KABARBURSA.COM – Bursa saham Asia bergerak variatif pada awal pekan ini, Senin, 3 November 2025. Pasar saham kawasan mencatat arah berbeda, mencerminkan kombinasi antara optimisme pemulihan ekonomi Jepang dan Korea Selatan serta tekanan lanjutan di pasar Hong Kong dan Tiongkok daratan.
Sentimen global masih dipengaruhi oleh ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter dari sejumlah bank sentral utama dunia, serta pandangan hati-hati investor terhadap prospek ekonomi Tiongkok yang melambat.
Jepang
Indeks Nikkei 225 melesat ke level 52.411,34, naik 1.085,73 poin atau 2,12 persen. Penguatan tajam ini dipimpin oleh saham teknologi dan otomotif, di tengah pelemahan yen yang mendukung daya saing ekspor Jepang.
Investor juga merespons positif pandangan bahwa Bank of Japan akan mempertahankan kebijakan moneter longgar untuk menopang momentum pemulihan ekonomi domestik.
Korea Selatan
Di Seoul, indeks Kospi turut menguat ke level 4.155,97, bertambah 48,47 poin atau 1,18 persen. Kenaikan ini ditopang oleh reli saham semikonduktor dan teknologi, seiring meningkatnya optimisme terhadap prospek permintaan chip global.
Keyakinan bahwa Bank of Korea akan menahan suku bunga stabil lebih lama juga menjadi katalis positif bagi sentimen pasar.
Tiongkok Daratan
Sementara itu, indeks utama di Tiongkok daratan tercatat turun ke 3.954,79, melemah 32,11 poin atau 0,81 persen. Tekanan terutama datang dari saham sektor properti dan keuangan yang masih tertekan oleh lemahnya permintaan domestik.
Pelaku pasar menilai stimulus tambahan dari pemerintah akan menjadi kunci untuk menjaga stabilitas pasar dan memperkuat konsumsi menjelang akhir tahun.
Dilansir dari Reuters, Managing Director dan Kepala Ekonom Tiongkok & Hong Kong di DBS Group, Mo Ji mengatakan, respons pasar sejauh ini masih berhati-hati, berbeda dengan karakterisasi Trump yang begitu antusias menyebut pertemuannya dengan Xi sebagai ‘12 dari 10’.
“Rasanya ini lebih seperti perdagangan yang dikelola dengan penuh kehati-hatian sambil menunggu penjelasan resmi dari pihak Tiongkok untuk mendapatkan kejelasan arah kebijakan,” kata Mo Ji dalam keterangannya, dikutip dari Reuters, 30 Oktober 2025.
Hong Kong
Di sisi lain, indeks Hang Seng (HSI) Hong Kong anjlok ke level 25.906,65, turun 376,04 poin atau 1,43 persen. Koreksi tajam ini terjadi setelah aksi ambil untung investor pasca reli singkat pekan sebelumnya.
Sektor properti dan teknologi kembali menjadi penekan utama, seiring kekhawatiran terhadap prospek laba korporasi yang masih lemah.
Secara keseluruhan, pasar Asia memperlihatkan pola perdagangan campuran, di tengah tarik-menarik antara optimisme pemulihan ekspor dan kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi Tiongkok.
Pelaku pasar kini menantikan kejelasan arah kebijakan Federal Reserve dan perkembangan data inflasi AS yang akan menjadi katalis utama bagi pergerakan pasar selanjutnya. (*)