Logo
>

Laba BBRI Semester I 2025 Turun, Rekomendasi Analis Terbelah antara Hold dan Buy

Laba BBRI semester I 2025 turun 11,5 persen akibat pencadangan dan IFRS 17, memicu perbedaan rekomendasi analis antara hold dan buy dengan target harga beragam.

Ditulis oleh Yunila Wati
Laba BBRI Semester I 2025 Turun, Rekomendasi Analis Terbelah antara Hold dan Buy
Ilustrasi BRImo dari Bank Rakyat Indonesia. Foto: Istimewa.

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) menutup paruh pertama 2025 dengan kinerja yang beragam. Laba bersih yang dibukukan mencapai Rp26,3 triliun, turun 11,5 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. 

    Secara proporsi, capaian ini baru memenuhi 46 persen dari target MNC Sekuritas dan 45 persen dari estimasi konsensus analis untuk setahun penuh.

    Penurunan laba ini dipicu oleh dua faktor utama: meningkatnya biaya pencadangan dan dampak penerapan standar akuntansi baru IFRS 17. Meski demikian, kinerja operasional inti BRI dinilai masih tangguh di tengah tantangan tersebut.

    Menyikapi perkembangan ini, MNC Sekuritas merevisi rekomendasi untuk saham BBRI dari “buy” menjadi “hold” dan menurunkan target harga menjadi Rp4.050 per saham. 

    Target tersebut mencerminkan proyeksi price-to-book value (PBV) 2025 dan 2026 masing-masing di 1,8 kali dan 1,7 kali. 

    Proyeksi laba per saham (EPS) turut dipangkas 4,8 persen akibat pelemahan margin dan perkiraan cost of credit (CoC) yang lebih tinggi. Mereka juga menyoroti risiko tambahan dari tekanan makro eksternal, ekspansi kredit yang lebih lambat dari perkiraan, hingga potensi penurunan kualitas aset.

    Di sisi lain, KB Valbury Sekuritas tetap optimistis dan mempertahankan rekomendasi “buy” untuk BBRI. Dengan pendekatan gordon growth model (GGM), mereka menetapkan target harga Rp4.470 per saham, setara dengan estimasi PBV 2025 sebesar 2,1 kali. 

    Menurut KB Valbury, valuasi BBRI saat ini—yang berada di kisaran PBV 1,7 kali atau dua standar deviasi di bawah rata-rata—masih menarik bagi investor yang mencari saham perbankan dengan fundamental solid.

    Perbedaan pandangan ini mencerminkan posisi BBRI yang berada di tengah fase penyesuaian. Di satu sisi, pelemahan laba memerlukan kewaspadaan. 

    Namun di sisi lain, valuasi yang kompetitif dan kekuatan operasional memberikan alasan bagi investor jangka panjang untuk tetap melirik saham bank terbesar di Indonesia ini.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79