Logo
>

Laris Manis Saham Matahari (LPPF), Bersiap Buyback

Ditulis oleh Yunila Wati
Laris Manis Saham Matahari (LPPF), Bersiap Buyback
Gerai Matahari Department Store. Foto: Dok LPPF

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Pergerakan saham PT Matahari Department Store Tbk, dengan kode saham LPPF, menarik untuk diperhatikan. Seminggu Ramadan, saham bergerak naik 3,83 persen pada perdagangan Rabu, 5 Maret 2025. Dan rencananya, emiten yang bergerak pada kebutuhan pakaian ini akan melakukan pembelian saham kembali atau buyback.

    Saham LPPF mencatatkan kenaikan 3,83 persen atau +60 poin ke level Rp1.625 per saham, mencerminkan sentimen positif pasar terhadap emiten ritel ini. Pada perdagangan hari ini, saham LPPF dibuka di level Rp1.650 dan sempat menyentuh harga tertinggi Rp1.650, sebelum akhirnya bergerak ke level terendah Rp1.595. Kapitalisasi pasar perusahaan saat ini mencapai Rp3,67 triliun, memperkuat posisinya sebagai salah satu pemain utama di sektor ritel.

    Dalam setahun terakhir, pergerakan saham LPPF menunjukkan volatilitas yang cukup signifikan, dengan harga tertinggi Rp1.900 dan terendah Rp1.330. Meskipun mengalami fluktuasi, valuasi saham tetap menarik dengan price to earnings ratio (P/E) sebesar 5,50, yang tergolong rendah dibandingkan rata-rata industri. 

    Ini mengindikasikan bahwa saham LPPF masih memiliki potensi kenaikan, terutama jika didukung oleh kinerja keuangan yang solid.

    Daya tarik utama LPPF bagi investor tidak hanya terletak pada fundamentalnya, tetapi juga pada dividen yield yang tinggi, mencapai 12,31 persen. Rasio ini menjadikan LPPF sebagai salah satu emiten dengan tingkat pengembalian dividen terbesar di pasar. 

    Selain itu, rencana perusahaan untuk melakukan buyback saham senilai Rp150 miliar juga menjadi katalis positif yang meningkatkan kepercayaan investor. Buyback ini bertujuan untuk menstabilkan harga saham dan memberikan fleksibilitas lebih dalam pengelolaan modal.

    Dari sisi bisnis, LPPF terus berupaya memperkuat posisinya di industri ritel dengan berbagai strategi ekspansi dan inovasi. Meskipun sektor ritel masih menghadapi tantangan akibat perubahan perilaku konsumen dan persaingan dari platform e-commerce, Matahari tetap menjadi salah satu pemain utama dengan jaringan toko yang luas dan basis pelanggan yang kuat.

    Dengan valuasi yang masih menarik, dividen tinggi, serta strategi buyback saham, prospek saham LPPF ke depan masih cukup menjanjikan. Investor akan terus mencermati langkah-langkah manajemen dalam menjaga pertumbuhan pendapatan serta efisiensi operasional guna mempertahankan daya tariknya di pasar modal.

    Siapkan Dana Buyback Sebesar Rp150 Miliar

    PT Matahari Department Store Tbk. (LPPF) mengumumkan rencana untuk melakukan pembelian kembali saham (buyback) sebanyak-banyaknya 10 persen dari modal disetor penuh. Langkah ini menjadi bagian dari strategi perusahaan dalam mengelola struktur modal secara lebih efisien sekaligus memberikan nilai tambah bagi pemegang saham.

    Dalam keterbukaan informasi yang disampaikan pada Selasa, 4 Maret 2025, manajemen LPPF menjelaskan bahwa buyback akan dilakukan terhadap Saham Seri C dengan alokasi dana maksimal Rp150 miliar. Harga pembelian akan disesuaikan dengan ketentuan peraturan yang berlaku, sehingga tetap berada dalam batasan yang diizinkan oleh otoritas pasar modal.

    Keputusan ini mencerminkan optimisme manajemen terhadap kondisi keuangan perusahaan. LPPF menegaskan bahwa aksi korporasi ini tidak akan berdampak signifikan terhadap pendapatan maupun biaya operasional perusahaan. Dengan kondisi modal kerja yang kuat, LPPF tetap yakin bahwa kegiatan usaha dan operasional akan berjalan seperti biasa meskipun proses buyback berlangsung.

    Dari segi pendanaan, buyback ini akan menggunakan dana internal perusahaan tanpa mengandalkan hasil dari penawaran umum, pinjaman, atau sumber utang lainnya. Manajemen memastikan bahwa langkah ini tidak akan mengganggu kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya di masa depan.

    Untuk merealisasikan rencana ini, LPPF akan meminta persetujuan dari pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang dijadwalkan pada 10 April 2025. Jika mendapat lampu hijau, pembelian kembali saham akan berlangsung dalam jangka waktu maksimal 12 bulan, baik melalui mekanisme perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) maupun transaksi di luar bursa.

    Buyback saham sering kali menjadi strategi korporasi untuk meningkatkan nilai saham di pasar dan menunjukkan kepercayaan manajemen terhadap prospek bisnis jangka panjang. Dengan aksi ini, LPPF berharap dapat memberikan fleksibilitas lebih besar dalam pengelolaan modal serta menjaga stabilitas harga saham di tengah dinamika pasar modal yang terus berkembang.

    Strategi LPPF Hadapi Disrupsi Digital dan Efisiensi Bisnis

    Kinerja keuangan PT Matahari Department Store Tbk. (LPPF) hingga September 2024 mencerminkan tantangan yang dihadapi industri ritel konvensional dalam menghadapi perubahan perilaku konsumen akibat disrupsi digital. 

    Penjualan perseroan tercatat mengalami sedikit penurunan 1,4 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp9,47 triliun, sementara laba bersih mengalami kontraksi 1,3 persen yoy menjadi Rp622 miliar. Meski demikian, perusahaan berhasil menjaga net profit margin (NPM) tetap stabil di level 6,6 persen, menunjukkan bahwa efisiensi operasional masih menjadi prioritas utama.

    Salah satu langkah yang ditempuh LPPF untuk menyesuaikan diri dengan perubahan lanskap industri adalah menutup gerai yang kurang produktif. Hingga akhir September 2024, jumlah gerai telah berkurang dari 154 unit menjadi 147 unit, dan diproyeksikan akan berkurang lebih lanjut menjadi 141 unit pada akhir tahun. 

    Penyesuaian ini tidak hanya bertujuan untuk mengurangi beban operasional, tetapi juga untuk mengalokasikan sumber daya secara lebih strategis ke gerai-gerai yang memiliki potensi pertumbuhan lebih tinggi.

    Seiring dengan penutupan gerai, efisiensi tenaga kerja juga menjadi bagian dari strategi perusahaan. Jumlah karyawan LPPF berkurang dari 9.092 orang pada September 2023 menjadi 8.335 orang pada akhir kuartal III 2024. 

    Pengurangan ini dilakukan guna menyesuaikan struktur organisasi dengan kebutuhan bisnis yang semakin mengarah ke digitalisasi dan efisiensi.

    Untuk menjaga daya saing di tengah maraknya platform e-commerce dan marketplace, LPPF tidak hanya melakukan efisiensi tetapi juga melakukan transformasi bisnis. Salah satu strategi utama yang diusung adalah penguatan konsep omni channel, di mana integrasi antara toko fisik dan platform digital semakin diperkuat guna memberikan pengalaman belanja yang lebih fleksibel bagi konsumen. 

    Selain itu, perusahaan juga melakukan renovasi gerai agar lebih modern serta menjalankan strategi re-branding untuk menyesuaikan diri dengan tren konsumsi yang terus berkembang.

    Meskipun menghadapi berbagai tantangan, langkah-langkah strategis yang diambil LPPF menunjukkan komitmen perusahaan dalam mempertahankan posisinya sebagai salah satu pemain utama di industri ritel. Keberhasilan dalam menyeimbangkan efisiensi operasional dan inovasi digital akan menjadi faktor kunci dalam menentukan pertumbuhan perusahaan di masa depan.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79