk memperkuat diversifikasi bisnis di luar layanan cetak tradisional.

    Kemitraan strategis pun menjadi bagian penting dari strategi ASGR. Perusahaan aktif menjalin kolaborasi dengan raksasa teknologi global seperti Microsoft dan Synnex Metrodata Indonesia. Kerja sama ini tidak hanya meningkatkan kapabilitas teknis ASGR, tetapi juga memperluas jaringan bisnisnya di pasar transformasi digital yang sangat dinamis.

    Di sisi lain, AGIT melalui pengembangan data center modern juga semakin memperkuat layanan cloud yang menjadi kebutuhan utama perusahaan di era digital. Ini menjadi salah satu pilar penting untuk mendukung adopsi teknologi digital di Indonesia.

    Meskipun peluang tumbuh sangat besar, ASGR tetap menghadapi sejumlah tantangan strategis yang tidak bisa diabaikan. Salah satunya adalah ketatnya persaingan dengan pemain global seperti Amazon Web Services (AWS), Microsoft Azure, Google Cloud Platform (GCP), serta penyedia layanan digital document management seperti DocuSign dan Adobe Document Cloud.

    Dengan sumber daya teknologi dan cakupan pasar yang jauh lebih besar, para pemain global ini memberikan tekanan serius bagi ASGR, baik dalam hal harga, inovasi, maupun kecepatan layanan.

    Selain itu, perubahan budaya korporasi menuju lingkungan kerja tanpa kertas juga menuntut ASGR untuk mempercepat transformasi model bisnisnya. Ketergantungan terhadap segmen printing harus segera digantikan dengan solusi digital inovatif seperti e-signature, manajemen dokumen berbasis cloud, dan aplikasi workflow digital.

    Di tengah semua itu, tantangan internal juga perlu mendapat perhatian. Untuk memenangkan kompetisi digital ini, ASGR harus terus memperkuat kompetensi sumber daya manusianya. Pengembangan skill digital, kemampuan analitik, dan pemahaman teknologi cloud menjadi kebutuhan mendesak agar perusahaan mampu menjaga relevansi bisnisnya di masa depan.

    Dengan kombinasi peluang besar dari digitalisasi nasional, inovasi berkelanjutan di bidang solusi TI dan dokumen digital, serta penguatan kemitraan strategis, ASGR memiliki fondasi kuat untuk tumbuh lebih besar di era ekonomi digital.

    Namun, perjalanan menuju transformasi penuh tidak tanpa tantangan. Kompetisi global, kebutuhan inovasi berkelanjutan, dan tuntutan penguatan kapasitas internal menjadi medan yang harus ditaklukkan.

    ASGR kini berada di persimpangan penting: mempercepat perubahan untuk merebut peluang di era digitalisasi, atau tertinggal di tengah derasnya arus kompetisi global. Melalui strategi yang adaptif, inovatif, dan berorientasi jangka panjang, ASGR berupaya menegaskan kembali posisinya sebagai pemain utama di dunia solusi digital korporasi Indonesia.

    Kinerja dan Valuasi Saham ASGR

    PT Astra Graphia Tbk (ASGR) tengah menjadi sorotan pelaku pasar berkat transformasi bisnisnya di era digital. Emiten yang dahulu sangat lekat dengan bisnis printing ini, kini tengah melangkah mantap ke bidang layanan digital dan managed services, demi menangkap peluang dari percepatan transformasi digital korporasi nasional.

    Valuasi Saham ASGR: Masih Sangat Menarik

    Hingga 25 April 2025, harga saham ASGR tercatat di level Rp865 per lembar, menjadikan kapitalisasi pasarnya berada di kisaran Rp1,17 triliun. Dengan laba per saham (EPS) sebesar Rp151,71, ASGR diperdagangkan pada Price to Earnings Ratio (PER) hanya 5,41 kali.

    Valuasi ini tergolong murah dibandingkan rata-rata sektor, apalagi ditambah dengan Price to Book Value (PBV) hanya 0,62 kali, menunjukkan bahwa saham ASGR bahkan dihargai di bawah nilai buku perusahaannya.

    Daya tariknya bertambah dengan dividend yield yang mencapai 6,35 persen, menjadikan ASGR pilihan menarik bagi investor yang mengincar pendapatan dividen rutin.

    Di tengah tantangan sektor, ASGR membuktikan ketangguhannya. Sepanjang 2024, pendapatan bersih tercatat Rp2,81 triliun, memang turun 5,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Namun menariknya, laba bersih justru melonjak 45 persen menjadi Rp204,6 miliar.

    Peningkatan laba ini membawa margin laba bersih naik ke 7,3 persen, mencerminkan keberhasilan perusahaan dalam menjaga efisiensi biaya dan mengoptimalkan kinerja operasional. Total aset perusahaan pun naik menjadi Rp2,9 triliun, sedangkan liabilitasnya terkendali di Rp1 triliun, sehingga memperkuat ekuitas hingga Rp1,92 triliun.

    Strategi Bisnis 2025: Fokus Ekspansi Digital dan Diversifikasi

    Menyadari perubahan lanskap bisnis global, Astra Graphia mengambil langkah berani dengan memperkuat ekspansi ke layanan digital. Melalui anak usaha PT Astra Graphia Information Technology (AGIT), ASGR mendorong pertumbuhan layanan seperti cloud services, managed services, serta solusi teknologi untuk perusahaan.

    Selain itu, ASGR juga berencana memperkenalkan 12 lini usaha baru dalam bidang dokumen dan teknologi digital untuk memperluas sumber pendapatannya di luar layanan printing tradisional. Langkah ini sejalan dengan rencana belanja modal (capex) senilai Rp320 miliar yang akan difokuskan untuk memperkuat infrastruktur bisnis sewa guna alat digital dan solusi berbasis cloud.

    Peluang dan Tantangan di 2025

    Peluang besar terbuka di tengah tren digitalisasi korporasi nasional. Permintaan atas solusi dokumen berbasis cloud, sistem manajemen dokumen digital, serta layanan outsourcing IT meningkat seiring kebutuhan efisiensi dan keamanan data perusahaan.

    Namun di sisi lain, tantangan tetap ada. ASGR harus bersaing ketat dengan raksasa global seperti Amazon Web Services (AWS), Microsoft Azure, dan Google Cloud, yang juga membidik pasar solusi digital di Indonesia. Selain itu, transisi dari model bisnis berbasis printing ke digital membutuhkan inovasi berkelanjutan agar bisa mempertahankan relevansi di era transformasi digital.

    Potensi Investasi Menarik di Tengah Transformasi

    Dengan valuasi saham yang tergolong murah, kinerja keuangan yang menunjukkan efisiensi kuat, strategi diversifikasi bisnis yang agresif ke sektor digital, serta komitmen mempertahankan dividen tinggi, ASGR menawarkan kombinasi menarik antara potensi pertumbuhan dan stabilitas.

    Bagi investor yang mencari saham dengan potensi apresiasi jangka menengah hingga panjang di tengah tren digitalisasi nasional, ASGR patut dipertimbangkan sebagai bagian dari portofolio.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79