KABARBURSA.COM - Harga minyak mentah dunia terus menunjukkan tren penurunan pada perdagangan pagi ini, melanjutkan pelemahan dari sesi sebelumnya. Hal ini terjadi seiring dengan ketegangan yang terus berlangsung di Laut Merah, yang menjadi fokus perhatian para investor.
Pada pembukaan perdagangan hari Kamis, 28 Desember 2023, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) membuka perdagangan dengan penurunan sebesar 0,42 persen ke level US$73,8 per barel. Begitu juga dengan harga minyak mentah Brent yang dibuka lebih rendah, mengalami penurunan sebesar 0,06 persen ke posisi US$79,6 per barel.
Pada sesi perdagangan sebelumnya, tepatnya pada Rabu, 27 Desember 2023, harga minyak mentah WTI ditutup menguat 1,93 persen di posisi US$74,11 per barel, sementara harga minyak mentah Brent ditutup naik 1,75 persen ke posisi US$79,65 per barel. Namun, pada perdagangan Rabu, harga minyak turun hampir 2 persen, merusak kenaikan pada sesi sebelumnya. Hal ini terjadi karena para investor terus memantau perkembangan di Laut Merah, di mana pengiriman barang kembali beroperasi meskipun terjadi serangan pada hari Selasa.
Perusahaan pelayaran Denmark, Maersk, telah menjadwalkan beberapa lusin kapal kontainer untuk melalui Terusan Suez dan Laut Merah dalam beberapa minggu mendatang setelah sebelumnya menyerukan penghentian sementara rute tersebut. CMA CGM dari Perancis juga melanjutkan perjalanan melalui Laut Merah setelah pengerahan satuan tugas multinasional ke wilayah tersebut.
Callum Macpherson, kepala komoditas di Investec, mengungkapkan, "Saya pikir kita harus menunggu dan melihat apakah peningkatan patroli angkatan laut dan pengalihan rute kapal akan menyebabkan penurunan serangan."
Meskipun harga minyak Brent dan WTI sempat mengalami lonjakan setelah libur Natal, kenaikan lebih dari 2 persen pada Selasa, 26 Desember 2023, namun ketegangan di Laut Merah dan prospek kampanye militer Israel di Gaza masih menjadi pendorong sentimen pasar.
Di sisi lain, pemuatan minyak di pelabuhan Novorossiisk di Laut Hitam Rusia ditangguhkan karena badai. Meskipun begitu, terminal Konsorsium Pipa Kaspia CPC di dekat pelabuhan tetap beroperasi.
Sementara itu, persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS) naik sebesar 1,84 juta barel pekan lalu, menurut sumber pasar yang mengutip angka American Petroleum Institute pada hari Rabu. Data stok pemerintah AS akan dirilis pada hari Kamis. Produksi minyak di Rusia, sebagai produsen minyak terbesar ketiga di dunia, diperkirakan akan tetap stabil atau bahkan meningkat tahun depan karena Moskow berhasil mengatasi sebagian besar sanksi Barat.
Demikianlah perkembangan terbaru di pasar minyak dunia, di mana investor terus memantau setiap dinamika, khususnya terkait konflik di Laut Merah dan faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi harga minyak global.