Logo
>

Kuartal II-2025, Analis Jagokan Dua Emiten Ritel: Intip di Sini

Sinyal teknikal untuk saham AMRT saat ini menunjukkan prospek yang cukup menjanjikan. Sementara saham ERAA mulai menunjukkan arah yang positif, meski pergerakannya belum sepenuhnya stabil.

Ditulis oleh Hutama Prayoga
Kuartal II-2025, Analis Jagokan Dua Emiten Ritel: Intip di Sini
PT Sumber Alfaria Trijaya (AMRT). Foto: Dokumentasi Alfamart.

KABARBURSA.COM - Memasuki kuartal II-2025, sektor ritel kembali mencuri perhatian pasar seiring dengan meningkatnya konsumsi domestik dan sentimen positif jelang momen libur panjang. 

Di tengah dinamika makroekonomi dan perubahan pola belanja masyarakat, sejumlah analis mulai menjagokan dua emiten ritel yang dinilai punya potensi pertumbuhan solid dalam jangka pendek. 

Kinerja yang stabil, strategi ekspansi yang agresif, serta efisiensi operasional membuat keduanya disebut-sebut sebagai primadona baru di lantai bursa. Penasaran siapa saja yang masuk radar rekomendasi analis? 

Abdul Haq Al Faruqy Lubis dari Stocknow.id, mengimbau para investor untuk mencermati emiten ritel yang fokus pada produk kebutuhan pokok. Disarankan pula untuk melirik emiten ritel yang memiliki distribusi omnichannel yang kuat, dan mencatat kinerja fundamental solid meski ekonomi melambat. 

"Fokus juga pada strategi ekspansi yang efisien," kata Abdul kepada KabarBursa.com, Selasa, 20 Mei 2025.

Tidak hanya itu, lanjut dia, investor juta perlu mencermati risiko fluktuasi rupiah, terutama bagi emiten yang bergantung pada impor, serta dampak musiman seperti lebaran dan pencairan bansos. 

Ada dua emiten yang menjadi rekomendasi Abdul, yaitu PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) dan PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA). 

PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) - BUY

Untuk AMRT, emiten pengelola jaringan minimarket Alfamart ini mendapat rekomendasi buy dari analis. Pergerakan sahamnya terpantau stabil dengan kecenderungan menguat, dan diperkirakan akan menuju target harga di kisaran Rp 2.710 hingga Rp 2.840. 

Level ini dinilai realistis mengingat ekspansi gerai yang konsisten serta kinerja keuangan yang terjaga. Namun begitu, investor tetap disarankan waspada dan menjaga batas risiko dengan menempatkan stop loss (SL) di Rp 2.370.

Sementara itu, sinyal teknikal untuk saham AMRT saat ini menunjukkan prospek yang cukup menjanjikan. 

Berdasarkan data terbaru per 20 Mei 2025, mayoritas indikator teknikal dan moving average kompak memberi rekomendasi “Sangat Beli”, menandakan kepercayaan pasar terhadap arah penguatan harga saham ini masih solid.

Dari sisi indikator teknikal, RSI berada di level 66,76, mendekati zona overbought, namun masih mencerminkan tren naik yang sehat. Beberapa indikator lainnya seperti Stochastic dan Williams %R sudah masuk ke wilayah beli berlebih, yang artinya saham ini sedang mengalami tekanan beli yang tinggi. 

Sinyal beli juga muncul dari MACD, ADX, hingga CCI, memperkuat pandangan bahwa tren naik belum menunjukkan tanda-tanda melemah. Meskipun ATR menunjukkan volatilitas yang relatif rendah, kondisi ini justru bisa memberi kenyamanan bagi investor yang tidak menyukai fluktuasi tajam.

Dukungan dari sisi moving average juga cukup meyakinkan. Mulai dari MA5 hingga MA100, baik secara sederhana maupun eksponensial, semuanya menunjukkan sinyal beli. Hanya MA200 yang masih memberi sinyal jual, mengindikasikan bahwa harga saat ini belum sepenuhnya pulih dari rerata panjangnya. 

Meski begitu, dominasi sinyal beli dari moving average jangka pendek hingga menengah tetap menjadi landasan kuat untuk optimisme pasar.

Jika mengacu pada level pivot klasik, area resistance terdekat ada di kisaran Rp 2.534. Jika level ini mampu dilewati, potensi kenaikan menuju Rp 2.614 terbuka lebar. Sebaliknya, level support penting berada di sekitar Rp 2.454. Dengan segala sinyal ini, saham AMRT tampak berada dalam posisi teknikal yang cukup menguntungkan, terutama bagi investor yang tengah mengincar sektor ritel modern yang defensif namun tetap bertumbuh.

PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) - BUY

Sementara itu, saham ERAA, yang dikenal sebagai distributor perangkat elektronik dan gadget, juga masuk radar beli. Dengan target harga yang dibidik di rentang Rp 540 sampai Rp 565, saham ini dinilai memiliki ruang kenaikan yang cukup lebar. 

Permintaan terhadap produk teknologi yang tetap tinggi, didukung strategi omnichannel yang makin solid, menjadi katalis positif untuk pergerakan sahamnya. Meski demikian, untuk mengantisipasi volatilitas, analis menyarankan batas bawah stop loss di Rp 470 sebagai bentuk manajemen risiko.

Secara sinyal teknikal, saham ERAA mulai menunjukkan arah yang positif, meski pergerakannya belum sepenuhnya stabil. 

Berdasarkan pembacaan per 20 Mei 2025, sejumlah indikator mengarah ke rekomendasi beli, menandakan bahwa saham ini masih memiliki potensi untuk melanjutkan penguatan dalam waktu dekat.

Beberapa indikator utama seperti RSI yang berada di level 60 dan MACD yang masih mencatat sinyal beli, memberi gambaran bahwa tren naik perlahan mulai terbentuk. ROC dan Bull/Bear Power juga mendukung pandangan ini.

Namun perlu dicatat, tidak semua indikator sepakat—sebagian seperti Stochastic dan Williams %R berada di zona netral, sementara Stochastic RSI justru menunjukkan posisi oversold. Artinya, saham ini sempat berada dalam tekanan, tapi kini mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan. 

Satu hal yang patut dicermati, ADX saat ini justru menandakan sinyal jual, yang mengisyaratkan tren masih belum terlalu kuat. Di saat yang sama, ATR mengindikasikan volatilitas yang cukup tinggi, membuat pergerakan harga ERAA kemungkinan akan fluktuatif dalam jangka pendek.

Sementara dari sisi moving average, mayoritas garis rata-rata menunjukkan kecenderungan positif. MA jangka menengah dan panjang, mulai dari MA20 hingga MA200, semuanya memberikan sinyal beli, baik secara sederhana maupun eksponensial. 

Hanya MA5 dan MA10 (sederhana) yang masih menunjukkan sinyal jual, kemungkinan mencerminkan respons terhadap konsolidasi harga jangka pendek.

Untuk level harga penting, area pivot berada di Rp493, dengan titik resistance pertama di Rp502. Jika berhasil menembus level ini, peluang untuk menuju Rp519 hingga Rp528 terbuka cukup lebar. 

Di sisi bawah, level support terdekat ada di kisaran Rp476, yang bisa menjadi perhatian bagi investor yang menunggu peluang masuk saat terjadi koreksi.

Secara keseluruhan, ERAA berada dalam fase transisi dari konsolidasi menuju penguatan. Saham ini layak dipertimbangkan, terutama bagi investor yang tak masalah dengan sedikit volatilitas dan percaya pada prospek jangka menengah dari sektor ritel elektronik yang terus berkembang.

Kedua saham ini menunjukkan sinyal teknikal yang cukup menjanjikan, dan bisa menjadi opsi menarik untuk kamu yang sedang memburu peluang cuan dari sektor ritel.

"Sehingga, investor bisa memanfaatkan momentum Recovery saham Ritel seperti AMRT dan ERAA yang saat ini bergerak bullish," pungkasnya.(*)

Disclaimer:
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Hutama Prayoga

Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.