Logo
>

Laba Turun tak Surutkan Emiten Batu Bara ini Beri Dividen

Ditulis oleh Syahrianto
Laba Turun tak Surutkan Emiten Batu Bara ini Beri Dividen

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Emiten batu bara PT Baramulti Suksessarana Tbk (BSSR) siap membagikan dividen final untuk tahun buku 2023 sebesar USD55 juta atau Rp345,15 per saham.

    Pembagian dividen ini telah disetujui berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perseroan pada 24 Juni 2024.

    Cum dividen Baramulti Suksessarana (BSSR) di pasar reguler dan pasar negosiasi akan jatuh pada Selasa, 2 Juli 2024. Sementara itu, ex dividen di pasar reguler dan pasar negosiasi akan jatuh pada 3 Juli 2024. Cum dividen adalah tanggal terakhir bagi investor untuk membeli saham tertentu agar tercatat sebagai investor yang berhak menerima dividen dari emiten.

    Sedangkan ex dividen merupakan tanggal di mana investor sudah tidak mendapatkan hak dividen dari saham yang dibelinya. Daftar pemegang saham yang berhak atas dividen Baramulti Suksessarana (BSSR) akan ditetapkan pada 4 Juli 2024 pukul 16.00 WIB, dan pembayaran dividen akan dilakukan pada 9 Juli 2024.

    Bueno Jurnalis Corporate Secretary BSSR dalam keterangan resmi Kamis, 27 Juni 2024 lalu, menjelaskan bahwa sesuai dengan hasil RUPS Tahunan tanggal 24 Juni 2024  dividen yang dibagikan disepakati sebesar USD0,021 per lembar saham.

     Adapun jadwal pembagian dividen sebagai berikut:

    • Cum Dividen di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi 2 Juli 2024
    • Ex Dividen di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi pada 3 Juli 2024
    • Cum Dividen di Pasar Tunai pada 4 Juli 2024
    • Ex Dividen di Pasar Tunai pada 5 JUli 2024
    • Daftar Pemegang Saham (DPS) yang berhak atas dividen tunai pada 4 Juli 2024
    • Pembayaran Dividen pada 9 Juli 2024

    Kinerja Saham BSSR

    Pada perdagangan 1 Juli 2024, saham BSSR stagnan di Rp4.160. Dalam tiga bulan terakhir, saham ini menguat sebesar 11,83 persen. Jika menggunakan asumsi harga per 1 Juli, maka potensi yield dividen BSSR sekitar 8,29 persen.

    Per 31 Mei 2024, pemegang saham BSSR terdiri dari PT Wahana Sentosa Cemerlang yang menguasai 50 persen saham, Tata Power 26 persen, GS Energy Corporation 9,74 persen, PT GS Global Resources 5 persen, dan masyarakat nonwarkat 9,26 persen.

    Penerima manfaat akhir dari BSSR adalah Ghan Djoe Hiang. Berdasarkan Forbes, kekayaan bersih Ghan Djoe Hiang per 4 April 2023 mencapai USD1 miliar, menjadikannya salah satu wanita terkaya di Indonesia.

    Menurut Forbes, Ghan Djoe Hiang adalah istri mendiang taipan Indonesia Athanasius Tossin Suharya, pendiri grup Baramulti yang bergerak di bidang pertambangan dan perdagangan batu bara. Suharya meninggal dunia pada tahun 2020 di usia 77 tahun.

    BSSR hingga akhir 2023 mencatatkan laba bersih senilai USD162,26 juta atau anjlok 32,2 persen dibanding tahun 2022 yang masih mencapai USD239,89 juta.

    Data Keuangan per 31 Desember 2023 yang mendasari pembagian Dividen adalah sebagai berikut:

    • Laba Bersih yang didapat diatribusikan kepada entitas induk USD162.269.080
    • Saldo Laba Ditahan yang Tidak Dibatasi Penggunaannya USD166.263.336
    • Total Ekuitas USD242.483.460

    Izin Tambang BSSR

    Sementara itu Baramulti Suksessarana tak khawatir atas salah satu tambang perseroan yang berakhir izinnya pada 2027. Tambang BSSR itu berlokasi dekat Ibu Kota Nusantara (IKN).

    Direktur Utama BSSR Widada mengatakan, izin usaha pertambangan (IUP) BSSR memang bakal habis sekitar tiga tahun lalu. Namun, mayoritas lahan tambang itu tidak berada di zona IKN.

    "Sehingga untuk lahan yang masuk daerah IKN akan dimaksimalkan produksinya hingga masa IUP habis," katanya dalam Paparan Publik dikutip Kamis, 27 Juni 2024.

    Sebagai informasi, BSSR memiliki dua tambang, yakni tambang yang dikelola PT Antang Gunung Meratus (AGM) dan tambang BSSR. Tambang AGM di Kabupaten Tapin dan Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan (Kalsel) memproduksi batu bara jenis GAR 6.400, 5.600, dan 4.200.'

    Sementara tambang BSSR berlokasi di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur (Kaltim) memproduksi batu bara GAR 4.000 dan 3.500. Produksi batu bara di tambang ini mencapai 5,5 juta ton, lebih kecil dari tambang AGM 16 juta ton.

    Widada mengungkapkan, perseroan masih memiliki kesempatan untuk memperpanjang IUP satu kali lagi. "Saat ini perseroan baru memperpanjang IUP satu kali atau yang pertama. Ke depannya, perseroan masih melihat perkembangan atas IKN tersebut," tuturnya.

    Widada menambahkan, perseroan juga berencana merevisi Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) karena produksi batu bara tahun ini diperkirakan melebihi target awal 18 juta ton.

    Untuk memenuhi target produksi, kata dia, BSSR mengalokasikan belanja modal USD81 juta dengan komposisi 67 persen untuk pembebasan lahan, 25 persen infrastruktur, dan 8 persen untuk pendukung produksi. "Untuk kuartal I, ketercapaian belanja modal telah tercapai 25 persen dari bujet kuartalan," katanya. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.