KABARBURSA.COM – Pabrik pengolahan kacang di Cikarang dan Pati kini semakin sibuk memenuhi permintaan dari industri makanan hingga jaringan ritel. Deretan produk mulai dari almond, kacang mete, hazelnut, hingga selai buah terus bergerak keluar dari lini produksi.
Aktivitas ini mencerminkan kondisi bisnis PT Gunanusa Eramandiri Tbk (GUNA), emiten pengolah kacang-kacangan yang baru saja melaporkan kinerja solid pada kuartal II 2025. Di balik geliat pasar yang kian dinamis, perseroan berhasil mencetak pertumbuhan laba bersih sebesar 27 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.
Dalam laporan public expose, manajemen GUNA menyebutkan pendapatan perseroan mencapai Rp792 miliar pada kuartal II 2025, naik 13 persen secara tahunan. Laba operasi meningkat 51 persen menjadi Rp62 miliar, sementara laba bersih tercatat Rp28 miliar, tumbuh 27 persen dibandingkan Rp22 miliar pada kuartal II 2024.
Margin laba kotor ikut membaik dari 11,2 persen menjadi 12,75 persen. Perseroan menegaskan perbaikan ini terutama dipicu efisiensi biaya produksi dan kenaikan produktivitas di pabrik.
Segmen bisnis jasa manufaktur dan layanan masih mendominasi dengan kontribusi 56 persen dari total penjualan, disusul produk kacang-kacangan sebesar 39 persen, dan sisanya dari lini lain seperti cubic printing.
Perseroan menargetkan penjualan sebesar Rp1,48 triliun sepanjang 2025 dengan margin laba bersih 4,5 persen. Hingga paruh pertama tahun ini, realisasi penjualan sudah mencapai 53 persen dari target tahunan.
Untuk mendorong pertumbuhan, GUNA menyiapkan strategi ekspansi ke pasar China. Saat ini uji coba ekspor sudah berjalan setelah perseroan mengantongi izin General Administration of Customs of China (GACC).
Selain itu, manajemen berkomitmen menjaga arus kas agar tetap sehat di tengah ketidakpastian ekonomi global. Efisiensi biaya produksi, peningkatan produktivitas, serta adopsi teknologi baru menjadi fokus untuk memperkuat kinerja operasional.
Tak berhenti pada efisiensi, GUNA juga menyiapkan investasi besar untuk menambah kapasitas. Pabrik baru sedang direncanakan di Kawasan Industri Terpadu Indonesia China (KITIC), Cikarang, dengan nilai investasi Rp205 miliar. Fasilitas ini akan menampung pemindahan lini produksi lama ke satu lokasi agar lebih efisien. Proses pembangunan ditargetkan dimulai Oktober atau November 2025.
Di sisi lain, perseroan juga merencanakan pembangunan pabrik fruit puree di Pati, Jawa Tengah, dengan nilai investasi Rp75 miliar. Pabrik ini disiapkan untuk memenuhi permintaan pelanggan, dengan target operasional Januari 2027.
Selama lebih dari tiga dekade, GUNA mengandalkan merek Almonesia dan John Farmer untuk menembus pasar domestik dan internasional. Produk perseroan telah diekspor ke 10 negara, termasuk Amerika Serikat, Kanada, Korea Selatan, dan Australia.
Di dalam negeri, jaringan pelanggan GUNA meliputi perusahaan besar seperti Unilever, Indofood, Wings, Mayora, hingga jaringan ritel seperti Indomaret dan Alfamart. Kehadiran di e-commerce melalui enam platform juga menambah jangkauan konsumen.
Dengan kombinasi kinerja keuangan yang solid, ekspansi pabrik baru, serta penetrasi ke pasar China, emiten berkode saham GUNA ini berupaya memperkuat posisinya sebagai pemain utama di industri pengolahan kacang-kacangan.
Manajemen optimistis target 2025 dapat tercapai. Arah bisnis yang lebih efisien sekaligus ekspansi produk dan pasar diharapkan menjadi penopang pertumbuhan laba di tahun-tahun mendatang. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.