Logo
>

Kunjungan Wisman Meningkat, Saham GIAA Bisa Untung?

Ditulis oleh Hutama Prayoga
Kunjungan Wisman Meningkat, Saham GIAA Bisa Untung?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Emiten Garuda Indonesia (GIAA) diprediksi bakal diuntungkan setelah adanya peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia selama Januari - Agustus 2024.

    Pengamat Pasar Modal, Wahyu Tri Laksono mengatakan meningkatnya jumlah kunjungan wisman pada Januari - Agustus 2024 bisa membuat pendapatan GIAA membaik.

    "Ini (kunjungan wisman) memicu membaiknya pendapatan juga, kinerja GIAA atau Garuda Indonesia juga  lumayan bagus ya," ujar dia kepada Kabarbursa.com, Kamis, 10 Oktober 2024.

    Selain itu, Wahyu juga melihat potensi GIAA untuk ke depan bisa memiliki kinerja dan pendapatan yang bagus. Hal ini tidak lepas dari aktivitas libur akhir tahun 2024 yang berpotensi meningkatnya mobilitas masyarakat pergi berlibur.

    Namun terlepas dari potensi meningkatnya kinerja akhir tahun nanti, Wahyu menilai dari segi harga GIAA masih kurang menarik, khususnya untuk jangka pendek.

    Kendati begitu, dia memandang emiten jasa angkutan penerbangan ini masih memiliki harapan jika dilihat untuk jangka panjang.

    "Kalau untuk jangka panjang satu hingga dua tahun, ini masih memberikan harapan perbaikan kinerja maupun korporasinya. Misalnya dari kerjasama, kolaborasi, atau portofolio bisnisnya juga ditingkatkan," jelas Wahyu.

    Pendapatan Naik 18,3 Persen

    Diberitakan sebelumnya, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) melaporkan hasil keuangan semester I tahun 2024 dengan pendapatan usaha sebesar USD1,62 miliar. Hal ini mencerminkan peningkatan 18,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

    Meskipun ada kenaikan pendapatan, maskapai nasional ini masih mencatat kerugian bersih sebesar USD100,35 juta, yang menandakan tantangan operasional di tengah upaya pemulihan pasca-restrukturisasi finansial.

    Berdasarkan keterbukaan informasi, Selasa, 1 Oktober 2024, selama periode Januari hingga Juni 2024, Garuda Indonesia mencatatkan total pendapatan usaha sebesar USD1,62 miliar, naik dari USD1,37 miliar pada semester pertama 2023. Peningkatan pendapatan ini didorong oleh pemulihan permintaan perjalanan udara serta optimalisasi operasi penerbangan.

    Namun, beban pokok penjualan dan pendapatan turut meningkat, sehingga laba kotor tetap di angka yang sama dengan pendapatan usaha, yakni USD1,62 miliar. Beban penjualan meningkat menjadi USD84,1 juta, sementara beban umum dan administrasi naik menjadi USD103,4 juta dari USD86,7 juta pada tahun sebelumnya.

    Selanjutnya, Garuda masih menghadapi beban keuangan yang cukup tinggi dengan total beban bunga dan keuangan mencapai USD246,4 juta, naik dari USD222,7 juta pada tahun sebelumnya. Beban keuangan yang besar ini merupakan salah satu faktor utama yang menekan profitabilitas maskapai.

    Meskipun terdapat keuntungan dari selisih kurs mata uang asing sebesar USD22,7 juta, fluktuasi nilai tukar tetap mempengaruhi biaya operasional perusahaan dalam mata uang asing​.

    Direksi menyatakan bahwa mereka berkomitmen untuk terus melakukan upaya pemulihan setelah restrukturisasi finansial yang dilakukan sebelumnya. Meskipun pendapatan mengalami peningkatan, tantangan dalam mengelola beban operasional dan keuangan tetap menjadi fokus utama.

    “Direksi mencatat bahwa meskipun ada peningkatan permintaan di sektor penerbangan, beban bunga dan biaya operasional yang tinggi masih menjadi kendala utama yang menghambat pencapaian profitabilitas​,” ujarnya dalam keterbukaan informasi tersebut.

    Kinerja Garuda Indonesia menunjukkan adanya pemulihan dari sisi pendapatan, namun tantangan finansial masih membayangi, terutama terkait dengan beban operasional dan keuangan yang signifikan. Maskapai ini perlu terus melakukan efisiensi biaya dan mencari strategi untuk mengurangi beban keuangannya agar dapat mencapai profitabilitas yang lebih berkelanjutan di masa depan.

    “Dalam menghadapi tantangan ini, direksi menekankan pentingnya strategi efisiensi biaya dan optimisasi operasi untuk meminimalkan kerugian dan memaksimalkan pendapatan,” sambung keterangan direksi GIAA.

    Kunjungan Wisman Sepanjang Januari – Agustus 2024

    Sementara itu Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf, Nia Niscaya, menjelaskan dengan capaian kunjungan wisman Januari hingga Agustus, pihaknya sudah mencapai 87,35 persen untuk target bawah. Sementara target atas  telah mencapai 63,59 persen.

    Saat ini kontribusi penyumbang wisman periode Januari – Agustus 2024 secara berurutan, berasal dari Malaysia, Australia, Tiongkok, Singapura, dan Timor Leste. Adapun pintu masuk utama hampir melewati target bawah dan mendekati target atas, terutama Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali hampir mendekati 2,95 juta wisatawan.

    “Yang menjadi pekerjaan rumah terbesar adalah pintu di Batam-Bintan atau Kepri (Kepulauan Riau). Hal ini masih menjadi pekerjaan rumah yang cukup jauh dari target per-pintu atau masih berkisar di bawah 700 ribu wisatawan yang masuk,” ujar Nia dalam keterangannya.

    Nia juga menyampaikan mengenai target wisman terhadap ketersediaan kursi penerbangan. Menilik data dari Amadeus Travel Intelligence, proyeksi perbandingan penggunaan seat capacity penerbangan pada periode Januari – Desember 2024, sebesar 67 persen atau 15,8 juta digunakan untuk wisman dan 33 persen atau 7,7 juta digunakan untuk wisnas (wisatawan nasional)

    “Kalau kita lihat di data Amadeus juga Januari sampai Agustus komposisinya kurang lebih sama. Lebih didominasi oleh orang yang masuk atau wisatawan mancanegara yang mencapai 9,09 juta ini pertanda yang bagus sesungguhnya dari sisi aksesibilitas. Dan terima kasih kepada Kementerian Perhubungan yang sudah banyak memberikan jalan keluar untuk penambahan aksesibilitas,” ungkap Nia.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.