Logo
>

Laba PGAS Tergerus, Strategi Jangka Panjang Jadi Sorotan

Ditulis oleh Syahrianto
Laba PGAS Tergerus, Strategi Jangka Panjang Jadi Sorotan

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Direktur Utama PT Pertamina Gas Negara Tbk (PGAS) atau PGN Arief Setiawan Handoko mengungkapkan penyebab laba bersih pada kuartal II tahun 2024 sebesar USD65 juta, mengalami penurunan signifikan dibandingkan dengan kuartal pertama tahun ini.

    "Penurunan pendapatan yang signifikan dari segmen distribusi menjadi salah satu penyebab utama. Hal ini disebabkan oleh ketidakstabilan pasokan gas, terutama di wilayah Sumatera dan Jawa Barat, yang mengalami under supply akibat natural decline pada Medco Grissik," ujar Arief dalam pernyataan tertulis, dikutip Jumat, 20 September 2024.

    Penurunan pasokan PGN ini, sambung Arief, tidak hanya memengaruhi pendapatan, tetapi juga menciptakan ketidakpastian dalam perencanaan operasional.

    Selain itu, penurunan permintaan selama periode hari raya dan libur di bulan April hingga Mei 2024 juga berkontribusi terhadap menurunnya laba bersih PGAS.

    Ia menuturkan, tradisi liburan di Indonesia sering kali mengakibatkan penurunan konsumsi energi, yang berdampak langsung pada pendapatan perusahaan. Momen-momen seperti ini memang menjadi tantangan bagi perusahaan energi yang harus mengantisipasi fluktuasi permintaan.

    "Selama kuartal kedua, PGAS juga mencatatkan kenaikan dalam beban umum dan administrasi. Hal ini termasuk adanya cadangan kerugian penurunan nilai atas piutang dari Kalimantan Jawa Gas (KJG) terhadap Petronas Carigali Muriah Limited (PCML). Kenaikan ini menambah tekanan pada laba bersih yang sudah tertekan," papar dia.

    Strategi Perusahaan dalam Menghadapi Tantangan

    Meskipun demikian, menghadapi tantangan ini, jelas Arief, PGAS telah mengimplementasikan beberapa strategi. Pertama, perpanjangan kontrak pasokan gas pipa eksisting dan penandatanganan kontrak baru menjadi langkah penting untuk menjaga keberlangsungan pasokan.

    Selain itu, pemanfaatan gas dari wilayah Jawa Bagian Timur yang belum terutilisasi diharapkan dapat membantu menyeimbangkan kebutuhan di Jawa Bagian Barat.

    "Perusahaan juga merencanakan untuk menggunakan pasokan LNG sebagai alternatif untuk mengatasi kekurangan pasokan gas pipa, dengan opsi dari Bontang LNG, Tangguh LNG, dan Donggi Senoro LNG," ungkapnya.

    Langkah-langkah ini, lanjut Arief, menunjukkan upaya serius perusahaan untuk mengelola ketidaksesuaian supply-demand dan tetap mempertahankan kinerja keuangan yang positif meski dalam kondisi yang sulit.

    Dengan begitu, penurunan laba bersih kuartal kedua tahun 2024 disebabkan oleh berbagai faktor yang saling terkait, mulai dari penurunan pendapatan akibat under supply, dampak musiman, hingga kenaikan beban administrasi.

    Meskipun demikian, langkah-langkah strategis yang diambil perusahaan menunjukkan bahwa mereka tetap optimis dalam menghadapi tantangan yang ada.

    Ke depan, keberhasilan implementasi strategi-strategi ini akan menjadi kunci untuk memulihkan dan meningkatkan kinerja keuangan di kuartal-kuartal mendatang.

    Analisis Saham PGAS

    Capaian PT Pertamina Gas Negara Tbk terbaru mampu melampaui proyeksi MNC Sekuritas dan konsensus pasar. Namun demikian, saham PGAS mendapatkan rekomendasi “Hold” dengan target harga IDR1.550 per saham.

    “MNC Sekuritas memberikan potensi kenaikan sebesar 3,68 persen dari harga saat ini. Target harga ini mencerminkan valuasi sebesar 2,48x untuk FY24E dan 2,37x untuk FY25F berdasarkan EV/EBITDA,” tulis dalam riset hariannya, dikutip Kamis, 19 September 2024.

    Valuasi saham saat ini menunjukkan bahwa perusahaan berada dalam posisi yang menarik bagi investor. Dengan Current PE Ratio (Annualised) sebesar 5.86 dan TTM PE Ratio sebesar 6.94, valuasi saham perusahaan terlihat murah jika dibandingkan dengan PE Ratio IHSG yang berada di angka 7.89. Ini mengindikasikan bahwa saham perusahaan ini masih diperdagangkan di bawah rata-rata pasar.

    Meski Forward PE Ratio sedikit lebih tinggi di angka 7.00, ini mencerminkan ekspektasi pertumbuhan perusahaan ke depannya. Selain itu, dengan Earnings Yield (TTM) sebesar 14.42 persen, saham ini menawarkan hasil laba yang menarik, mengindikasikan potensi bahwa saham ini masih undervalued.

    MNC Sekuritas menambahkan, meskipun ada tantangan dalam pasokan gas dan tekanan biaya, PGAS tetap menunjukkan fundamental yang kuat dengan prospek pertumbuhan yang stabil berkat ekspansi infrastruktur dan peningkatan efisiensi operasional.

    “Secara keseluruhan, PGAS berada pada posisi yang baik untuk menghadapi tantangan pasar dan terus berinvestasi dalam pengembangan infrastruktur gas bumi,” tambah riset itu.

    Dari segi kinerja harga saham, peningkatan year-to-date yang signifikan sebesar 30.97 persen menunjukkan adanya optimisme dari pasar terhadap prospek perusahaan. Namun, dalam jangka panjang, saham ini sempat mengalami penurunan signifikan sebesar 31.80 persen dalam 5 tahun terakhir, yang mencerminkan volatilitas harga yang masih perlu diwaspadai.

    Oleh karena itu, dengan fokus pada ekspansi jaringan pipa dan peningkatan kapasitas regasifikasi LNG, perusahaan ini diharapkan dapat mempertahankan kinerja keuangan yang solid dan mendukung pertumbuhan jangka panjangnya. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.