Logo
>

Laba Naik, Pendapatan Turun: ITMG Main Aman di 2025

ITMG mengawali tahun 2025 dengan catatan kinerja yang tetap solid, meskipun berada di tengah tekanan harga batu bara global yang mulai melemah.

Ditulis oleh Yunila Wati
Laba Naik, Pendapatan Turun: ITMG Main Aman di 2025
Ilustrasi proyeksi kinerja PT Indo Tambangraya Megah Tbk di 2025.

KABARBURSA.COM - PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) menandai kuartal pertama 2025 dengan kinerja yang cukup stabil. Meskipun pendapatan bersih tercatat sedikit menurun dibandingkan periode sama tahun lalu, perusahaan justru berhasil mencatatkan pertumbuhan laba bersih yang positif. 

Per 31 Maret 2025, ITMG mengantongi laba bersih sebesar USD64,96 juta, naik 5,45 persen dari USD61,6 juta pada kuartal I tahun 2024. Kenaikan ini turut mendongkrak laba per saham dasar dan dilusian menjadi USD0,06 dari sebelumnya USD0,05. 

Bagi para investor yang mengikuti pergerakan harga saham ITMG hari ini dan kinerja laba bersih ITMG 2025, hasil ini tentunya menjadi kabar yang patut diperhatikan.

Dari sisi pendapatan, Indo Tambangraya mencatatkan angka USD482,51 juta. Sedikit turun 1,37 persen dibandingkan tahun lalu yang mencapai USD489,23 juta. 

Namun yang menarik, penurunan pendapatan ini diiringi efisiensi beban pokok pendapatan yang berhasil ditekan menjadi USD347,16 juta dari sebelumnya USD379,87 juta. Efisiensi ini menghasilkan lonjakan laba kotor menjadi USD135,16 juta, naik dari USD119,36 juta. 

Di sisi lain, beberapa beban operasional mengalami pembengkakan, seperti beban penjualan yang meningkat menjadi USD42,62 juta dan beban umum serta administrasi yang juga naik menjadi USD12,06 juta. Meski demikian, penghasilan keuangan yang bertumbuh tipis ke angka USD11,46 juta tetap menjadi penopang.

Laba sebelum pajak tercatat sebesar USD85,67 juta, naik signifikan dari USD78,99 juta pada kuartal yang sama tahun sebelumnya. Setelah dikurangi beban pajak yang meningkat menjadi USD19,25 juta, laba periode berjalan tetap menguat di angka USD66,42 juta. 

Kenaikan ini memperkuat posisi ITMG sebagai salah satu emiten tambang batubara yang konsisten menjaga kinerja, di tengah fluktuasi harga komoditas dan tekanan global. Bagi yang mencari analisis kinerja keuangan ITMG kuartal pertama 2025, data ini menunjukkan bahwa perusahaan masih mampu menjaga marjin dan efisiensi operasional dengan baik.

Dari sisi neraca, struktur keuangan Indo Tambangraya juga menunjukkan perbaikan. Jumlah ekuitas per akhir Maret 2025 naik menjadi USD1,99 miliar, dibandingkan posisi akhir 2024 sebesar USD1,93 miliar. 

Liabilitas total mengalami penurunan menjadi USD457,88 juta dari USD472,73 juta, menandakan langkah perusahaan dalam memperkuat posisi keuangan dan mengurangi beban utang. Total aset pun menanjak menjadi USD2,45 miliar dari sebelumnya USD2,4 miliar. 

Kombinasi dari peningkatan ekuitas dan penyusutan liabilitas ini menjadi penanda bahwa fundamental saham ITMG 2025 tetap terjaga dan memberikan ruang sehat bagi pertumbuhan lebih lanjut.

Dengan kinerja yang masih stabil di tengah tantangan global, saham ITMG tetap menarik untuk dikaji. Apalagi bagi investor jangka panjang yang mencari emiten dengan manajemen operasional efisien, posisi kas kuat, dan strategi ekspansi yang hati-hati. 

Maka tak heran jika prospek saham ITMG 2025 untuk jangka panjang kembali jadi bahan diskusi para analis dan pelaku pasar yang cermat memantau sektor energi dan tambang di Indonesia.

Prospek Jangka Panjang Saham ITMG 2025 Stabil?

PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) mengawali tahun 2025 dengan catatan kinerja yang tetap solid, meskipun berada di tengah tekanan harga batu bara global yang mulai melemah. 

Dalam laporan terbarunya, perusahaan mencatat pertumbuhan laba bersih kuartal I sebesar 5,45 persen dibandingkan tahun sebelumnya, mengindikasikan bahwa fundamental saham ITMG 2025 untuk investasi jangka panjang masih cukup menjanjikan bagi investor yang mengincar sektor tambang. 

Namun, di balik angka yang membaik tersebut, ada tantangan besar yang menanti di sepanjang tahun.

Manajemen ITMG tampaknya tak tinggal diam melihat dinamika pasar. Tahun ini, mereka menargetkan peningkatan produksi batu bara ke angka 20,8 hingga 21,9 juta ton, dengan penjualan bisa menyentuh 27,4 juta ton. Kunci dari ekspansi ini ada pada dua tambang baru yang mulai beroperasi: Graha Panca Karsa (GPK) dan Tepian Indah Sukses (TIS). 

Perusahaan juga mempersiapkan tambang Nusa Persada Resources untuk ikut berkontribusi di semester kedua. Untuk mendukung target tersebut, ITMG mengalokasikan belanja modal (capex) sebesar USD65 juta, yang akan digunakan untuk membenahi infrastruktur tambang dan meningkatkan kapasitas pelabuhan Bunyut. 

Langkah ini memperlihatkan keseriusan emiten dalam menjaga kinerja saham ITMG di tengah tekanan harga batu bara dunia.

Tak berhenti di situ, ITMG mulai menunjukkan arah diversifikasi bisnis. Perusahaan menyatakan ketertarikannya masuk ke sektor energi baru dan terbarukan (EBT) serta mineral strategis seperti nikel, bauksit, dan tembaga yang menopang rantai pasok industri kendaraan listrik. 

Jika langkah ini terealisasi, maka ketergantungan terhadap batu bara bisa perlahan dikurangi, membuka peluang baru dari sektor-sektor yang lebih tahan terhadap perubahan kebijakan energi global.

Namun begitu, risiko tetap membayangi. Maybank Sekuritas memproyeksikan bahwa laba bersih ITMG bisa turun tajam 38,3 persen pada akhir 2025 jika harga jual batu bara terus melemah dan biaya produksi meningkat. Selain itu, rencana pemerintah menaikkan tarif royalti batu bara menjadi tekanan tambahan yang perlu dicermati. 

Meski pihak ITMG menyatakan masih menunggu kejelasan final soal regulasi ini, wacana tersebut telah cukup membuat investor berhitung ulang. Dalam konteks ini, dampak kebijakan royalti batu bara terhadap prospek saham ITMG tahun 2025 menjadi salah satu faktor yang wajib dimonitor.

Secara keseluruhan, prospek saham ITMG tetap layak dilirik oleh investor jangka panjang, terutama mereka yang memahami risiko di sektor energi dan tambang. Kombinasi antara efisiensi operasional, diversifikasi mineral strategis, dan penguatan infrastruktur menjadi modal kuat bagi ITMG untuk bertahan di tengah gejolak pasar. 

Namun, untuk tetap relevan di mata investor, perusahaan harus mampu menjawab tantangan harga komoditas yang fluktuatif serta ancaman perubahan regulasi fiskal dari pemerintah. 

Jadi, bagi yang masih bertanya soal potensi pertumbuhan saham ITMG di 2025 dan strategi jangka panjangnya, jawabannya akan sangat tergantung pada kemampuan adaptif perusahaan dalam beberapa kuartal mendatang.(*)

Disclaimer:
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Yunila Wati

Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79