Logo
>

Konflik Timur Tengah Mereda, Harga Minyak Dunia Stabil

Ditulis oleh KabarBursa.com
Konflik Timur Tengah Mereda, Harga Minyak Dunia Stabil

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Harga minyak tetap stabil dalam perdagangan Jumat pagi 26 Juli 2024. Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September 2024 di New York Mercantile Exchange mencapai USD 78,30 per barel, mengalami kenaikan tipis 0,02 persen dari hari sebelumnya yang berada di USD 78,28 per barel.

    Minyak naik dan tetap stabil, mencerminkan pergerakan harga ekuitas yang rebound didorong oleh keyakinan bahwa Federal Reserve akan menerapkan kebijakan soft landing untuk ekonomi AS.

    "Kami melihat rebound di seluruh aset setelah publikasi PDB AS yang mengejutkan, dan pesanan barang tahan lama yang kuat. Meskipun indikator inflasi hari ini lebih lemah," kata Fawad Razaqzada dari City Index dan Forex.com.

    Data resmi menunjukkan PDB AS tumbuh 2,8 persen, jauh melampaui perkiraan sebesar 2 persen. Hal ini mendorong rebound harga minyak.

    Harga minyak telah menurun dari puncaknya awal bulan ini, di tengah kekhawatiran tentang prospek permintaan yang lemah di China.

    The Federal Reserve (The Fed) pada Juli 2024 menunjukkan sentimen hati-hati namun optimis terhadap perekonomian Amerika Serikat. Dalam pernyataannya, The Fed menekankan pentingnya menjaga stabilitas ekonomi sambil memperhatikan inflasi yang masih berada dalam batas yang dapat diterima.

    Meski begitu, ada sinyal bahwa mereka siap mengambil langkah-langkah yang lebih tegas jika diperlukan. Kebijakan soft landing yang diusulkan diharapkan mampu menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dengan kontrol inflasi, menciptakan suasana yang lebih stabil bagi pasar.

    Reaksi pasar terhadap sentimen ini cukup positif, terlihat dari rebound yang terjadi pada harga minyak dan ekuitas. Kepercayaan investor tampaknya menguat, meski tetap waspada terhadap perkembangan ekonomi global, terutama di China.

    Keputusan The Fed untuk tidak langsung menaikkan suku bunga memberikan ruang bagi pelaku pasar untuk bernapas sejenak, sembari mencerna data ekonomi terbaru. Dengan pendekatan yang lebih fleksibel dan responsif, The Fed berupaya menjaga momentum pertumbuhan tanpa menimbulkan gejolak yang signifikan.

    Konflik Timur Tengah dan Minyak Dunia 

    Timur Tengah sering disebut sebagai "jantung energi dunia" karena wilayah ini memiliki cadangan minyak mentah terbesar di planet ini. Konflik yang sering terjadi di kawasan ini memiliki dampak signifikan terhadap harga dan stabilitas pasokan minyak dunia.

    Konflik dapat mengganggu operasi kilang minyak, pipa, dan fasilitas produksi lainnya. Ini menyebabkan penurunan produksi minyak mentah dan produk minyak olahan. Ancaman terhadap infrastruktur energi dan jalur pengiriman minyak menciptakan ketidakpastian di pasar. Investor cenderung membeli minyak sebagai aset lindung nilai, mendorong harga naik.

    Negara-negara pengimpor minyak seringkali membayar premi risiko yang lebih tinggi untuk minyak dari wilayah yang tidak stabil. Ini juga berkontribusi pada kenaikan harga. Sentimen pasar yang dipengaruhi oleh konflik seringkali memicu aktivitas spekulatif, yang dapat memperkuat tren harga yang ada.

    Konflik antara Israel dan Hamas berdampak signifikan pada harga minyak dunia. Ketegangan di wilayah Timur Tengah sering kali memicu ketidakstabilan pasar energi global, mengingat kawasan ini merupakan salah satu produsen minyak terbesar di dunia.

    Ketika konflik meningkat, risiko gangguan pasokan minyak dari kawasan tersebut menjadi lebih tinggi. Hal ini menyebabkan harga minyak naik karena kekhawatiran akan berkurangnya ketersediaan minyak di pasar internasional. Selain itu, konflik juga dapat mempengaruhi rute pengiriman minyak, menambah ketidakpastian dan mendorong kenaikan harga.

    Para pelaku pasar biasanya merespons dengan cepat terhadap perkembangan konflik ini, yang sering kali mengakibatkan fluktuasi harga minyak dalam jangka pendek. Meskipun dampaknya mungkin bervariasi, konflik Israel-Hamas secara konsisten menjadi faktor yang mempengaruhi dinamika harga minyak dunia.

    Kelompok Houthi di Yaman telah dan berpotensi terus mempengaruhi harga minyak dunia. Sebagai salah satu kelompok pemberontak yang aktif di kawasan Timur Tengah, terutama di sekitar Selat Bab el-Mandeb—salah satu jalur pelayaran strategis untuk pengiriman minyak aktivitas Houthi memiliki dampak signifikan terhadap pasar energi global.

    Selat Bab el-Mandeb adalah jalur vital untuk pengiriman minyak dari Timur Tengah ke berbagai negara konsumen di dunia. Serangan atau ancaman serangan dari Houthi terhadap kapal-kapal tanker minyak di selat ini dapat mengganggu pasokan minyak global dan mendorong kenaikan harga.

    Konflik yang melibatkan Houthi menciptakan ketidakstabilan di kawasan yang kaya akan minyak. Investor cenderung menghindari investasi di wilayah yang tidak stabil, sehingga dapat mengurangi produksi minyak dan mendorong kenaikan harga.

    Negara-negara pengimpor minyak seringkali menambahkan "premi risiko" pada harga minyak mereka ketika ada ancaman terhadap pasokan, seperti yang dilakukan oleh Houthi. Hal ini membuat harga minyak menjadi lebih mahal.

    Berita tentang aktivitas Houthi dan dampaknya terhadap pasokan minyak seringkali memicu spekulasi di pasar minyak. Investor dapat melakukan pembelian panik, yang dapat mendorong harga minyak naik dengan cepat. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi