Logo
>

Koin Kripto Diincar Peretas, Ternyata ini Alasan Khususnya

Ditulis oleh KabarBursa.com
Koin Kripto Diincar Peretas, Ternyata ini Alasan Khususnya

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Perusahaan intelijen blockchain TRM memaparkan bahwa grup peretas (hacker) masih mengincar koin kripto dunia, meski angka relatif menurun. Pada paruh pertama 2024, nilai koin kripto yang dicuri mencapai USD1,38 miliar (sekitar Rp22,4 triliun), lebih rendah dibandingkan angka spektakuler pada semester I-2022 sebesar USD2 miliar (sekitar Rp32,6 triliun).

    Nilai koin aset digital yang terus melonjak menjadi salah satu alasannya. TRM menjelaskan bahwa peningkatan jumlah pencurian kripto di dunia berbanding lurus dengan harga yang semakin tinggi.

    Grup hacker sering mencuri koin kripto melalui kunci akses tidak terotorisasi dengan menggunakan kode seed, yakni angka kriptografi yang memungkinkan seseorang mengakses dompet kripto.

    Modus lain yang digunakan adalah menyandera data sensitif perusahaan dan meminta tebusan kripto. Korban sering kali tidak punya banyak pilihan selain menebusnya karena file telah dikuasai peretas dan server berada dalam posisi terenkripsi.

    Badan Keamanan Siber Amerika Serikat (US Cybersecurity & Infrastructure Security Agency) pada pertengahan tahun lalu menginformasikan adanya kerentanan keamanan yang mungkin bisa dieksploitasi oleh grup hacker. Pakar siber mengidentifikasi sekitar 50 perusahaan dan organisasi yang telah menjadi korban pelanggaran. Jumlah korban bisa lebih banyak jika mengutip klaim hacker.

    Dalam kasus peretasan Juni 2023, grup hacker bernama Clop menyatakan, "Kami memiliki informasi tentang ratusan perusahaan sehingga perundingan kami akan berjalan sangat sederhana," ujar mereka setelah mengunduh data korban.

    Tidak cukup dengan permintaan tebusan, hacker sering melancarkan pemerasan lewat teknik double extortion. Selain menuntut kunci enkripsi file dengan kripto, mereka juga mengancam mempublikasikan data sensitif di web gelap jika korban tidak membayar.

    Saat pencuri mendapatkan yang diinginkan, dana tersebut dapat dipindahkan kapan pun dan di mana pun tanpa khawatir dilacak. Inilah keuntungan mata uang digital dibandingkan uang fiat.

    Industri peretasan yang semakin besar juga memungkinkan transaksi malware ransomware antar mereka. Penjual dan pembeli, yang sama-sama penjahat siber, biasanya saling terafiliasi dalam pertukaran ransomware. Transaksi juga bisa berupa peminjaman malware, seperti dilaporkan oleh Chainalysis Inc., perusahaan analisis blockchain.

    Jika tebusan diberikan, peretas utama akan membagikan sejumlah dana kepada grup hacker pemilik malware. Kevin Mandia, co-founder Ballistic Ventures dan mantan CEO perusahaan intelijen ancaman Google, Mandiant, menambahkan bahwa grup peretas "menjadi lebih agresif dengan tujuan menghasilkan uang." Hacker menjalankan operasi pencurian yang lebih jahat untuk mencoba melumpuhkan perusahaan-perusahaan besar, tutur Mandia.

    Demi mendapatkan tebusan kripto, beberapa penjahat siber menebar penawaran tidak masuk akal, seperti perjalanan wisata dengan harga hemat. Penyebarannya kerap dilakukan melalui email atau pesan SMS dengan menyematkan tautan link. Hacker mengarahkan pengguna untuk menekan link tersebut, yang sebenarnya adalah jebakan.

    Penawaran yang persuasif dengan kalimat "kesempatan ini hanya berlangsung singkat" sering kali menjadi cara mereka untuk menarik perhatian. Ketika pengguna berhasil masuk jebakan hacker, serangan mayoritas berupa ransomware terjadi, membobol jaringan komputer, dan mengambil data untuk meminta tebusan uang kripto.

    Selain promosi, metode lainnya adalah penyamaran sebagai salah satu karyawan dan meminta anggota perusahaan menyerahkan informasi data login.

    Peretas Lebih Menyukai Uang Kripto

    Peretas lebih menyukai uang kripto karena beberapa alasan:

    1. Anonimitas:

    • Transaksi kripto tidak terikat dengan identitas pribadi, sehingga sulit untuk melacak asal dan tujuan dana.
    • Peretas dapat menggunakan alamat dompet kripto anonim untuk menerima pembayaran tanpa mengungkapkan identitas mereka.

    2. Kemudahan Transfer:

    • Uang kripto dapat ditransfer dengan cepat dan mudah ke mana saja di dunia tanpa memerlukan perantara seperti bank.
    • Hal ini memudahkan peretas untuk memindahkan hasil kejahatan mereka dengan cepat dan tanpa jejak.

    3. Sulit Dilacak:

    • Transaksi kripto dicatat dalam blockchain, yang merupakan database publik.
    • Namun, blockchain tidak secara langsung menghubungkan alamat dompet kripto dengan identitas individu, sehingga sulit untuk melacak peretas yang menggunakan alamat anonim.

    4. Sulit Dibekukan:

    • Tidak ada otoritas pusat yang mengendalikan uang kripto, sehingga pemerintah tidak dapat membekukan akun atau menyita dana seperti yang mereka lakukan dengan mata uang tradisional.
    • Hal ini membuat uang kripto menjadi tempat yang aman bagi peretas untuk menyimpan hasil kejahatan mereka.

    5. Popularitas yang Meningkat:

    • Nilai uang kripto seperti Bitcoin telah meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
    • Hal ini membuat uang kripto menjadi target yang menarik bagi peretas yang ingin mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga.

    Contoh Penggunaan Uang Kripto oleh Peretas:

    • Peretas menggunakan ransomware untuk mengenkripsi data korban dan menuntut pembayaran dalam bentuk uang kripto sebagai imbalan untuk dekripsi.
    • Peretas menjual data pribadi yang mereka curi di pasar gelap, menerima pembayaran dalam bentuk uang kripto.
    • Peretas menggunakan uang kripto untuk mendanai kegiatan ilegal mereka, seperti membeli senjata atau narkoba.

    Dampak Negatif Penggunaan Uang Kripto oleh Peretas:

    • Penggunaan uang kripto oleh peretas dapat mempersulit penegakan hukum dan meningkatkan risiko cybercrime.
    • Hal ini dapat merusak kepercayaan publik terhadap teknologi blockchain dan cryptocurrency.
    • Penting untuk diingat bahwa uang kripto dapat digunakan untuk tujuan baik dan buruk, dan penting untuk menggunakannya secara bertanggung jawab. (*)

     

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi