Logo
>

Kurs Rupiah di BCA, Mandiri, BNI, dan BRI Hari ini Menguat

Ditulis oleh Moh. Alpin Pulungan
Kurs Rupiah di BCA, Mandiri, BNI, dan BRI Hari ini Menguat

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Nilai tukar rupiah menunjukkan penguatan pada perdagangan akhir pekan usai keputusan Federal Reserve (The Fed) dan Bank Indonesia yang kompak memangkas suku bunga acuan. Penguatan ini berdampak pada stabilnya kurs rupiah di sejumlah bank besar nasional, meski tekanan eksternal masih membayangi pasar keuangan global.

    Messi begitu, berdasarkan data terbaru dari Reuters, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan Jumat, 20 September 2024, tercatat melemah sebesar 147,08 poin atau 0,97 persen, berada di level Rp15.087,92 per USD. Rupiah diperdagangkan dalam rentang Rp15.075 hingga Rp15.230 sepanjang hari, dengan rentang 52 minggu terakhir berada di antara Rp15.075 dan Rp16.475 per USD.

    Pada pembukaan, nilai tukar rupiah berada di posisi Rp15.230,00 per USD. Sementara itu, pada perdagangan bid, rupiah berada di posisi Rp15.087,92, dan untuk ask atau permintaan berada di Rp15.110,00 per USD.

    Di kawasan Asia, pergerakan mata uang bervariasi. Yen Jepang dan yuan China mencatatkan penguatan masing-masing 0,11 persen dan 0,20 persen. Dolar Hong Kong, Singapura, baht Thailand, dan dolar Taiwan juga turut menguat. Namun, won Korea justru melemah sebesar 0,19 persen.

    Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, sebelumnya mengatakan pemangkasan suku bunga oleh The Fed sebesar 50 basis poin menjadi kisaran 4,75 hingga 5 persen, serta pemangkasan BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 6 persen, menjadi faktor utama yang mendorong penguatan rupiah.

    "Para pembuat kebijakan memperkirakan suku bunga acuan The Fed akan turun lagi sebesar 50 basis poin pada akhir tahun ini, 100 basis poin pada 2025, dan 50 basis poin pada 2026 hingga mencapai kisaran 2,75 hingga 3 persen," jelas Ibrahim dalam keterangannya, Kamis, 19 September 2024.

    Di dalam negeri, langkah Bank Indonesia memangkas suku bunga acuan menjadi 6 persen dinilai sebagai keputusan yang berani dan strategis untuk mendukung penguatan ekonomi di tengah tanda-tanda perlambatan.

    Kurs Jual Beli Dolar AS di BCA Hari Ini

    Pada pukul 13.24 WIB, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mematok kurs beli dolar AS sebesar Rp15.070, sedangkan kurs jualnya berada di Rp15.90, berdasarkan e-rate. Sementara itu, untuk TT Counter, BCA menetapkan kurs beli di Rp14.955 dan kurs jual pada angka Rp15.255, terhitung pada pukul 09.15 WIB. Pada pukul 09.17 WIB, bank notes menunjukkan angka yang sama dengan TT Counter.

    Kurs Jual Beli Dolar AS di BRI Hari Ini

    Pada pukul 13.27 WIB, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) menetapkan kurs beli dolar AS sebesar Rp15.093 dan kurs jual di angka Rp15.118, berdasarkan e-rate. Untuk TT Counter, kurs beli dipatok pada Rp14.980 dan kurs jual di Rp15.180 pada waktu yang sama.

    Kurs Jual Beli Dolar AS di Bank Mandiri Hari Ini

    PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menetapkan kurs beli dan jual dolar AS pada pukul 10.35 WIB masing-masing sebesar Rp15.085 dan Rp15.105, untuk special rate. Sementara itu, berdasarkan TT Counter, kurs beli dolar AS dipatok pada Rp14.900 dan kurs jualnya sebesar Rp15.250, diperbarui terakhir pada pukul 09.51 WIB. Bank Notes pada pukul 10.34 WIB juga menunjukkan angka yang sama untuk kurs beli dan jual.

    Kurs Jual Beli Dolar AS di BNI Hari Ini

    PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) menetapkan kurs beli dolar AS sebesar Rp15.084 dan kurs jual Rp15.102 pada pukul 13.20 WIB, berdasarkan special rates. Sementara itu, untuk TT Counter, kurs beli ditetapkan pada Rp14.905 dan kurs jual sebesar Rp15.255 pada waktu yang sama. Angka serupa juga berlaku untuk Bank Notes pada jam yang sama.

    Pangkas 25 Basis Poin

    Bank Indonesia sebelumnya resmi memangkas suku bunga acauan atau BI rate menjadi 6 persen dari sebelumnya 6,25 persen melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI September. Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan alasan memangkas suku bunga acuan lebih cepat dari Federal Reserve atau The Fed. Pertama BI melihat penurunan suku bunga The Fed sudah lebih jelas, baik pada waktu maupun besarannya.

    Bank Indonesia percaya bahwa The Fed akan melakukan penurunan suku bunga sebanyak tiga kali tahun ini, yaitu pada September, November, dan Desember 2024, dengan masing-masing penurunan sebesar 25 basis poin. Selanjutnya, The Fed diperkirakan akan menurunkan suku bunga empat kali pada 2025.

    Kedua, nilai tukar rupiah yang menguat pada September 2024 menjadi Rp15.330 per USD atau menguat 0,78 persen dibandingkan dengan posisi akhir Agustus 2024.

    “Nilai tukar Rupiah menguat didukung oleh konsistensi bauran kebijakan moneter Bank Indonesia serta meningkatnya aliran masuk modal asing,” jelas Perry dalam konferensi pers, Rabu, 18 September 2024.

    Adapun penguatan Rupiah ini tercatat lebih tinggi dibandingkan apresiasi mata uang regional seperti Won Korea dan Rupee India yang menguat sebesar 0,32 persen dan 0,13 persen.

    Ketiga, inflasi tetap rendah dan terjaga dalam kisaran sasaran 2,5±1 persen. Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) tercatat rendah di seluruh komponen sehingga mencapai 2,12 persen (yoy) pada Agustus 2024.

    Keempat, mendorong pertumbuhan, khususnya sektor perdagangan dan UMKM, memperkuat keandalan infrastruktur dan struktur industri sistem pembayaran, serta memperluas akseptasi digitalisasi sistem pembayaran.

    “Kebijakan makroprudensial longgar terus ditempuh untuk mendorong kredit/pembiayaan perbankan kepada sektor-sektor prioritas pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja, termasuk UMKM dan ekonomi hijau, dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian,” ungkapnya.

    Kelima, pertumbuhan data kredit menunjukan kinerja yang solid, mencapai 11,40 persen (year-on-year), Adapun perkembangan ini ditopang oleh sisi penawaran sejalan dengan minat penyaluran kredit yang terjaga, pendanaan yang memadai, realokasi alat likuid ke kredit oleh perbankan, dan dukungan Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) Bank Indonesia.

    “Hingga minggu kedua September 2024, Bank Indonesia telah menyalurkan insentif KLM sebesar Rp256,1 triliun kepada kelompok bank BUMN sebesar Rp118,6 triliun, BUSN sebesar Rp110,5 triliun, BPD sebesar Rp24,4 triliun, dan KCBA sebesar Rp2,6 triliun,” paparnya.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Moh. Alpin Pulungan

    Asisten Redaktur KabarBursa.com. Jurnalis yang telah berkecimpung di dunia media sejak 2020. Pengalamannya mencakup peliputan isu-isu politik di DPR RI, dinamika hukum dan kriminal di Polda Metro Jaya, hingga kebijakan ekonomi di berbagai instansi pemerintah. Pernah bekerja di sejumlah media nasional dan turut terlibat dalam liputan khusus Ada TNI di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto di Desk Ekonomi Majalah Tempo.

    Lulusan Sarjana Hukum Universitas Pamulang. Memiliki minat mendalam pada isu Energi Baru Terbarukan dan aktif dalam diskusi komunitas saham Mikirduit. Selain itu, ia juga merupakan alumni Jurnalisme Sastrawi Yayasan Pantau (2022).