KABARBURSA.COM - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mencatatkan laba bersih konsolidasi sebesar Rp13,8 triliun pada kuartal I 2025. Angka tersebut mengalami penurunan sebesar 13,6 persen secara tahunan (year on year/yoy), dan 9,7 persen dibandingkan kuartal sebelumnya. Koreksi ini disebabkan oleh peningkatan beban pencadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) serta penurunan pendapatan non-bunga, terutama dari pemulihan kredit (recovery).
Meskipun laba menurun, BRI tetap membukukan kinerja margin yang solid. Net Interest Margin (NIM) konsolidasi tercatat sebesar 7,7 persen, meningkat dari 7,5 persen pada kuartal sebelumnya. Kenaikan margin tersebut ditopang oleh penurunan biaya dana (cost of fund) dan dominasi kredit mikro dalam portofolio. Hingga akhir Maret 2025, kredit segmen mikro mencapai Rp632 triliun atau setara 46,02 persen dari total kredit BRI.
Di sisi pendanaan, Dana Pihak Ketiga (DPK) hanya tumbuh tipis sebesar 0,4 persen YoY, namun porsi dana murah (Current Account Savings Account/CASA) meningkat signifikan 7,1 persen YoY. Hal ini menunjukkan strategi BRI dalam menjaga struktur pendanaan tetap efisien di tengah tantangan likuiditas perbankan nasional.
Dari sisi kualitas aset, rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) konsolidasi BRI tercatat sebesar 2,97 persen. Namun, NPL di segmen mikro mengalami kenaikan menjadi 3,36 persen dari 2,69 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya. Cost of Credit (CoC) juga meningkat menjadi 3,5 persen, naik dari 2,8 persen pada akhir 2024. Penurunan rasio pemulihan terhadap kredit yang dihapuskan (write-off) dari 55,9 persen menjadi 43,7 persen turut memberikan tekanan pada laba bersih.
Meski demikian, manajemen memastikan bahwa rasio kecukupan pencadangan tetap terjaga. NPL coverage BRI berada di atas 200 persen, yang dinilai cukup untuk mengantisipasi risiko kredit ke depan. Capital Adequacy Ratio (CAR) juga masih kuat di level 24,03 persen, memberikan ruang ekspansi tambahan bagi perseroan.
Digitalisasi menjadi salah satu pilar utama strategi BRI dalam mendorong pertumbuhan berkelanjutan. Sepanjang kuartal I 2025, jumlah pengguna aplikasi BRImo tercatat sebanyak 40,3 juta, tumbuh 20,3 persen secara tahunan. Total volume transaksi melalui BRImo juga meningkat 25,5 persen YoY. Di sisi lain, penggunaan aplikasi BRISPOT oleh tenaga pemasar mikro turut mempercepat proses pemberian kredit dan meningkatkan produktivitas.
Penguatan ekosistem ultra mikro (UMi) melalui sinergi BRI dengan PT Pegadaian dan Permodalan Nasional Madani (PNM) juga terus diperluas. Total outstanding pinjaman di segmen UMi dan mikro tercatat sebesar Rp631,4 triliun. Jumlah peminjam mencapai lebih dari 35,4 juta debitur, dengan dukungan dari lebih dari 1,1 juta agen BRILink yang tersebar di seluruh Indonesia.
Valuasi Saham BBRI dan Respons Pasar
Pasar merespons positif kinerja fundamental BRI. Harga saham BBRI pada perdagangan Rabu, 14 Mei 2025 pukul 14:15 WIB naik 4,69 persen ke level Rp4.020 per saham. Kenaikan ini disertai dengan volume transaksi mencapai 322 juta lembar, di atas rata-rata volume tiga bulan terakhir sebesar 308 juta lembar.
Secara valuasi, saham BBRI mencatatkan Price to Earnings Ratio (PER) trailing twelve months (TTM) sebesar 10,52 kali dan forward PER sebesar 9,52 kali. Angka ini masih berada di atas median PER IHSG yang sebesar 7,87 kali. Price to Book Value (PBV) BBRI tercatat sebesar 2,03 kali, dengan nilai buku per saham Rp1.976,86.
Earnings yield BRI mencapai 9,51 persen, mencerminkan potensi pendapatan yang masih kompetitif dibandingkan instrumen pendapatan tetap. Di sisi lain, rasio EV/EBITDA BBRI berada pada level 7,00, dengan EV/EBIT sebesar 7,78.
Kinerja harga saham selama satu bulan terakhir menunjukkan pemulihan dengan kenaikan 8,94 persen. Namun secara year-to-date, saham BBRI masih terkoreksi 1,47 persen. Dalam tiga bulan terakhir, harga saham naik 4,15 persen, dan dalam sepekan terakhir menguat 2,81 persen.
Analisis Teknikal Saham BBRI: Sinyal Penguatan Masih Kuat
Dari sisi teknikal, sinyal penguatan saham BBRI pada 14 Mei 2025 masih sangat kuat. Berdasarkan indikator Moving Averages, seluruh 12 indikator menunjukkan sinyal beli (buy), baik pada rata-rata sederhana (SMA) maupun eksponensial (EMA). Harga saham BBRI telah bergerak di atas MA5 hingga MA200, menandakan tren naik jangka pendek hingga panjang masih terjaga.
Indikator teknikal lainnya juga menunjukkan sinyal “strong buy”. Relative Strength Index (RSI) berada pada level 71,29, mengindikasikan momentum yang kuat, meskipun mendekati area jenuh beli. Indikator stochastic dan stochastic RSI menunjukkan kondisi overbought, seiring dengan Williams %R yang berada pada -7,40. Meski demikian, indikator seperti MACD (36,78), ADX (46,69), dan Commodity Channel Index (CCI) sebesar 112,19 tetap memberikan sinyal beli yang jelas.
Volatilitas saham tergolong tinggi, dengan Average True Range (ATR) sebesar 42,14. Namun demikian, indikator seperti Rate of Change (ROC), Bull/Bear Power, serta Ultimate Oscillator semuanya mendukung sinyal beli. Pola candlestick yang muncul juga cenderung mendukung potensi penguatan, di antaranya pola “Three Outside Up” yang muncul pada timeframe harian dan 5 jam terakhir.
Sementara itu, target harga analis untuk saham BBRI berada dalam rentang Rp3.600 hingga Rp6.300, dengan estimasi nilai wajar berada di sekitar Rp5.575. Saat ini, harga pasar berada di Rp4.020, masih berada dalam kisaran bawah dari proyeksi analis.
Dengan indikator teknikal yang seragam menunjukkan arah penguatan, dan dukungan dari sisi valuasi yang masih tergolong atraktif dibandingkan pertumbuhan laba dan margin, saham BBRI menunjukkan potensi penguatan lanjutan dalam jangka pendek, terutama jika volume perdagangan tetap tinggi dan IHSG mendukung sentimen positif sektor perbankan. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.