Logo
>

Kurangin Defisit: RI Andalkan Impor Kapas dari Amerika

Indonesia menawarkan peningkatan pembelian kapas dari AS agar tarif pada produk pakaian jadi berbasis kapas bisa diturunkan.

Ditulis oleh Ayyubi Kholid
Kurangin Defisit: RI Andalkan Impor Kapas dari Amerika
Tarif timbal balik (reciprocal tariff) yang diambil oleh pemerintah Amerika Serikat (AS) tidak hanya berdampak pada ekspor nasional.

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) mendorong peningkatan impor kapas dari Amerika Serikat sebagai bagian dari strategi mengurangi defisit perdagangan RI-AS imbas kenaikan tarif ekspor oleh pemerintah AS. 

    Ketua Umum API, Jemmy Kartiwa Sastratmaja menjelaskan bahwa langkah ini merupakan salah satu trade-off dalam negosiasi, di mana Indonesia menawarkan peningkatan pembelian kapas dari AS agar tarif pada produk pakaian jadi berbasis kapas bisa diturunkan.

    "Trade off-nya apa? Dia (Amerika) masuk untuk pakaian jadi yang cotton base-nya bisa diturunkan, itu yang kita coba offer," kata Jemmy saat ditemui di kantor kementerian perekonomian, Jakarta Pusat, Senin 7 April 2025.

    Saat ini, sekitar 17 persen dari total kebutuhan kapas nasional berasal dari AS. Sisa kebutuhan dipenuhi dari berbagai negara lain seperti Australia, Afrika Barat, dan Brazil. Namun dengan skema baru yang sedang dijajaki, proporsi kapas asal AS akan dinaikkan menjadi sekitar 50 persen dari total kebutuhan.

    "Betul, porsinya yang tadinya 17 persen kita rencana naikkan. Kapas itu produk musiman, jadi tidak bisa 100 persen dari AS. Akan ada mix dengan Australia, West Africa, dan Brazil," jelas Jemmy.

    Kebutuhan kapas nasional saat ini mencapai sekitar 450 ribu ton per tahun. Pada masa jayanya, industri tekstil nasional bahkan pernah menyerap hingga 900 ribu ton kapas per tahun. Dengan peningkatan impor kapas dari AS menjadi sekitar 220 ribu ton, Indonesia berharap bisa mempersempit defisit dagang dengan AS, yang menjadi perhatian utama pemerintahan Presiden Joe Biden.

    "Kita harapkan mungkin dengan penambahan ini, trade deficit-nya akan menurun dengan Amerika. Itu yang diharapkan oleh pemerintah Trump ya," ujar Jemmy.

    Dari sisi harga, Jemmy menilai kapas asal AS masih kompetitif untuk pasar Indonesia. Namun, ia menegaskan pentingnya penyesuaian bea masuk agar kebijakan ini benar-benar efisien bagi pelaku industri. 

    "Harganya masih bisa, hanya dengan harapan biaya masuknya kita harus turunkan. Biaya masuknya yang tadinya 32 persen kita harapkan mungkin jadi 15 atau 20 persen," sebutnya.

    Selain itu, API juga mendorong penghapusan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penghasilan (PPh) impor untuk bahan baku kapas. "PPN dan PPh impor ya kita harapkan, insya Allah jadi nol," tambahnya.

    Terkait dampak langsung dari kebijakan tarif AS terhadap industri tekstil saat ini, Jemmy mengatakan situasinya masih tenang mengingat sebagian besar industri masih dalam masa libur Lebaran. 

    "Ini kan masih libur, rata-rata baru besok mulai. Jadi kita masih melihat dampaknya juga seperti apa. Kita harapkan jangan terlalu parah. Kita harus confident juga," tandasnya.

    Obat Untuk Memperbaiki Sistem Perdagangan

    Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali mempertegas sikapnya soal gelombang tarif impor besar-besaran yang ia luncurkan terhadap hampir seluruh negara mitra dagang. Dalam pernyataan terbaru yang disampaikan dari atas pesawat Air Force One, Trump menolak mundur dan menyebut tarif itu sebagai “obat” untuk memperbaiki sistem perdagangan global yang menurutnya timpang.

    “Saya tidak ingin pasar dunia jatuh. Tapi saya juga tidak khawatir dengan pelemahan besar yang terjadi. Kadang, Anda memang harus minum obat pahit demi sembuh,” kata Trump kepada para jurnalis, dikutip dari AP di Jakarta, Senin, 7 April 2025.

    Pernyataan itu disampaikan saat pasar keuangan global bersiap menghadapi pembukaan perdagangan Senin dengan potensi koreksi lanjutan. Sebelumnya, para penasihat ekonomi Trump berusaha menenangkan kekhawatiran pasar dengan menyebut lebih dari 50 negara telah menghubungi Washington untuk membuka negosiasi pencabutan tarif.

    Menurut Trump, para pemimpin dunia kini “berebut” ingin mencapai kesepakatan dagang baru dengan AS. “Saya bilang ke mereka: kami tak ingin ada defisit perdagangan lagi dengan negara Anda. Bagi saya, defisit itu sama dengan kerugian. Kami ingin surplus, atau minimal impas,” ujarnya.

    Kebijakan tarif ini akan mulai dipungut mulai Rabu pekan ini dan dianggap menandai awal dari era ketidakpastian ekonomi global yang baru, tanpa kejelasan kapan akan berakhir. Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, menegaskan bahwa praktik dagang yang tidak adil tidak bisa dinegosiasikan dalam hitungan hari. “Kita harus lihat dulu apa yang ditawarkan negara-negara itu, dan apakah itu bisa dipercaya,” ujarnya.

    Trump, yang menghabiskan akhir pekan di Florida bermain golf, juga sempat menulis di media sosialnya: “KITA AKAN MENANG. TETAP TEGAR, ini tidak akan mudah.” Para menteri dan penasihat ekonominya pun turun ke media membela kebijakan tarif tersebut dan meredam ketakutan soal dampaknya terhadap perekonomian global.

    “Tidak harus terjadi resesi. Siapa yang tahu bagaimana pasar akan bereaksi satu hari atau seminggu ke depan?” kata Bessent. “Yang kami fokuskan adalah membangun fundamental ekonomi jangka panjang untuk kemakmuran.”(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Ayyubi Kholid

    Bergabung di Kabar Bursa sejak 2024, sering menulis pemberitaan mengenai isu-isu ekonomi.