KABARBURSA.COM – Aktivitas pembiayaan produktif di berbagai sektor strategis kembali mendorong kinerja PT Bank Mandiri (Persero) Tbk pada kuartal II 2025.
Dari sektor industri hingga UMKM, pertumbuhan kredit perseroan tercatat lebih tinggi dibanding rata-rata industri perbankan nasional.
Direktur Finance & Strategy Bank Mandiri Novita Widya Anggraini menyampaikan, penyaluran kredit konsolidasi Bank Mandiri mencapai Rp1.701 triliun per Juni 2025, tumbuh 11 persen secara tahunan (yoy).
Pertumbuhan ini melampaui rata-rata industri yang hanya 7,03 persen menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“Kami akan terus menjaga pertumbuhan kredit Bank Mandiri di atas rata-rata industri. Akselerasi kredit difokuskan untuk memperkuat kinerja ekonomi nasional sekaligus memberi manfaat bagi masyarakat luas,” ujar Novita dalam keterangan tertulis.
Pertumbuhan kredit tersebut merata di seluruh wilayah Indonesia, terutama pada sektor energi, manufaktur padat karya, infrastruktur, hingga perdagangan.
Segmen UMKM juga mencatatkan pertumbuhan signifikan, dengan penyaluran kredit mikro produktif naik 12,6 persen yoy pada akhir Juni 2025.
Sejalan dengan itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) konsolidasi Bank Mandiri mencapai Rp1.828 triliun atau tumbuh 10,7 persen yoy, lebih tinggi dari rata-rata industri.
Pertumbuhan DPK ditopang peningkatan dana murah (CASA) yang menembus 78,4 persen, sehingga memperkuat likuiditas dan efisiensi biaya dana.
Menurut Novita, keberhasilan menjaga struktur pendanaan tersebut menjadi fondasi untuk melanjutkan strategi pertumbuhan Bank Mandiri yang berfokus pada ekosistem dan digitalisasi.
Aplikasi Livin’ by Mandiri hingga pertengahan 2025 digunakan oleh 32,9 juta pengguna, meningkat 27 persen yoy, dengan nilai transaksi menembus Rp2.097 triliun.
Selain itu, Bank Mandiri juga mencatat portofolio pembiayaan hijau sebesar Rp304,5 triliun, naik 9,6 persen yoy.
Peningkatan ini menegaskan konsistensi perseroan dalam memperkuat praktik keberlanjutan sejalan dengan agenda ekonomi hijau. (*)