Logo
>

KRAS di Persimpangan, Buy on Weakness atau Tunggu Breakout?

KRAS melemah 6,88 persen ke Rp298 di awal pekan, namun tren jangka menengah tetap positif jika support Rp270–Rp280 bertahan dan peluang breakout di Rp312 masih terbuka.

Ditulis oleh Yunila Wati
KRAS di Persimpangan, Buy on Weakness atau Tunggu Breakout?
Fasilitas yang dimiliki dan dikelola oleh Krakatau Steel (KRAS), emiten BUMN. (Foto: Dok. Krakatau Steel)

KABARBURSA.COM - Harga saham PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) saat ini berada di level Rp294, setelah sebelumnya terkoreksi cukup dalam dari area resistance kuat di kisaran Rp312–Rp320. Tekanan jual yang terjadi belakangan ini memang terasa signifikan, tetapi tren jangka menengah hingga panjang sejatinya belum terganggu. 

Posisi harga yang masih bertahan di atas rata-rata pergerakan 50, 100, dan 200 hari (MA50, MA100, MA200) menjadi bukti bahwa momentum positif perusahaan baja pelat merah ini belum sepenuhnya padam.

Menurut analis pasar modal Rita Efendy, support krusial berada di area Rp270–Rp280. Jika zona ini mampu dipertahankan, peluang bagi KRAS untuk kembali melanjutkan reli penguatan akan tetap terbuka. Namun, jika area ini ditembus, pasar berpotensi melihat tekanan jual lanjutan yang bisa menahan langkah saham ini dalam jangka pendek.

Sebaliknya, skenario optimistis akan kembali hidup jika KRAS mampu menembus level Rp312 dengan penutupan harian yang meyakinkan. Dalam kondisi itu, target penguatan berikutnya berada di kisaran Rp320 hingga Rp340. Ini adalah sebuah level yang menjadi magnet bagi investor momentum.

Bagi investor agresif, pendekatan buy on breakout baru layak dipertimbangkan jika harga mampu menutup perdagangan di atas Rp312. Namun, bagi mereka yang lebih suka memanfaatkan pelemahan harga, zona Rp270–Rp280 bisa menjadi area akumulasi yang menarik, dengan disiplin menetapkan batas risiko di kisaran Rp260–Rp240.

KRAS Tergelincir di Awal Pekan

Saham PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) mengawali pekan ini dengan pergerakan yang cukup bergejolak. Hingga perdagangan siang, 28 Juli 2025, harga saham tercatat di level Rp298, turun 6,88 persen atau terkoreksi Rp22 dari penutupan sebelumnya. 

Pelemahan ini terjadi setelah harga sempat dibuka di Rp312, yang sekaligus menjadi titik tertinggi hari ini, sebelum tekanan jual mendorongnya ke level terendah Rp278.

Pergerakan ini memberi sinyal bahwa euforia kenaikan KRAS beberapa waktu terakhir mulai teredam. Padahal, secara jangka menengah, saham emiten baja pelat merah ini masih menunjukkan tren positif. 

Kapitalisasi pasar KRAS saat ini berada di kisaran Rp5,77 triliun, dengan catatan impresif berupa lonjakan ke rekor tertinggi 52 minggu di Rp344, jauh meninggalkan level terendah tahunannya di Rp94.

Koreksi yang terjadi bisa dibaca sebagai fase istirahat setelah reli panjang. Bagi para pelaku pasar, area Rp278–Rp280 menjadi penanda penting: jika level ini mampu bertahan, KRAS masih berpeluang menguji kembali area resistance di Rp312–Rp320. Namun, jika tekanan jual berlanjut, investor perlu berhati-hati terhadap potensi pelemahan lanjutan.

Minggu pertama ini tampaknya akan menjadi ajang uji kesabaran investor. Apakah aksi ambil untung masih mendominasi, atau justru harga yang turun akan dimanfaatkan untuk akumulasi di level bawah? 

Sektor baja nasional yang tengah ramai dibicarakan berkat dorongan proyek pembangunan dan industrialisasi menjadi alasan mengapa KRAS tetap berada di radar investor, meski volatilitas jangka pendek tak bisa dihindari.(*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Yunila Wati

Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79