Logo
>

Lahan, Properti, dan LRT, Resep Saham BKSL Terbang?

Dengan land bank terbesar nasional, proyek TOD, dan ekspansi properti aktif, saham BKSL dinilai punya ruang menuju harga Rp200.

Ditulis oleh Syahrianto
Lahan, Properti, dan LRT, Resep Saham BKSL Terbang?
Kawasan pusat bisnis dan permukiman PT Sentul City Tbk di Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. (Foto: Dok. Sentul City)

KABARBURSA.COM – Saham PT Sentul City Tbk (BKSL) mencuri perhatian pasar. Per 16 Mei 2025, harga saham BKSL ditutup di level Rp118, terkoreksi 3,28 persen dari hari sebelumnya. Meski demikian, saham ini masih berada dalam tren teknikal jangka menengah yang positif. 

Struktur harga menunjukkan breakout lanjutan yang kuat dengan pola volume yang mendukung dan indikator Moving Average Convergence Divergence (MACD) yang tetap berada di zona positif. Secara teknikal, saham ini telah melewati resistance penting di kisaran Rp103 dan saat ini tengah memasuki fase price discovery, membuka potensi menuju target psikologis selanjutnya di Rp130 hingga Rp140.

Dari sisi teknikal jangka pendek, strategi buy on breakout ideal dilakukan jika harga mampu bertahan di atas Rp120 disertai volume transaksi tinggi. Sementara itu, strategi buy on weakness masih relevan dengan area akumulasi konservatif di kisaran Rp103–110. Target harga jangka pendek berada di Rp130 dan Rp140, dengan batas stop loss pada level Rp105 dan Rp95.

Tiga Hal Utama yang Menjadi Daya Tarik Sentul City (BKSL)


Fundamental dari emiten ini turut memperkuat daya tariknya. Berdasarkan laporan riset dari Samuel Sekuritas Indonesia, BKSL menyandang gelar sebagai pemilik cadangan lahan (land bank) terbesar di Indonesia dengan total luas mencapai 14.543 hektare. Dari jumlah itu, seluas 2.210 hektare telah siap dikembangkan dalam kawasan Sentul City yang memiliki lokasi strategis hanya 50 menit dari kawasan pusat bisnis (CBD) Jakarta. Wilayah ini juga akan semakin terkoneksi dengan proyek Transit Oriented Development (TOD) dan rencana perpanjangan jalur LRT dari Harjamukti ke Bogor.

Tidak hanya itu, lokasi Sentul City juga berada dalam kawasan yang semakin relevan secara politik: salah satu desa di dalamnya, Bojong Koneng, merupakan tempat tinggal Presiden Prabowo Subianto. 

Kehadiran kepala negara di area ini secara tidak langsung memberi dorongan ekspektasi terhadap percepatan pengembangan infrastruktur seperti LRT dan akses tol baru yang akan mendukung nilai properti di sekitarnya.

BKSL juga telah menjalin kemitraan strategis dengan berbagai investor asing seperti AEON, Sumitomo, Panasonic Gobel, Hankyu Hanshin Properties, dan Genting Malaysia Group. AEON Mall telah resmi beroperasi di Sentul, dan proyek apartemen Opus Park hasil kerja sama dengan Sumitomo dan Hankyu telah dimulai sejak 2023. 

Di sisi lain, Genting Group mengelola 152 hektare lahan di kawasan Sumur Batu untuk proyek residensial, komersial, lapangan golf, dan outlet premium.

Valuasi Saham BKSL Masih Diskon 88 Persen


Dari sisi valuasi, saham BKSL saat ini diperdagangkan dengan diskon sekitar 88 persen terhadap nilai RNAV (Revalued Net Asset Value) per saham sebesar Rp726. 

Samuel Sekuritas menetapkan target harga Rp200 per saham, atau setara dengan potensi kenaikan sebesar 125 persen dari harga pasar terkini. Target ini didasarkan pada skenario penyempitan diskon valuasi ke 75 persen.

Kinerja keuangan perusahaan juga memperlihatkan proyeksi yang agresif. Pendapatan diperkirakan tumbuh dari Rp770 miliar pada 2024 menjadi Rp2,76 triliun pada 2025, didorong oleh peningkatan pendapatan pengembangan (development income) hingga 89 persen dari total. Laba bersih diperkirakan melonjak 2.514 persen secara tahunan menjadi Rp706 miliar pada tahun yang sama, dengan net profit margin di kisaran 26 persen.

Dengan proyeksi EPS sebesar Rp4,2 pada 2025 dan price to earnings ratio di kisaran 21 kali, valuasi BKSL masih tergolong murah dibandingkan potensi pertumbuhan laba. Selain itu, leverage perusahaan juga menurun signifikan, dengan net gearing diproyeksi hanya 3,5 persen pada 2025.

Dari sisi pasar, volume perdagangan saham BKSL pada 16 Mei 2025 mencapai 1,7 juta lot dengan nilai transaksi Rp20,3 miliar. 

Harga sempat menyentuh level tertinggi harian Rp123 sebelum ditutup di Rp118. Minat beli masih terlihat kuat di level Rp117 hingga Rp118, sebagaimana tergambar dalam data orderbook terbaru.

Menurut Robertus Yuniardi, analis riset properti dari Samuel Sekuritas Indonesia, kekuatan fundamental BKSL memang ditopang oleh nilai cadangan lahannya yang besar dan prospek monetisasi yang luas. Namun, bukan hanya status land bank king yang mempengaruhi proyeksi target harga. 

“Kunci pergerakan saham BKSL tidak hanya karena luas lahannya, tetapi karena kemampuan mereka mengubah lahan menjadi pendapatan nyata melalui proyek aktif dan kerja sama dengan mitra strategis,” ujar Robertus dalam riset dikutip Jumat, 16 Mei 2025.

Ia menambahkan bahwa percepatan proyek, seperti AEON Mall, Opus Park, dan pengembangan kawasan TOD, akan menjadi katalis utama yang mendekatkan realisasi nilai RNAV ke harga pasar. 

“Potensi naik ke Rp200 lebih banyak ditopang oleh monetisasi dan sentimen infrastruktur, bukan hanya karena status kepemilikan lahan,” tambahnya.

Bagi investor jangka menengah hingga panjang, BKSL menawarkan kombinasi menarik antara kekuatan fundamental, potensi pertumbuhan aset, serta momentum teknikal yang sedang terakselerasi. 

Strategi pemerintah dalam mendorong infrastruktur, konektivitas LRT, dan iklim suku bunga yang stabil dapat menjadi katalis lanjutan dalam beberapa kuartal ke depan. (*) 

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Syahrianto

Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.