KABARBURSA.COM - Konsumsi listrik Indonesia di bawah rata-rata. Kepala Centre of Food, Energy and Sustainable Development INDEF, Abra El Talattov mencatat bahwa konsumsi listrik per kapita Indonesia saat ini hanya mencapai 1.300 kilo Watt hour (kWh), jauh di bawah rata-rata negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) yang mencapai rata-rata 3.600 kWh.
Abra mengakui bahwa Indonesia memiliki target untuk meningkatkan penggunaan energi baru dan terbarukan (EBT). Namun, dia juga menyadari bahwa Indonesia masih mengalami kelebihan pasokan listrik.
"Dalam hal ini, bagaimana mungkin kita bisa mengabaikan upaya terus meningkatkan penggunaan energi baru dan terbarukan serta meningkatkan kapasitas terpasang, ketika dari sisi permintaan, kita masih memiliki tingkat yang sangat rendah," ujarnya sebagaimana dilansir dari CNBC Indonesia, pada Selasa, 13 Februari 2024.
Oleh karena itu, Abra menganggap bahwa pemerintah perlu mempertimbangkan dua aspek ini. Pertama, dari segi pasokan, pemerintah harus fokus pada transisi energi, dan kedua, dari segi permintaan, pemerintah dapat mendorong penggunaan kendaraan listrik.
"Saya melihat ini dari dua sisi; dari sisi pasokan, kita harus fokus pada transisi, tapi dari sisi permintaan, kita harus mendorong adopsi kendaraan listrik untuk mengurangi subsidi dan kompensasi energi listrik," katanya.
Menurut perhitungan INDEF, jika pemerintah berhasil mendorong populasi sebanyak 600 ribu unit motor listrik dan 100 ribu unit mobil listrik, potensi penghematan kompensasi energi bisa mencapai sekitar Rp 0,7 triliun.
"Ini adalah angka yang signifikan. Ini menunjukkan bahwa beralihnya masyarakat dari kendaraan berbahan bakar minyak ke kendaraan listrik memiliki potensi penghematan besar terhadap subsidi dan kompensasi energi. Namun, kita tidak boleh hanya mempertimbangkan satu aspek saja, kita juga harus fokus pada kebijakan lain untuk meningkatkan konsumsi listrik per kapita," tambahnya.
Menurut data dari Kementerian ESDM, sepanjang tahun 2023, konsumsi listrik RI mencapai 1.337 kWh per kapita, meningkat 14 persen dibandingkan dengan tahun 2022 yang sebesar 1.173 kWh per kapita.