KABARBURSA.COM – PT Indonesian Paradise Property Tbk (INPP) mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 44,1 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp493,9 miliar hingga kuartal III 2025.
Pendapatan juga melonjak 49,8 persen yoy menjadi Rp1,31 triliun, seiring pengakuan penjualan unit apartemen Antasari Place di Jakarta Selatan.
Namun di balik lonjakan angka tersebut, data keuangan menunjukkan arus kas operasi (CFO) melemah tajam. Arus kas dari aktivitas operasi hanya Rp31,1 miliar, turun lebih dari 75 persen dibanding periode sama tahun lalu yang mencapai Rp122,9 miliar.
Sementara itu, free cash flow (FCF) tercatat negatif Rp26,9 miliar, karena arus kas operasi belum cukup menutupi belanja modal (CapEx) sekitar Rp58 miliar.
Lonjakan laba yang dicatat INPP terutama ditopang oleh pengakuan pendapatan non-berulang dari proyek properti.
Berdasarkan laporan keuangan, pendapatan dari segmen penjualan properti naik hampir 400 persen yoy menjadi Rp440,1 miliar. Kontributor utamanya adalah penyerahan unit-unit Antasari Place, yang prosesnya masih berlangsung dan ditargetkan rampung seluruhnya pada 2026.
Sementara itu, dua sumber pendapatan berulang (recurring income), yakni segmen perhotelan dan komersial, masih tumbuh moderat. Pendapatan dari perhotelan mencapai Rp457,1 miliar, naik 7,7 persen yoy, dan segmen komersial seperti mal dan ruang ritel menyumbang Rp417,8 miliar, meningkat 14,4 persen yoy.
Keduanya mencerminkan stabilitas bisnis eksisting, namun belum mampu mengimbangi kontribusi besar dari penjualan properti.
CEO Paradise Indonesia Anthony P. Susilo menyebut capaian tersebut sebagai refleksi dari kekuatan model bisnis dan disiplin eksekusi perusahaan.
“Keberhasilan kami mempertahankan kinerja positif adalah bukti kekuatan model bisnis dan eksekusi strategi kami yang solid. Paradise Indonesia akan mempersiapkan pondasi yang lebih kokoh untuk masa depan dengan memperkuat fokus pada recurring income,” ujar Anthony, Jumat, 31 Oktober 2025.
INPP menargetkan proporsi pendapatan berulang di kisaran 70 persen dari total pendapatan dalam beberapa tahun mendatang.
Perseroan berharap kontribusi recurring income meningkat seiring beroperasinya dua proyek baru yang telah selesai tahun ini, yaitu Antasari Place dan 23 Paskal Extension Bandung.
Selain itu, Paradise Indonesia tengah mengembangkan 23 Semarang Shopping Center, yang ditargetkan beroperasi pada semester I 2026, serta kawasan low-density lifestyle di Balikpapan sebagai bagian dari strategi memperkuat portofolio komersial dan diversifikasi sumber pendapatan.
Meski demikian, bagi pelaku pasar, laporan keuangan kuartal III ini juga menyoroti ketimpangan antara laba akuntansi dan arus kas aktual.
Dengan kas operasi melemah dan FCF negatif, sementara laba bersih naik signifikan, INPP masih berada dalam fase transisi dari model berbasis proyek menuju pendapatan berulang yang stabil.
Hasil ini menunjukkan, meski headline laba INPP impresif, sebagian besar kinerja masih bersumber dari aktivitas proyek, bukan dari arus kas berulang.
Kondisi ini menjadi catatan penting bagi investor yang menilai fundamental emiten properti dari sisi kualitas laba dan kekuatan kas, bukan sekadar pertumbuhan nominal pendapatan. (*)
 
      